Inilah Saatnya
Hari ke-5 | 7 Hari Renungan Persiapan Natal, “Lebih dari Sekadar Perayaan”
Baca: Lukas 2:8-20
8: Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
9: Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.
10: Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:
11: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.
12: Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.”
13: Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:
14: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”
15: Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.”
16: Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.
17: Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.
18: Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka.
19: Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.
20: Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Tiga hari yang lalu kita telah membaca renungan natal dari Matius 2:1–12 , yaitu tentang orang Majus dari timur yang datang menjumpai Yesus. Nas kali ini juga menceritakan hal yang hampir sama: tentang kunjungan pertama kepada bayi Yesus. Namun, para penjenguk ini seharusnya bukanlah orang yang masuk hitungan untuk menghadap kepada Sang Raja. Berbeda dengan para Majus yang merupakan orang-orang terhormat, orang-orang pertama yang mengunjungi bayi Yesus yang tercatat di Alkitab adalah para gembala! Tidak seperti para Majus yang terkenal karena keahlian astronominya, para gembala tak punya keahlian khusus selain menjaga kawanan domba. Selain itu, para gembala pada zaman tersebut merupakan orang yang dipandang sebelah mata, tetapi Allah memilih mereka sebagai saksi kelahiran bayi Yesus melalui kedatangan seorang malaikat secara tiba-tiba di hadapan mereka (Lukas 2:9).
Kedatangan malaikat yang tiba-tiba itu mengagetkan para gembala. Alkitab mencatat di Lukas 2:9 bahwa mereka sangat ketakutan. Tetapi kemudian, berita sukacita pun disampaikan. Jika kita memosisikan diri sebagai para gembala malam itu, mungkin ketakutan yang sama juga akan kita alami.
Ketakutan para gembala tersebut mengingatkanku akan peristiwa enam tahun yang lalu. Saat aku masih kuliah di semester 4, aku merasa terpanggil untuk menggembalakan beberapa mahasiswi di kampusku. Para pengurus persekutuan mahasiswa pun memperlengkapi kami para calon gembala dengan beberapa kali pembinaan. Saat itu, aku sangat menikmati pembinaan yang ada. Namun, ketika aku sudah merasa sangat diperlengkapi, seorang ‘malaikat Tuhan’ melalui koordinator fakultasku (Fakultas MIPA) mengatakan bahwa calon ‘domba’ yang akan aku gembalakan adalah orang-orang di luar fakultasku, yaitu Fakultas Bahasa dan Seni. Fakultas yang tidak terduga itu sangat menakutkan buatku. Aku menganggap orang-orang di fakultas itu punya pergaulan yang LUAR BIASA, sedangkan aku? Aku hanyalah mahasiswi Fakultas MIPA yang pergaulannya sangat biasa, bahkan bisa dianggap sebagai kaum kupu-kupu (kuliah-pulang, kuliah-pulang).
Beberapa hari setelah itu, seorang ‘malaikat Tuhan’ lain menghampiriku kembali, yaitu koordinator Fakultas Bahasa dan Seni. Beliau mengatakan bahwasanya salah satu orang dari calon domba-dombaku ini kemungkinan akan menjadi bakal penerus koordinator Fakultas Bahasa dan Seni di tahun berikutnya, karena beberapa tahun terakhir, jurusan Bahasa Indonesia (jurusan domba-dombaku) adalah tonggak penerus koordinator fakultas. Tidak seperti gembala di ayat 15–16 yang langsung cepat-cepat berangkat setelah malaikat-malaikat itu pergi meninggalkan mereka, aku malah tetap diam di tempat dengan rasa takut dan masih tidak percaya. Kalau di ayat 15b menyatakan bahwa para gembala menganggap kata-kata malaikat merupakan kata-kata Tuhan (seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita), aku pun juga mengimani hal itu. Aku percaya perkataan dua koordinator fakultas buatku asalnya dari Tuhan. Akan tetapi, suara dari Tuhan itu belum cukup meneguhkanku untuk ‘cepat-cepat berangkat’, sampai akhirnya pemimpin kelompokku mendorongku untuk menaati panggilan tersebut.
Aku bersyukur api ketaatanku belum padam pada saat masa-masa penundaanku untuk segera “berangkat” itu, aku juga bersyukur Tuhan yang adalah Gembalaku memampukanku untuk tidak serta-merta meninggalkan begitu saja tanggung jawab studiku. Aku sungguh sangat memuji dan memuliakan Tuhan sampai detik ini, karena Dia memberikan domba-domba seperti mereka. Mereka yang menjadi alasanku untuk terus berkarya di ladang-Nya melalui sebuah tulisan. Melalui merekalah, tulisan-tulisanku bisa menjadi karya yang indah karena kesetiaan mereka menjadi pembaca dan juga pemeriksa.
Biarlah Natal 2020 ini saatnya untuk kita menjadi gembala yang ‘cepat-cepat bergerak’ dalam setiap peran kehidupan kita sehari-hari. Belajar melayani, belajar beriman, belajar bergantung pada Allah, dan belajar bertindak.
Pertanyaan refleksi:
1. Panggilan Tuhan apa yang Dia kehendaki untuk kita kerjakan terkhusus dalam menyambut Natal di musim pandemi ini? Jikalau panggilan itu untuk menjadi gembala, siapakah domba yang Tuhan percayakan padamu? Rekan kerjamu, bawahanmu, muridmu, mahasiswamu, atau orang di sekitarmu?
2. Apakah responsmu, tidak peduli, pergi menjauh, atau taat dan segera bertindak?
Bagikan jawaban atas perenunganmu ini di kolom komentar. Kiranya jawaban sobat muda dapat menjadi inspirasi dan berkat bagi orang lain.
Tentang Penulis:
Vina Agustina Gultom, Batam.| Telah ikut serta menjadi salah satu penulis artikel Kristen di WarungSaTeKaMu sejak tahun 2018. Renungan Natal kali ini menjadi tulisan kesembilannya. Vina dengan semangat menulis dari apa yang menyentuh jiwanya dan dari apa yang dia amati dan terjadi di sekitarnya. Vina mencoba merajut Kitab Suci di sepanjang tulisannya, sehingga orang-orang yang membaca dapat menerima Firman secara implisit dan merefleksikan apa artinya itu di dalam hidup mereka masing-masing. Bagi Vina, hidup harus berbicara sebelum mulut mengucapkan sepatah kata. Inilah yang membuat Vina terus berjuang menulis, untuk akhirnya hidupnya bisa menjadi karya rajutan indah bagi Tuhan dan bagi sesama.
Amin
Sangat bagus struktur penulisan ya, mudah dipahami dan dapat menjadi berkat bagi kami pembacanya, GBU Mbak Vina
Thank You God
aminn
aminn
Amin.
Belajar dan di ingat kan kembali untuk menerima dan melakukan segera Firman Tuhan. Menyerahkan ketakutan kepada Tuhan. Amin
Syalom, salam kenal Mba Vina. Saya Olga, dari Batam juga. Terimakasih utk renungannya hari ini. Mengingatkan saya utk terus peka terhadap kesaksian apa yg Tuhan kehendaki dalam hidup saya, dan senantiasa bergantung padaNya. Amin, terimakasih Tuhan Yesus memberkati
Hidup yang berbicara sebelum mulut. Amin ya Tuhan Yesus.
Amin Gbu
Qta hrs jd org yg peka dan bs menanggapi panggilan Tuhan atas hidup qta. Amin
Penulisan nya memakai bahasa sehari-hari dan mudah dimengerti Tuhan Yesus memberkati
amin, meneguhkanku utk lbh Belajar melayani, belajar lbh beriman, belajar lbh bergantung pada Allah, dan belajar bertindak.
Amin
Amin
Amin, sangat terberkati😇
Tuhan berkati ku hari ini. Amin
Thank youðŸ‘
good bless vina
so blessed kak vina, sangat memberkati renungannya. thankss
Terus menjadi inspirasi dan jangan lelah melayaniNya. God bless kak
Tuhan Yesus berkati☺😇
Kalau aku saat ini panghilannya lebih kpd peran pekerjaan ku saat ini, Tuhan mau aku lebih sungguh2 lagi dlm mengerjakan bagianku, sehingga melalui itu nama Tuhan dipermuliakan…
Renungan ini mengingatkanku utk tidak menunda apa yg Tuhan mau ku kerjakan..
Semoga Tuhan memampukanku.
Terimakasih Mbak Vina
Waahhh, thanks ka Vina. Melalui perenungan ini boleh diingatkan ttg panggilan melayani dalam menyambut Natal… 🙏😇
Amin😇🙏, renungan yang sangat luar biasa, untuk mengingatkan kita untuk setiap panggilan Tuhan untuk hambanya.
Amin…
Thank you!!1