Berlebihan dalam Bekerja

Jumat, 29 Januari 2021

Berlebihan dalam Bekerja

Baca: Ulangan 5:12-15

5:12 Tetaplah ingat dan kuduskanlah hari Sabat, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.

5:13 Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,

5:14 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau hewanmu yang manapun, atau orang asing yang di tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan berhenti seperti engkau juga.

5:15 Sebab haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat.

 

Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu. —Ulangan 5:13-14

Berlebihan dalam Bekerja

Sebuah toko bangunan dekat rumah saya menyediakan sebuah tombol besar berwarna hijau di salah satu bagiannya. Jika tidak ada pegawai toko di situ, kamu cukup menekan tombol tersebut, dan penghitung waktu pun menyala. Jika tidak ada pegawai yang melayanimu dalam waktu satu menit, kamu akan mendapat potongan harga untuk barang-barang yang kamu beli.

Bagi pelanggan hal itu sangat menyenangkan, karena mereka dapat memperoleh layanan yang cepat. Namun, tuntutan layanan cepat itu sering kali membawa kesulitan bagi pihak pemberi layanan. Saat ini, banyak dari kita merasa diburu-buru, bekerja hingga larut malam, memeriksa surat elektronik berulang kali dalam satu hari, dan didesak untuk memenuhi tenggat yang semakin ketat. Taktik layanan cepat bagi kepuasan pelanggan tersebut telah merasuki segala segi kehidupan kita hingga tercipta budaya serba tergesa-gesa.

Ketika Allah memerintahkan orang-orang Israel untuk merayakan hari Sabat, Dia menambahkan satu alasan penting: “Haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di tanah Mesir” (Ul. 5:15). Di sana mereka dipaksa bekerja keras tanpa henti di bawah tenggat yang luar biasa ketat dari Firaun (Kel. 5:6-9). Sekarang, setelah dimerdekakan, mereka harus mengambil waktu sehari penuh setiap minggu untuk memastikan bahwa mereka, dan orang-orang yang melayani mereka, dapat beristirahat (Ul. 5:14). Allah ingin memastikan agar tidak ada orang-orang yang tumbang karena terlalu berlebihan dalam bekerja.

Seberapa sering kamu bekerja sampai hampir tumbang karena kelelahan kerja atau menjadi tidak sabar terhadap orang-orang yang membuatmu menunggu? Izinkan dirimu sendiri, dan orang lain, beristirahat. Budaya terburu-buru adalah cara Firaun, bukan cara Allah. —Sheridan Voysey

WAWASAN
Ketika Musa mengajarkan perintah Allah dalam Ulangan 5, hal tersebut merupakan “ulangan” dari Sepuluh Perintah Allah yang pertama kali diberikan dalam Keluaran 20. Kitab Ulangan bahkan berarti “hukum kedua” karena inilah kali kedua Musa mengajarkan hukum itu kepada bangsanya. Namun, jika kita membandingkan Sepuluh Perintah Allah dalam Keluaran 20 dan Ulangan 5, kita melihat beberapa perbedaan tipis. Misalnya, perintah untuk menguduskan hari Sabat dalam Ulangan 5:12-15 didasarkan atas tindakan penebusan Allah ketika Dia menyelamatkan orang-orang Israel dari perbudakan di Mesir (ay.15), tetapi perintah dalam Keluaran 20:8-11 didasarkan atas perhentian Allah dari karya penciptaan-Nya pada hari ketujuh (ay.11). Bila kedua perikop itu disatukan, kita melihat bahwa tujuan penciptaan dan penebusan Allah adalah peristirahatan dan kelegaan kita. Hal itu mencapai puncaknya dalam perkataan Yesus, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11:28). —Con Campbell

Bagaimana kamu dapat menahan diri untuk tidak terlalu berlebihan dalam bekerja? Maukah kamu berusaha lebih sabar terhadap orang-orang yang membuatmu menunggu?

Ya Tuhanku yang menciptakan hari Sabat, terima kasih karena Engkau memerintahkanku untuk beristirahat supaya aku dapat kembali menjadi diriku yang seutuhnya.

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 21-22; Matius 19

Bagikan Konten Ini
40 replies
  1. Melda Sibarani
    Melda Sibarani says:

    makasih buat renungannya. cukup mengoreksi ataupun mengevaluasi diri yg setiap hrnya digunaka bekerja. 🙏

  2. Ape Silitonga
    Ape Silitonga says:

    Bapa kami yang di sorga terima kasih karena Bapa telah memberikan kami waktu untuk beristirahat.ajari kami untuk selalu meluangkan waktu bersyukur dan menyembahMu.amin

  3. George C
    George C says:

    Ya Tuhanku yang menciptakan hari Sabat, terima kasih karena Engkau memerintahkanku untuk beristirahat supaya aku dapat kembali menjadi diriku yang seutuhnya . Dan biarlah aku bisa tetap dijalan mu yang teguh dan selalu percaya kepada mu ditengah kesibukan yg aku jalani . Dan biarlah aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan selalu mengandalkan mu . Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *