Kenyataan yang Tidak Tampak

Selasa, 29 Desember 2020

Kenyataan yang Tidak Tampak

Baca: Efesus 6:10-20

6:10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.

6:11 Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;

6:12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

6:13 Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.

6:14 Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,

6:15 kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;

6:16 dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,

6:17 dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,

6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,

6:19 juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil,

6:20 yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara.

Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi . . . melawan roh-roh jahat di udara. —Efesus 6:12

Kenyataan yang Tidak Tampak

Pada tahun 1876, para pekerja tambang yang sedang mencari batubara di wilayah tengah Indiana, Amerika Serikat, mengira bahwa mereka telah menemukan pintu gerbang neraka. Sejarawan John Barlow Martin melaporkan bahwa pada kedalaman 180 meter, mengepul “asap berbau diiringi suara gemuruh yang menakutkan.” Karena takut kalau-kalau mereka tanpa sengaja telah merusak “atap gua tempat tinggal Iblis” para pekerja tambang itu pun menutup mulut sumur dan segera berlarian pulang.

Tentu saja, para pekerja tambang itu keliru—dan beberapa tahun kemudian, tempat itu kembali digali dan ditemukanlah gas alam yang melimpah. Walaupun mereka keliru, saya merasa sedikit iri pada mereka. Para pekerja tambang itu hidup dengan suatu kesadaran akan adanya dunia roh, sesuatu yang seringkali terlewatkan dalam hidup saya. Dengan mudah, saya menjalani hidup seolah-olah dunia roh dan dunia fana ini tidak saling bersinggungan dan lupa bahwa “perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi . . . melawan roh-roh jahat di udara” (Ef. 6:12).

Ketika melihat kejahatan merebak di mana-mana, kita tidak boleh menyerah atau mencoba melawannya dengan kekuatan kita sendiri. Sebaliknya, kita harus melawan kejahatan dengan memakai “seluruh perlengkapan senjata Allah” (ay.13-18). Mempelajari firman Tuhan, bertemu secara teratur dengan saudara seiman supaya dapat saling menguatkan, dan mengambil keputusan dengan mendahulukan kepentingan orang lain dapat menolong kita untuk “bertahan melawan tipu muslihat Iblis” (ay.11). Dengan kekuatan Roh Kudus, kita dapat tetap berdiri menghadapi segala sesuatu (ay.13). —Amy Peterson

WAWASAN
Pada zaman Paulus hidup, tentara Romawi biasanya membawa perisai besar dari kayu yang dilapisi kulit ketika berperang. Kulit perisai itu dibasahi agar dapat mematikan api dari ujung panah yang dilepaskan oleh pihak musuh. Dalam perang, para tentara di barisan pertama akan memegang perisai mereka di depan, sedangkan barisan-barisan di belakangnya akan memegang perisai mereka di atas kepala mereka, sehingga dengan demikian, unit itu akan berhasil terlindungi dari ancaman yang datang hampir dari semua arah. Cara itu disebut formasi testudo (atau kura-kura) karena menyerupai bentuk tempurung kura-kura. Dalam Efesus 6:10-20, Paulus secara halus memutarbalikkan gambaran militer itu untuk menggambarkan perlawanan orang percaya terhadap kuasa si jahat. Paulus mengandalkan perumpamaan dari Yesaya 59:17, yang menyatakan keadilan Allah yang memulihkan umat-Nya dari pembuangan. Metafora tersebut mengungkapkan bahwa satu-satunya cara bagi orang percaya untuk teguh bertahan melawan si jahat adalah dengan bergantung terus-menerus “di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya (Efesus 6:10). —Monica La Rose

Bagaimana kamu dapat memupuk kesadaran akan adanya dunia roh? Apakah Allah memanggilmu untuk menggunakan sebagian “senjata” yang digambarkan oleh Paulus? Menurutmu, seperti apa peperangan rohani yang terjadi di masa sekarang?

Ya Allah, tolonglah aku agar selalu ingat untuk hidup dan melayani dengan iman dan kuasa-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Bacaan Untuk SetahunZakharia 9-12; Wahyu 20

Bagikan Konten Ini
22 replies
  1. George C
    George C says:

    aku disini belajar untuk selalu mengandalkan kekuatan mu ya Tuhan dan juga biarlah aku selalu diperlengkapi dengan iman dan pengharapan untuk aku terhindar dari segala tipu daya iblis , biarlah aku tidak Mengandalkan kekuatan sendiri tapi aku harus mengandalkan kekuatan mu dan biarlah roh kudus selalu memimpin dan menuntun aku . biarlah juga aku lebih bisa rajin dalam baca firman mu dan selalu berdoa dengan tekun disetiap keadaan aku . Amin

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta tolong kami, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

  3. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    Ajarkan kami untk kami tdk takut dan gentar dlm menghdpi hdp untk kami hnya dpt bergantung beriman dan hanya mengandalkan hdp sepenuhnya kpdmu ya bpk haleluyah amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *