Tiada Kemewahan, Hanya Kemuliaan

Rabu, 23 Desember 2020

Tiada Kemewahan, Hanya Kemuliaan

Baca: Yesaya 53:1-9

53:1 Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?

53:2 Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.

53:3 Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.

53:4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.

53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

53:6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.

53:7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

53:8 Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.

53:9 Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.

Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau. —Mazmur 63:4

Tiada Kemewahan, Hanya Kemuliaan

Hari itu, saat melihat dekorasi Natal kami yang dipenuhi hiasan-hiasan Natal yang dibuat sendiri oleh anak lelaki saya, Xavier, dan aneka ragam pernak-pernik buatan neneknya, ada perasaan tidak puas dalam diri saya. Saya tidak mengerti alasannya, karena sebelumnya saya selalu menghargai kreativitas dan kenangan yang melekat pada setiap hiasan tersebut. Lalu, mengapa ketika melihat dekorasi Natal di toko-toko, saya justru menginginkan pohon Natal dengan hiasan lampu-lampu indah yang serasi, ornamen bola-bola yang berkilauan, dan pita-pita dari kain satin?

Ketika saya berpaling dari dekorasi Natal kami yang sederhana, tanpa sengaja mata saya memperhatikan sebuah ornamen merah berbentuk hati dengan tulisan sederhana tercantum di atasnya—Yesus, Juruselamatku. Bagaimana mungkin saya telah lupa bahwa keluarga saya dan pengharapan yang saya miliki di dalam Kristus adalah alasan saya senang merayakan Natal? Pohon kami yang sederhana memang tidak seindah pohon-pohon di etalase toko, tetapi kasih yang ada di balik setiap hiasan itulah yang membuatnya indah.

Seperti pohon kami yang sederhana, Sang Mesias juga sama sekali jauh dari sosok yang dinantikan dunia (Yes. 53:2). Yesus “dihina dan dihindari orang” (ay.3). Meski demikian, untuk menunjukkan kasih-Nya yang luar biasa, Dia tetap memilih untuk “tertikam oleh karena pemberontakan kita” (ay.5). Dia dihukum supaya kita diselamatkan (ay.5). Tidak ada yang lebih indah daripada itu.

Dengan hati yang kembali bersyukur untuk dekorasi Natal kami yang tidak sempurna dan Juruselamat yang sempurna, saya berhenti merindukan kemewahan dan mulai memuji Allah untuk kasih-Nya yang mulia. Hiasan yang berkilau tidak akan pernah bisa menandingi indahnya karunia pengorbanan-Nya—Yesus Kristus. —Xochitl Dixon

WAWASAN
Kitab Yesaya adalah suatu penglihatan yang diberikan Allah dan dicatat oleh nabi Yesaya (1:1), yang namanya berarti “Yahweh adalah keselamatan.” Yesaya melayani di Yehuda selama pemerintahan Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia (1:1) dari sekitar tahun 740 sampai 680 SM. Agaknya ia tinggal di Yerusalem (7:1-3), anak Amos (1:1), menikah dengan seorang nabiah (8:3 TL), dan mempunyai dua anak yang diberi nama simbolis (7:3; 8:3). Tema pusat kitab Yesaya adalah Allah, yang melakukan segala sesuatu oleh karena Allah sendiri (48:11). Inti pesan Yesaya adalah maksud Allah yang penuh kasih karunia bagi orang-orang berdosa, seperti terlihat dalam bacaan kita hari ini dan di bagian-bagian lain dari Alkitab. —Alyson Kieda

Bagaimana kamu dapat menjadikan pujian kepada Tuhan Yesus sebagai bagian dari perayaan Natal yang kamu lakukan? Apakah arti pengorbanan-Nya di salib bagimu?

Allah yang penuh kasih, tolonglah aku untuk mampu melihat indahnya kasih yang tecermin lewat pengorbanan-Mu yang besar.

Bacaan Alkitab Setahun: Bacaan Untuk SetahunNahum 1-3; Wahyu 14

Bagikan Konten Ini
22 replies
  1. Erni
    Erni says:

    Tuhan lindungi kami sekeluarga. Bebas kan kami dari segala penyakit. Bungkus lah kami dengan darah roh kudus Mu. Amin

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta tolong kami, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

  3. Sindhu
    Sindhu says:

    Yesus tekun menanggung selalu penderitaan dan tekanan hingga di kayu salib. Penuh dng pesan & misi bagi qta, spt qta diselamatkan. Tq Lord. Praise the Lord

  4. George C
    George C says:

    aku diingatkan ya tuhan untuk aku selalu bersyukur akan kasih karunia mu dan pengorbanan mu di kayu salib biarlah aku ingat selalu bahwa kemewahan yg sesungguhnya adalah pengorbanan mu di atas kayu salib dan biarlah aku selalu bisa memuliakan dan memuji nama mu saja ya Tuhan . Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *