Masa Depan Penuh Pengampunan

Minggu, 31 Januari 2021

Masa Depan Penuh Pengampunan

Baca: Roma 12:9-21

12:9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.

12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.

12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

12:13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!

12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!

12:15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!

12:16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!

12:17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!

12:18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!

12:19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.

12:20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.

12:21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!

 

Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan! —Roma 12:21

Masa Depan Penuh Pengampunan

Pada tahun 1994, negara Afrika Selatan, yang bertransisi dari pemerintahan bersistem apartheid (pemisahan berdasarkan ras) kepada demokrasi, menghadapi pertanyaan sulit tentang penuntasan kasus kejahatan yang dilakukan di masa silam. Para pemimpin tidak dapat mengabaikannya, tetapi menjatuhkan hukuman keras terhadap para pelakunya berisiko memperparah luka bangsa. Dalam buku No Future Without Forgiveness (Tiada Masa Depan Tanpa Pengampunan), Uskup Agung Desmond Tutu berkata, “Kita bisa saja menegakkan . . . keadilan pidana, tetapi Afrika Selatan akan hancur lebur.”

Dengan membentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, negara demokrasi baru itu memilih jalan yang panjang dan sulit untuk mengupayakan kebenaran, keadilan, dan belas kasihan. Mereka yang bersalah dalam tindak kejahatan mendapat tawaran untuk dipulihkan—asalkan mereka bersedia mengakui kejahatannya dan mengganti rugi. Hanya dengan berani menghadapi kebenaran itulah luka-luka bangsa tersebut dapat disembuhkan.

Bisa dikatakan bahwa dilema yang dihadapi Afrika Selatan tersebut mencerminkan pergumulan yang juga dihadapi oleh kita semua. Kita dipanggil untuk berlaku adil dan mengamalkan cinta kasih (Mi. 6:8 BIS), tetapi cinta kasih sering disalahartikan sebagai melepaskan tanggung jawab, sementara upaya menuntut keadilan dapat menyimpang menjadi tindakan membalas dendam.

Satu-satunya jalan bagi kita untuk melangkah maju adalah dengan menerapkan kasih yang tidak hanya “[menjauhi] yang jahat” (Rm. 12:9), tetapi juga merindukan perubahan dan kebaikan bagi “sesama” kita (13:10). Oleh kuasa Roh Kristus, kita dapat belajar apa artinya memiliki masa depan yang mengalahkan kejahatan dengan kebaikan (12:21). —Monica La Rose

WAWASAN
Ciri yang sangat menonjol dari surat-surat Paulus adalah di dalamnya terkandung doktrin Alkitab (pengajaran iman) sekaligus petunjuk hidup sehari-hari. Setelah menjelaskan apa Injil dalam Roma 1-11, di pasal 12-16 Paulus menerapkannya dalam hubungan sehari-hari orang percaya, termasuk hubungan dengan Allah (12:1-2), dengan saudara-saudari seiman (ay.3-21), pemerintah (13:1-7), masyarakat (ay.8-14), mereka yang lemah imannya (14:1-15:3), dan rekan kerja (pasal 16). Penekanan yang diberikan Paulus secara menyeluruh dalam kelima pasal tersebut adalah pentingnya kasih seperti Kristus dalam kehidupan orang percaya (12:9-10; 13:8-10; 14:15), karena “kasih adalah kegenapan hukum Taurat” (13:10). Perikop hari ini, Roma 12:9-21, mungkin terlihat seperti kumpulan perkataan yang tidak saling berhubungan, tetapi sebenarnya Paulus masih berbicara tentang kasih yang mencerminkan Yesus. Mengasihi musuh (ay.14-21) merupakan indikasi kehadiran sekaligus ungkapan nyata dari kasih yang radikal tersebut (Matius 5:43-48). —K.T. Sim

Kapan kamu pernah menyaksikan belas kasihan dan cinta kasih dilemahkan supaya ketidakadilan menang? Kapan kamu melihat baik keadilan maupun belas kasihan benar-benar dijunjung tinggi?

Allah yang Maha Pengasih, ketika penderitaan dan ketidakadilan di sekelilingku membuatku sedih, tolonglah aku tetap meyakini kasih dan kuasa-Mu yang sanggup mengubah dan menyembuhkan. Pakailah aku untuk menyebarkan keadilan, belas kasihan, dan cinta kasih-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 25-26; Matius 20:17-34

Bagikan Konten Ini
30 replies
  1. Rohani Lumbantoruan
    Rohani Lumbantoruan says:

    Tuhan jika masih boleh aku meminta, tolong sedahi penderitaan nancy dari sakitnya, tolong angkat penyakit nya, bebaskan dia Tuhan. aku percaya hanya padamu. amin

  2. Arisman Hulu
    Arisman Hulu says:

    Allah yang Maha Pengasih, ketika penderitaan dan ketidakadilan di sekelilingku membuatku sedih, tolonglah aku tetap meyakini kasih dan kuasa-Mu yang sanggup mengubah dan menyembuhkan. Pakailah aku untuk menyebarkan keadilan, belas kasihan, dan cinta kasih-Mu. Amin

  3. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan orang-orang disekitar dan tolong yang terkena bencana ya Tuhan, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *