Takut? Jangan!
Hari ke-1 | 7 Hari Renungan Persiapan Natal, “Lebih dari Sekadar Perayaan”
Baca: Matius 1:18-25
1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”
1:22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:
1:23 “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel ” –yang berarti: Allah menyertai kita.
1:24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,
1:25 tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Satu malam sebelum aku menyelesaikan renungan ini, aku harus merasakan situasi yang tidak enak, yaitu berhadapan dengan fobiaku. Entah karena musim penghujan yang mulai sering mengguyur kotaku atau karena berbagai hewan antah-berantah keluar dari habitatnya dan kerap kita lihat, tetapi mengapa malam itu harus ada ular yang melingkar di sudut ruang kamarku! Aku sangat-sangat-sangat fobia dengan ular. Sejak kecil jika melihat ada ular di tanah lapang, sontak aku lari dengan cepat. Di usia 17 tahun pun, ketika ada ular yang tiba-tiba jatuh di dekatku dan guru les bahasa Inggrisku, aku langsung loncat dan meminta dia berada di depanku,agak bodo amat dengan genderku pria dan guru lesku wanita; untuk satu hal ini aku emang pengecut.
Setelah merenung, ternyata aku punya fobia lain selain ular. Aku pernah memiliki fobia berada dalam kerumunan banyak orang yang membuat badan mual dan kepala pusing. Aku punya fobia akan ketinggian, yang membuat aku agak anti terhadap beberapa wahana permainan. Menilik Merriam Webster, fobia dipahami sebagai sebuah hal yang nampak berlebihan, disebabkan oleh ketakutan akan satu atau banyak objek, atau situasi, yang tidak bisa dijelaskan dan tidak logis. Bagi “Panji Sang Petualang” ular adalah sahabatnya, atau bagi atlet parkour, berada di tempat tinggi adalah kebahagiaan, dan ketakutanku mungkin dianggap tidak logis.
Tapi aku cukup yakin, sebagian dari kita juga memiliki fobia, entah sama atau berbeda dengan fobia yang kumiliki. Dengan mengambil pemahaman fobia sebagai ketakutan yang berlebih, kita bisa melihat banyak fobia-fobia baru bermunculan di tahun 2020 yang diwarnai dengan pandemi: fobia akan kondisi kesehatan yang menurun, fobia berkunjung ke rumah sakit atau tempat fasilitas kesehatan lainnya, fobia akan kondisi ekonomi-sosial-politik yang tidak stabil, fobia berada dalam kondisi yang padat orang, dan banyak fobia lainnya.
Kalau kita merunut Natal kembali ke asal mulanya, suasana kelahiran Kristus di dunia juga jauh dari ingar bingar, kemeriahan dan gemerlap ala pusat perbelanjaan di abad 21; kelahiran Yesus penuh dengan suasana kegelapan. Penulis kitab Matius mencatat kondisi ketakutan yang dirasakan oleh Yusuf. Ia berada dalam situasi yang kompleks. Yusuf mengetahui Maria sedang hamil di luar persetubuhan dengannya. Sebagai orang Yahudi, Yusuf berhak membatalkan pernikahannya, bahkan menghukumnya, karena Yusuf tidak punya tanggung jawab atas bayi yang dikandung Maria. Secara logika manusiawi (terlebih logika patriarki yang memprioritaskan laki-laki), tetap menikahi Maria adalah sebuah kerugian. Mungkin kekhawatiran juga ada di benak Yusuf: apakah Maria bukan perempuan baik sehingga berzina, apakah nanti anak dari Maria dapat dididik dengan ajaran Yahudi, apakah keluarganya kelak dapat hidup seturut ajaran Allah?
Dalam kondisi pelik Yusuf, di mana menceraikan Maria adalah sebuah keputusan terbaik, sosok Ilahi hadir dalam rupa malaikat Tuhan. Melalui mimpi, sosok tersebut menyatakan “jangan takut” atau dalam bahasa Yunani “μὴ φοβηθῇς” (baca: me phobethes). Kata “φοβηθῇς” ini pun diserap dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia yang kita kenal dengan “fobia”. Malaikat Tuhan menyampaikan agar Yusuf meninggalkan segala ketakutannya untuk memperistri Maria karena anak yang dikandungnya berasal dari Roh Kudus. Roh Kudus, Roh (dengan huruf besar), Roh Tuhan atau Roh Allah, telah hadir sejak manusia memahami penciptaan (Kej 1:2), memberi kuasa dan tuntunan kepada pemimpin Israel, Musa dan tujuh puluh dua pemimpin yang dipilih untuk membantunya (Bil 11:24-30), Gideon (Hak 6:34), Raja Daud (2 Sam 23:1-4) dan para nabi. Roh Kuduslah yang mampu membuat banyak hal yang nampak bagi manusia tidak mungkin, dapat terjadi.
Setelah menguatkan Yusuf dalam ketakutannya, malaikat juga memberikan perintah kepadanya untuk menamai anak tersebut “Yesus”. Nama “Yesus” berasal dari bahasa Ibrani “Yoshua” (Aram: “Yeshua”) yang berarti “Tuhan Menyelamatkan”. Keselamatan yang diberikan oleh Yesus, bukan keselamatan dari penjajahan Romawi, melainkan menyelamatkan dari dosa. Hal ini mengganti konsep yang dipahami dalam Perjanjian Lama dalam penebusan dosa, di mana bangsa Israel, melalui para Imam, membawa kurban bakaran, demi penghapusan dosa, yang bersifat temporal (Imamat 7:1-10).
Sang malaikat pun menegaskan akan kelahiran bayi kudus tersebut sebagai Imanuel, yang berarti Allah beserta kita. Kehadiran Yesus merupakan wujud nyata Allah yang turut hidup di tengah-tengah manusia, ikut merasakan kesulitan dan tantangan yang ada di dunia, turut serta menderita sebagai manusia, yang turut berjuang merespons ketakutan dalam kehidupan. Dengan kehadiran Yesus di dunia, seharusnya kita pun sadar bahwa Allah turut bekerja bersama kita merespons segala fobia yang kita gumulkan.
Memiliki ketakutan merupakan hal yang wajar dan manusiawi. Namun, bagaimana kita merespons ketakutan tersebut adalah hal yang penting. Ketika melihat ular, tentu awalnya aku sangat panik, tapi akan sangat bodoh jika aku terus menerus terdiam, maka aku perlu mengolah ketakutanku dengan membuangnya jauh-jauh. Kita pun perlu mengolah ketakutan yang hadir di kehidupan kita, kita perlu bergerak dari situasi rumit di hidup kita yang membuat kita cemas. Sadari bahwa Kristus turut berjuang bersama kita mengalahkan segala ketakutan dan menghadirkan kasih sukacita dalam hidup kita.
Pertanyaan refleksi:
1. Ambil waktu teduh, dan tanyakan pada dirimu, apa yang menjadi ketakutanmu saat ini? Akui dan ungkapkan hal tersebut pada Tuhan.
2. Tanyakan pada diri kita, apakah kita sudah cukup memekakan diri akan kehadiran Tuhan dalam ketakutan kita, atau kita justru mengabaikan-Nya?
3. Dalam segala kekuatiranmu, maukah kamu berserah kepada Tuhan, menerima kehadiran-Nya dalam hidup kita, dan ikut berjuang melawan ketakutan kita?
Bagikan jawaban atas perenunganmu ini di kolom komentar. Kiranya jawaban sobat muda dapat menjadi inspirasi dan berkat bagi orang lain.
Tentang Penulis:
Ari Setiawan, Yogyakarta | Merupakan lulusan Ilmu Komunikasi UK Petra. Sedang dan terus bergumul akan panggilan Tuhan dalam hidup, berjuang juga untuk mengalahkan ketakutan akan kehidupan. Aktif menulis di WarungSaTeKaMu, Ignite GKI dan merupakan head producer dari podcast Ignite GKI. Berharap dapat menjadi penggerak bagi anak muda Kristen untuk menjadi berkat bagi bangsa dan dunia dalam berbagai aspek kemampuan.
amen
aminn â¤ï¸
Syalom! Puji Tuhan, memang luar biasa Tuhan Yesus dengan segala cara”nya dan mukjizatnya yang ajaib di kehidupan kita. Renungan ini merupakan sebuah cahaya baru yang luar biasa untuk mengalahkan ketakutan” dan kegundahan saya.
Saya seorang laki” berusia 27 tahun yang masih berjuang untuk menyelesaikan studi S2 saya (mohon Doa untuk kelancaran Thesis saya ya saudaraku sekalian).
Calon istri saya berusia 23 tahun, dan baru saja lulus segala persyaratan untuk melamar kerja sebagai seorang tenaga medis, Puji Tuhan.
Kami berdua sedang berjuang untuk memulai bersama dari nol untuk mempersiapkan masa depan yang baik untuk kami kedepannya.
Percaya atau tidak, kehadiran calon istriku didalam hidupku adalah jawaban dari Doaku. Di suatu malam 3 bulan lalu, aku bertanya pada Tuhan : “Tuhan, aku butuh teman hidup. Siapakah jodohku ya Tuhan?”.
Tiba-tiba, besoknya, tak diduga ternyata ada yang chat whatsapp menanyakan kabarku yang sedang merantau. Ternyata itu “dia” (calon istriku sekarang).
(FYI, kami berasal dari satu Gereja yang sama di kota kami, kami sudah saling mengenal kurang lebih 5 tahun).
Dia menanyakan kabarku, serta memberi warning untuk tetap stay safe berhubung kota tempatku merantau sedang zona hitam Covid-19 kemarin itu. Aku tersentak. Aku bertanya lagi : “diakah jodohku, Tuhan?”. Kemudian, tanpa basa-basi aku bertanya kepada dia : “aku mau serius dengan kamu. Kamu mau nikah ngga sama aku?”. Tanpa diduga, setelah berpikir sesaat, dia mengiyakan ajakanku! Luar biasa!! Perasaanku bercampur aduk. Bahagia, terkejut, antusias bercampur jadi satu.
Tapi sering terselip rasa khawatir. Aku masih belum menyelesaikan studi S2 ku dan belum punya pekerjaan tetap. Sering aku bertanya bagaimana masa depan kami?
Kami sering berdiskusi tentang hal ini. Dan dari awal kami berhubungan, dia mengajakku untuk selalu ber Doa Syafaat bersama setiap malam lewat video call. Puji Tuhan, aku yang dulu hampir tak pernah berdoa, sekarang setiap malam selalu kami tutup dengan Doa Syafaat bersama. Dan Puji Tuhan, dirinya juga yang mengenalkan aku kepada Saat Teduh harian di “warungsatekamu” ini 🤗
Di setiap Doa kami, tak jarang aku menangis. Memohon ampun pada Tuhan Yesus, atas segala dosa”ku baik sengaja maupun tak disengaja. Aku merasa lemah dan tidak tahu harus bagaimana. Aku merasa rendah diri. Aku belum selesai studi S2 ku dan belum punya pekerjaan tetap. Tapi calon istriku selalu bilang “Tuhan Yesus luar biasa, kenapa kita harus takut?”. Dia juga yang mengingatkan selalu: “kita kerjakan bagian kita ya sayang, selanjutnya kita serahkan kepada Tuhan lewat Doa-Doa kita”.
Ya, dengan segala kerendahan hati, aku si manusia penuh dosa ini memohon pengampunan Tuhan Yesus setiap hari. Dan dengan segala kerendahan hati juga, kami bawa satu per satu pergumulan hidup kami kedalam Doa Syafaat malam kami setiap hari.
Kalian tau? Aku, si manusia berdosa ini pun ternyata disayang Tuhan Yesus. Dengan cara”Nya yang luar biasa, Tuhan Yesus menjawab satu per satu Doa kami!
Mulai dari calon istriku yang sudah lulus ujian kompetensi tenaga medisnya, Puji Tuhan!!
Dan aku yang akhirnya sudah disetujui untuk seminar proposal Thesis ku, Puji Tuhan!!
Tetap setiap hari kami masih selalu membawa segala pergumulan hidup dan rencana” kami kedepannya, dalam Doa Syafaat kami setiap malamnya. Dan kami berkomitmen, Doa Syafaat bersama ini mudah”an bisa kami teruskan hingga sudah berkeluarga nanti, bahkan bersama anak kami (kalau Tuhan sudah memberikan berkat Anak ditengah” kami berdua) Aminnn 🙏🏻
Satu yang ingin saya tekankan disini : “Percayalah dan Berserahlah”. Kami berdua adalah saksi hidup bahwa Tuhan Yesus kita luar biasa! Dengan cara”Nya yang ajaib, Ia selalu melindungi, menjagai, dan juga mendengarkan serta menjawab Doa” kita, yang kita minta dengan segala kerendahan hati.
Ingat, tanpa Tuhan Yesus kita bukan siapa-siapa. Saya berharap kisah kami ini menjadi pencerahan untuk semua orang maupun pasangan diluar sana yang masih berjuang. Jangan takut, serahkan segala kekuatiranmu kepada Tuhan Yesus, niscaya engkau akan takjub dengan KuasaNya didalam hidupmu.
Terpujilah Tuhan Allah kini dan selama-lamanya!!
Syalom, Tuhan Yesus Memberkati kita semua 😇🙏🏻 (m&d).
Saat ini yang menjadi ketakutan terbesar saya adalah dinyatakan positif corona. Sehingga disetiap doa yang saya lakukan, saya pasti meminta dijauhkan dari corona tersebut. Dikala situasi saat ini penuh dengan ketidakpastian saya sadar satu-satunya yang dapat menolong saya adalah Tuhan Yesus. Dia lah dokter dari segala dokter ketika saya mau berserah dan hanya mengandalkan Dia sebagai penolong saya.
Ketakutan yang sering muncul dalam diriku biasanya ketakutan2 yg tdk wajar memikirkan masa depan. Pikiran2 negatif yg menghantui, padahal belum tentu itu yg terjadi.
Terkadang peka, terkadang tidak menyadari kedaulatan Tuhan. Tergantung relasi pribadi yg aku bangun bersamaNya. Sehingga aku selalu mengusahakan relasi yg benar agar ketika ketakutan itu dtg, aku bisa selalu ingat janji Tuhan.
Tentu aku mau untuk selalu berserah kepada Tuhan! Tuhan sayang denganku dan aku tau, Dialah satu2nya yang selalu mengusahakan kehidupan yg terbaik untukku (meskipun aku harus memikul salibNya di dunia).
Terimakasih utk perenungan hari ini!! Mengingatkanku pada Kristus dan semakin mengarahkan pandanganku padaNya dibandingkan pd ketakutan2ku.
Jesus bless us😇
1. Nilai Akhir semester apakah masih mencapai standar atau tidak.
2. Seringkali mengabaikan Tuhan dan bekerja tanpa mengandalkan Tuhan
3. Mau, saya mau berserah kepada Tuhan, menerima kehadirannya dalam hidup saya.
halleluya ðŸ™
renungan ini memberikan kekuatan dlm hidup saya
hampir sama seperti penulis, saya takut ular dan merasa panik saat di tengah kerumunan orng, tapi mulai skrng, saya mau serahkan dan melawan semua pobia ke tangan kuasa Tuhan, amin.
Tuhan yang Ajaib lahir di dunia untuk menebus dosa manusia. Engkau Tuhan Yesus yang baik. Terima kasih Tuhan Yesus atas segala Anugrah yang Kau limpahkan pada kami. Amin
Yang mnjadi ketakutan terbesarku saat ini adalah hal-hal kekhawatiran masa depan, ketakutan bagaimana kalo saya salah mengambil keputusan memilih pasangan hidup dan siapa yg akan jdi pasangan hidupku, aku selalu minta tuntunan Tuhan tetapi aku masih bergumul bagaimana penyerahan diri yg benar dan sesungguhnya, Aku sungguh ingin benar2 merasakan penyerahan diri kepadaNya, bahwa aku sungguh membutuhkan campur tangan-Nya dan tidak mengandalkan kekuatan sendiri.
1. saya akui kepadamu Tuhan, sering hamba merasakan ketakutan2 yg timbul karena suatu kondisi tergesa2, ketakutan akan hal2 yg akan trrjadi seperti takut di bicarakan yg jelek, phobia akab hal2yg cenderung negatif trrjadi pada diri saya.
2. ya saya kurang cukup, bahkan kadang mengabaikan kehadiran Tuhan utk menghadapi ketakutan saya.
3. saya mau berserah supaya Tuhan Yesus ikut terlibat dalam menghadapi ketakutan dan memberi kekuatan kepada saya…amin Tuhan Yesus….ampuni hamba dan Hadirlah..!
Shalom, saya juga punya fobia yang sangat banyak salah satunya takut pada jurang yang mungkin kedalamannya hanya 3 meter lebih, sebab saya pernah masuk jurang saat membawa motor yang membuat dagu saya pecah dan badan terkilir. Dari saat itu juga saya takut setiap melewati jembatan dan hal hal yang ada di ketinggian. Saya juga fobia di banyak orang, saya ingat pertama kali saya kuliah umum banyak sekali orang didalam gedung, hal itu membuat pusing dan mual. Saat pulang dari kuliah umum sayang langsung lemas dan pingsan. Banyak fobia saya membuat saya terikat bahkan membuat saya itu sulit beradaptasi. Namun suatu hari aku lebih sering sendiri kemana mana sendiri, dan saat itu aku selalu melewati jalan sempit yang lebar jembatannya 1 meter lebih dan saya tidak berani melewati itu. Naman saya langsung tergerak saya tidak boleh lemah dan harus melawan rasa takut itu . Dan saat di perhadapkan dengan fobia fobia itu saat itu juga saya beeserah kepada Tuhan memohon jangan biar saya takut dan gentar saya minta Tuhan menguat kan mental dan keberanian saya. Saya menangis dan berdoa dan Tuhan dengan luar biasa menolong saya , saya berhasil melewati fobia saya walaupun tidak sepenuhnya saya berani karna setiap melewati fobia itu saya selalu bernyanyi dalam hati dengan maksud Tuhan selalu menjagaku.
Semoga memberkati temanteman
Mau, Amin
Saat ini, aku sangat takut dan cemas akan masa depanku. Aku takut gagal dalam segala perjuangan yang kulalui. Aku takut tidak bisa membahagiakan kedua orang tuaku. Kadang aku merasa lelah dan ingin menyerah. Banyak sekali yang mengatakan bahwa jurusan yang kuambil saat ini di bangku kuliah (Sastra Indonesia) tidak akan mempunyai prospek kerja yang bagus. Segala ejekan kuterima semenjak aku masuk kuliah. Tetapi aku sadar bahwa Tuhan akan selalu besertaku. Aku yakin bahwa jurusan yang kuambil saat ini karena tuntunan Tuhan. Awalnya aku mungkin tidak memekakan diri akan kehadiran Tuhan dalam ketakutanku sehingga aku lemah dan terperdaya dengan ejekan banyak orang.
Tetapi sekarang, aku berserah kepada Tuhan. Semua perjuangan dan usaha yang kulakukan akan kuserahkan kepada-Nya. Aku akan menerima kehadiran Tuhan dalam melawan rasa takut dan cemasku dan kiranya Tuhan menopang dan membantuku. Semoga masa depanku indah oleh karena pertolongan Tuhan.
God Bless 😇❤️
yang menjadi ketakutanku saat ini adalah dimana aku tidak dan belum bisa menjangkau orang2 yang ku kasihi,, orang2 terdekatku,,aku trauma dengan penolakan berkali2, sehingga aku memilih untuk menyendiri dan lebih banyak bercerita kepada Tuhan dan berkata Tuhan aku menyayangi dan mengasihi mereka,Engkau mengetahui hatiku lebih dari siapapun,,namun traumaku dgn penolakan harus aku singkirkan,,aku perlu menata hatiku,jiwaku,hidupku kembali,,Pimpin aku Tuhan tetaplah menjadi Tuhan yang bisa seperti abang,,kakak,,ayah bagiku yang menjadi tempatku bercerita,hal2 yang penting bahkan yang tidak penting,tempatku tertawa dan bahkan tempatku menangis.
Tuhan…aku suka caramu mencintaiku.
Saloon..
Aku ingin melakukan sebuah visi akhir tahun ini sekaligus mengawali tahun 2021 untuk menyatakan kebenaran kepada Orangtua dan saudara-saudaraku supaya Yesus cukup bagi mereka untuk disembah. Tidak perlu meminta berkat kepada roh nenek moyang dan leluhur kami. Aku takut akan terjadi keributan nantinya dan aku dianggap anak durhaka yang tidak tahu berterima kasih. Tetapi Tuhan Yesus ingatkan aku untuk tidak takut. Dia mengingatkanku melalui khotbah, dan orang-orang di sekitarku. Tuhan Yesus menguatkan ku dan kurasakan penyertaan Nya dalamku melawan ketakutanku itu. kini aku berserah kepada Tangan -Nya untuk segala sesuatu yang akan terjadi ketika aku menyatakan kebenaran ini. Tuhan Yesus memberkati😇
kuatkan hatimu , JANGAN TAKUT , TUHAN BESERTAmu….DIA ALLAH IMMANUEL
Tuhan, terina kasih untuk kehadiran-Mu di setiap langkah hidupku. Ajar aku untuk senantiasa peka terhadap penyertaan-Mu yang selalu menuntunku untuk bangkit melawan ketakutan-ketakutan dalam hidupku. Amin.
jawaban refleksi :
1. keuangan
2. Aku mengabaikannya
3. AKU MAU
ketakutan ku
1. takut di tolak
2. takut tidak bisa menyelesaikan masalah dengan baik
3. takut salah mengambil keputusan
4. takut orng yg ku sayangi sakit
5. takut tidak bisa merasakan hadirat tuhan
2. terkadang aku sering kehilangan kepakaan akan kehadiran tuhan
3. aku mau berserah kepada tuhan, berusaha merasakan kehadiran nya. dan ikut berjuang melawan ketakutan
terima kasih
#god bless
1.sama dengan cerita di atas. Takut ular(reptil). juga takut cicak bahkan ketakukan yang terbesar dalam hidup ku adalah, ketika aku pergi, dan belum banyak yang dapat ku perbuat untuk Tuhan.
2.sejauh ini saya sudah memekakan Tuhan di dalam ketkutakan saya, supaya semua bisa terkondisikan dengan aman.
3.mau banget lah, kalau Tanpa Tuhan ketakutan akan tetap menjadi ketakuan yang berkelanjutan. Dan saya mau berjuang melaeannya bersama dengan Tuhan yang jadi sumber keselamatan kita
Ketakutan terbesar saat ini adalah takut tidak menikah. Ku akui hal ini tidaklah benar meragukan keberadaan Tuhan. Renungan hari menegur dan mengajar kan bagaimana belajar tidak khwatir serta terus berserah pada Tuhan.
Amin😊
Terkadang ketakutanku terlihat sepele, terlalu mengandalkan diri sendiri, dan ragu akan masa depan. Renungan hari ini kembali menguatkan, serahkan segala kekuatiran pada Tuhan, Dia akan berrindak, dan kita perlu berjuang melawan rasa takut kita😇
Amin
Firman Tuhan hari ini sungguh menguatkan untuk menghilangkan rasa takut disaat saat ini tapi saya percaya akan firman Tuhan Jangan kamu takut
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta tolong kami, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin
Ketakutanku saat ini adalah studi,keluarga,dan masa depan adek-adekku. Sering kali dalam ketakutan ini aku lari dan mengabaikan Tuhan. Renungan kali ini mengigatkanku kembali untuk jangan takut atas semuanya.
Terimakasih buat renunganya kakak dan abang.😇🤗
ketakutanku smp akhir hidupku aku blm melakukan sesuatu untuk Tuhan. Aku ingin memenuhi panggilan Tuhan atas hidupku. Tapi aku blm tau, apa panggilan Tuhan atas hidupku.
ajarkan kami bpk untk kami tdk gentar dan takut dgn berbagai segala hal saya perc tuhan hadr dlm setiap ke hdpku skr dan sampai selana2 nya amini
Dulu aku pun takut ketinggian, dan suatu saat ada pasar malam didaerah yang kukunjungi, disitu aku lihat wahana Bianglala, jenis permainan yang membutuhkan nyali akan ketinggian. Aku takut melihat orang orang yang bersenang senang saat menaikinya, aku mendekati penjual karcis dan kemudian tanpa sadar sudah duduk manis dibangku Bianglala. Sial, aku gak bisa turun lagi. Akhirnya Naik Wahana itu membuatku ketakutan setengah mati, tanganku dingin, kakiku gemetaran dan keringatku bercucuran deras. Aku menutup mataku rapat rapat, makin tinggi makin jelas suara jantungku yang seakan ingin kabur dari posisi. Bianglala berputar beberapa kali, dan tiba saat dimana aku duduk diketinggian maksimal. Aku berusaha menenangkan diri dan kemudian memberanikan diri membuka mataku pelan. Wush….
Tidak semenakutkan itu. Aku mulai terbiasa dan hebatnya kukalahkan rasa takut itu. Setidaknya aku berhasil menikmati moment naik wahana tanpa kehilangan kesenangannyaâ¤ï¸ðŸ˜
Amen..
Aku sangat bersyukur diingatkan kembali mengenai penyertaan Tuhan di dalam hidupku..
Memberi penghiburan dan kekuatan dalam kebingungan,kekhawatiran dan ketakutanku melawan cobid 19.
Hari ini adalah hari ke 5 aku dikarantina di Wisma atlit, ketakutan saat ini yang kualami bukan lagi ketakutan di awal bagaimana nanti aku tinggal di sini, melainkan ketakutan setelah aku ditanyatakan sembuh,pulang ke kostan isoman, dan kembali beraktifitas seperti biasa..aku takut penolakan dari teman2,aku takut tidak diterima dan dikucilkan,,
namun melalui Firman Tuhan hari ini,aku dikuatkan dan sepenuhklnya berserah kepada Tuhan..
Aku bersyukur Tuhan mengijinkanku mengalami virus ini,aku percaya IA ingin aku menyatakan kebesaran dan kemulianNYA.
Mari teman2,kita berjuang melawan ketakutan kita dan percaya ada Tuhan yang memberikan kekuatan kepada kita.. Amen.
Buat aku,kamu yang sedang berjuang,yukk sama2..
Karna hati yang gembira adalah obat..
Buat teman2 yang ada diluar dan beraktifitas normal, jangan lupa jaga kesehatan ya..
God Bless..😇🙏
Pergumulanku akan studiku membuat ketakutanku semakin besar hingga penghujung tahun ini. Dosenku yg akan pensiun akhir bulan inipun mulai menyatakan tekanannya. Ketakutanku semakin menjadi sejak minggu lalu.
Takut, bahwa aku gagal membawa pulang berita baik akan studiku. Takut, orang lain menganggap kegagalanku. Takut, mengecewakan dosen pembimbing yg selama ini mempercayakan banyak hal padaku. Takut, aku akan mengecewakan kedu orangtuaku kalau kalau tahun ini tdk ada berita baik yg mereka dengar dgn penyelesaian studiku.
Aku sering menangisi keadaan ini, hingga aku tersadar bahwa selama ini yang kubawa dalam doa adalah doa yg berisi tuntutan demi tuntutan kepada Tuhan. Berharap Tuhan meloloskan semua permintaanku, tnp sadar tujuanku semu dan habis akan waktu.
Kesadaran tsb mendorongku untuk berlari dan berlutut kembali memohon ampun pada Tuhan, dan secara sadar melakukan penyerahan total tentang semua rencanaku kpd Tuhan. Menangis sejadinya, dan aku seperti dipeluk Tuhan, ditegur Tuhan, disayang Tuhan melalui firman yang ku baca dan dengarkan, lagu pujian yang seakan berbicara Tuhanpun setia akan memeliharaku dr segala kekhawatiran dan ketakutanku.
Hari ini aku lebih siap menghadapi hari-hariku dan pelan-pelan mengerjakan kembali apa yg menjadi bagian dan tanggung jawabku. Terpujilah Tuhan, saat peka terhadap perkataan Tuhan melalui firman-Nya membawaku lebih lega , tenang dan damai. Penyerahan total kpd Tuhan menuntunku kepada pengharapan baru, pun Natal tahun ini yg berbeda membuatku menyadari persiapan dan perenungan pribadi ini. Juga mengingatkan bahwa ternyata the real pandemic adalah “dosa” yang dialami semua orang, sehingga membutuhkan Juruselamat untuk menyelamatkan. Dan aku mau belajar melalui perenungan ini, untuk menyambut Dia, Sang Juruselamat itu 💜🤗😇
Terimakasih Min, Tuhan memelihara kita dari segala ketakutan kita 🎄🎄🎄
Tidak ada orang yang “terlalu buruk” bagi Yesus. Lagipula Dia berkata, “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat”
1. Ambil waktu teduh, dan tanyakan pada dirimu, apa yang menjadi ketakutanmu saat ini? Akui dan ungkapkan hal tersebut pada Tuhan.
[Aku sekarang dihantui dgn ketakutan kesehatan mamaku, masa depan kedua adikku yg masih di sekolah menengah atas. Aku takut bagaimana mengahadapi masa2 kedepan setelah sosok ayahku telah kembali pada BAPA.]
2. Tanyakan pada diri kita, apakah kita sudah cukup memekakan diri akan kehadiran Tuhan dalam ketakutan kita, atau kita justru mengabaikan-Nya?
[Sulit banget aku merasakan kepekaan akan hadirnya Tuhan Yesus. Aku masih selalu merasa bahwa aku benar2 belum mengalami Tuhan dalam hidupku. Masih ada perasaan kosong yang mengganjal dihatiku tetapi aku tidak tahu mendefinisikan perasaan apa itu. Kumohon Tuhan Yesus menolongku].
3. Dalam segala kekuatiranmu, maukah kamu berserah kepada Tuhan, menerima kehadiran-Nya dalam hidup kita, dan ikut berjuang melawan ketakutan kita?
[ YES, I WANT!. Aku sangat membutuhkan pertolongan Tuhan Yesus]
Amin.
terima kasih akan kehadiranMu ya Yesusku
Saat ini ketakutan terbesarku adalah belum mendapat pekerjaan. Takut ketika langkahku lebih lambat dibanding yang lain. Terima kasih untuk remindernya… Diingatkan lagi tentang bagaimana mengolah ketakutan itu dengan tindakan dan sikap percaya pada pemeliharaan Allah. Gbu all.
1. Ketakutan saat ini adalah masalah ekonomi krn belum mendapat pekerjaan lagi& belum siap ditinggalkan orang2 terkasih
2. Selalu berharap tapi kadang meragukan kehadiran dan kekuasaan Tuhan disetiap jawaban doa
3. Sangat mau berserah, didalam berserah saya memiliki pengharapan yg besar dan yakin Tuhan tidak melupakan bahwa saya masih ada 😅
Ketakutanku dari dulu sampai saat ini ialah untuk berbicara di depan umum, sulit rasanya menyatakan pendapat. Ada pemikiran takut salah dan tidak diterima oleh orang lain. Sehingga dr situ aku terkadang kuatir akan hari2 perkuliahan. Apalagi bila bertemu dosen yg senang untuk bertanya ke mahasiswa.
Hal ini yg ku alami tadi pagi sblm mulai kuliah aku mendapat pesan bahwa dosen tbtb ingin berdiskusi tanya-jawab.. Dan aku baru baca pesan itu ketika pagi hari jam setengah 5 pagi. Slama 2 jam aku gelisah gk karuan memikirkan entah apa yg akan ditanyakan dosenku nanti, bisa tidak aku menjawabnya. Dan jujur, takut/kuatir itu tidak enak. Hidup jadi tidak tenang. Bikin Capek. Alhasil aku memutuskan untuk mendengar lagu rohani yg diputar secara acak. Dan Tuhan kemudian berbicara padaku melalui sebuah pujian yg berjudul “ku percaya janji-Mu” . yg di dalam liriknya ada tertulis “tak akan ku takut. Tak akan ku gentar. Kaulah imanku, Kaulah Tuhan-ku. Tak akan kuragukan kebaikanMu di hidupku”. Mendengar lagu itu hatiku mendapat penghiburan dan ketenangan. Dan benar saat kelas berlangsung Yesus ada di Sana, ada dihatiku, dipikiranku, disekelilingku sehingga kelas berjalan dengan baik dan tidak sesuai dengan apa yg kutakutkan. Aku sangat bersyukur memiliki Yesus di hidupku 😇
1. Ga bisa seminar proposal bulan ini (Target tak terpenuhi), kondisi ekonomi keluarga yang makin ga stabil.
2. Mengabaikan Tuhan, terlalu fokus pada diri sendiri. Tidak lagi melakukan pelayanan dengan sepenuh hati tapi malah setengahnya.
3. IYA!
saya ingin menyerahkan ysaya sepenuhnya kepada Tuhan.namun saya tidak tahu cara atau hal bagaimana yang harus saya lakukan.
Saat ini saya mengalami ketakutan yg amat besar akan kesanggupan saya menjadi seorang isteri juga selalu mencemaskan masalah perekonomian karena kami berdua berjuang sendiri untuk semua persiapan pernikahan kami mengingat orangtua kami yang ekonominya minim. Saya cemas akan kehidupan saya setelah menikah “apakah rumah tangga kami akan bahagia nantinya? apakah mertua saya sayang kepada saya? Apakah saya mampu menghadapi segala problema rumah tangga?” Itulah yang selalu saya pikirkan setiap hari sehingga membuat saya menjadi sering mengalami sakit kepala. Setelah saya membaca renungan ini saya sadar bahwa Tuhan Yesus selalu menyertaiku, tidak ada yang mustahil bagi Yesus selama kita yakin dan percaya bahwa Tuhan Yesus baik😇
Syalom
Saya Twin, usia 28 tahun.
Saya mantan pecandu narkoba yang puji Tuhan telah dipulihkan dengan menjalani rehabilitasi narkoba di salah satu yayasan rehabilitasi khusus Kristen.
Sejak 2015 – 2019 akhir (sebelum menjalani rehab) saya pernah bekerja di bidang pelayaran sebagai Senior marine surveyor. Namun, dikarenakan saya termotivasi untuk pulih dari jerat dunia narkoba dibulan january 2020 saya memutuskan untuk menjalani program rehabilitasi dan selesai program rehabilitasi dibulan Agustus. Ketika saya ingin kembali bekerja dipelayaran (dengan bidang pekerjaan yang sama) keluarga besar saya tidak memberikan ijin kepada saya dengan kekwatiran bahwa saya akan kembali kedunia kelam saya. Kemudian mereka memberikan saran ke saya untuk menjadi pengusaha (kecil2an).
Points: saya sangat takut dan kwartir dengan masa depan saya, karna saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan.
Mohon doa yah untuk saudara/i, Tuhan Yesus memberkati, Amin.
1. Khawatir akan masa depan, Takut jangan2 Tuhan tidak membukakan jalan dalam setiap problem yang saya hadapi.
2. Sering kali lalai untuk tetap bersekutu dengan Tuhan.
3. Yang terbaik adalah memilih berserah diri kepada Tuhan dan meminta tuntunanNya untuk melawan segala rasa kuatir dalam diri ini.
#Ibelieve
Saat ini ketakutan terbesar saya adalah akan masa depan saya, akan karir, pekerjaan, dan pasangan hidup. Saya takut kalau saya tidak punya banyak pengalaman ketika mau masuk ke dunia kerja sehingga kalah bersaing dengan orang2 di luar sana dengan segudang pengalaman kerja dan skill luar biasa dan pendidikan yang tinggi. Saya menyadari bahwa saya sedang mengabaikan Tuhan ketika saya mulai khawatir akan masa depan saya, padahal firman Tuhan berkata bahwa rancanganNya adalah rancangan damai sejahtera. Saya mau mengimani hidup saya dan masa depan saya jika bersama Tuhan maka akan ada bahagia, sukacita,beruntung, sukses dan ada damai sejahtera.. Tentu saya dipakai Tuhan untuk memberkati banyak orang.. Amin
ketakutan terbesar saya yaitu tidak dapat mengendalikan diri sendiri. Saya sendiri sudah mulai mencoba dan terus mencoba memekakan Tuhan dalam ketakutan saya. Saya akan senantiasa mengandalkan Tuhan dalam setiap ketakutan saya. Amin
Terima kasih renungannya n refleksinya pak Ari🙏.
Jelass saya phobia ular, mendingan ketemu singa atau harimau drpd ular krna selain ” gilo” , di otak saya terekam ni gegara” ular ” jd Hawa n kturunannya jtuh dlm dosa🤭..
Refleksi :
Ketakutan saya saat ni : kehilangan pekerjaan….dan jika sesuatu trjadi pd saya di rmh krna corona atau ” self accident” karena dirumah hanya ada saya dan Gabriel n Mikhael yg invisible …..
Yup…dibicarakan dgn Tuhan ttg ketajutan ni…
Tuhan terimakasih atas penyertaan mu…ikut berjuang melawan ketakutan ….saya yakin dan percaya TUHAN mengalahkan semua ketakutan saya……terima kasih TUHAN YESUS KRISTUS