Sungguh-Sungguh Dipuaskan
Kamis, 17 Desember 2020
Baca: Mazmur 63:1-12
63:1 Mazmur Daud, ketika ia ada di padang gurun Yehuda.
63:2 Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.
63:3 Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu.
63:4 Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.
63:5 Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.
63:6 Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji.
63:7 Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, —
63:8 sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.
63:9 Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku.
63:10 Tetapi orang-orang yang berikhtiar mencabut nyawaku, akan masuk ke bagian-bagian bumi yang paling bawah.
63:11 Mereka akan diserahkan kepada kuasa pedang, mereka akan menjadi makanan anjing hutan.
63:12 Tetapi raja akan bersukacita di dalam Allah; setiap orang, yang bersumpah demi Dia, akan bermegah, karena mulut orang-orang yang mengatakan dusta akan disumbat.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji. —Mazmur 63:6
Banyak keluarga Filipina merayakan dengan meriah momen-momen penting seperti ulang tahun, pernikahan, pawai jalanan, dan Natal. Dalam perayaan-perayaan tersebut, para anggota keluarga duduk mengelilingi meja makan yang dipenuhi berbagai hidangan lezat yang istimewa. Mereka saling bertukar cerita, bersenda gurau, dan setelah semuanya kenyang, mulai bernyanyi-nyanyi dengan karaoke. Sebagian besar orang Filipina merasakan kepuasan tersendiri dengan makan-makan dan nyanyi-nyanyi!
Dalam Mazmur 63, Daud menulis bahwa jiwanya sungguh-sungguh dipuaskan seperti dengan makanan lezat. Bayangkan hidangan-hidangan mewah yang disajikan kepada seorang raja seperti Daud! Namun, mazmur ini tidak ditulis ketika Daud sedang berada di dalam istananya yang nyaman. Ia justru sedang berada di padang gurun Yehuda, bersembunyi dari kejaran Absalom, anaknya. Daud lapar, haus, dan letih. Ia menghadapi masa depan yang tidak pasti dan terancam kehilangan kekayaan, kekuasaan, dan keluarganya.
Namun, justru dalam situasi seperti itulah Daud menemukan apa yang paling penting baginya. Bukan anggur yang ia rindukan, melainkan Allah (Mzm. 63:2). Kerinduannya pada makanan digantikan dengan kerinduan untuk dikenyangkan oleh Allah. Bagi Daud, kasih setia Allah lebih baik daripada hidup (ay.4).
Apakah saat ini kamu sedang menghadapi masalah atau ancaman terhadap kesehatan, keuangan, atau hubunganmu dengan orang lain? Seperti Daud, kita dapat mempercayai Allah, bagaimanapun keadaan yang kita hadapi. Karena Allah kita lebih baik daripada hidup, kita dapat mengarahkan hati kita kepada-Nya dengan puji-pujian bagi nama-Nya. —YNA S. REYES
WAWASAN
Dari 75 mazmur yang mencantumkan nama Daud sebagai penulisnya, ada 14 mazmur (Mazmur 3, 7, 18, 30, 34, 51, 52, 54, 56, 57, 59, 60, 63, 142) yang memasukkan keterangan singkat tentang peristiwa spesifik dalam sejarah yang melatarbelakangi mazmur tersebut. Keterangan pembuka dari Mazmur 63 menyebutkan bahwa Daud menulis mazmur tersebut “ketika ia ada di padang gurun Yehuda”. Beberapa kali Daud harus melarikan diri ke padang gurun untuk menyelamatkan dirinya: Ketika ia melarikan diri dari Saul yang ingin membunuhnya (1 Samuel 23:14-15; 24:1) dan ketika Absalom anaknya sendiri berusaha merebut kekuasaan (2 Samuel 15:14-15,23,28). Karena Daud menyebut dirinya sebagai “raja” dalam Mazmur 63:12, sejumlah pengajar Alkitab percaya bahwa di sini Daud sedang melarikan diri dari anaknya. Alih-alih membiarkan kesulitan-kesulitannya menguasai dirinya, Daud benyanyi tentang kasih setia Allah (ay.4), merenungkan penyertaan Allah (ay.7), dan bersukacita dalam pembebasan Allah (ay.10-12). —K.T. Sim
Kapan terakhir kali kamu menikmati kehadiran Allah seperti menikmati hidangan lezat? Bagaimana rasanya?
Ya Tuhan, kenyangkanlah hatiku dengan kasih setia-Mu agar aku dapat memegahkan Engkau dengan bibir dan hidupku, bagaimanapun keadaanku.
Bacaan Alkitab Setahun: Bacaan Untuk SetahunAmos 7-9; Wahyu 8
Tuhan Yesus kiranya Engkau akan trus bersama kami dalam situasi kondisi apapun yang kami alami, sebab tanpa Engkau kami tahu kami manusia lemah… Biarlah kemuliaan hanya BagiMu Tuhan. Amin
amin halleluya ðŸ™
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta tolong kami. beri kekuatan juga kepada pemimpin negara kami dan jauhkan dari segala yang jahat, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin
Amin
Amin ya Allah
.AmiN.
Amin ðŸ™ðŸ»
Amin. 😇
Amin. 😇
Amin. 😇
Aku disini belajar untuk bisa mengandalkan tuhan dalam setiap kondisi dan selalu mempercayakan kehidupan aku ke dalam tangan tuhan dan selalu mengarahkan hati ku kepada tuhan dengan Memuji nama mu dan memuliakan nama mu . Amin
amin