Hamba yang Sejati

Kamis, 10 Desember 2020

Hamba yang Sejati

Baca: Filipi 2:6-11

2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,

2:11 dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Dalam keadaan sebagai manusia, [Yesus] telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. —Filipi 2:8

Hamba yang Sejati

Pada tahun 27 SM, seorang penguasa Romawi bernama Octavianus menghadap Senat untuk menyerahkan kekuasaannya. Ia telah memenangi perang saudara, menjadi penguasa tunggal atas wilayah tersebut, dan berfungsi layaknya kaisar. Namun, ia tahu kekuasaan yang sedemikian besar dapat membuatnya dicurigai. Maka, Octavianus melepaskan kekuasaannya di hadapan Senat dan bersumpah hanya akan menjadi pejabat biasa. Bagaimana respons Senat? Mereka justru menghormati Octavianus dengan mengenakan mahkota daun kepadanya dan menjulukinya sebagai abdi rakyat Romawi. Ia juga diberi gelar Agustus—berarti “Yang Agung”.

Rasul Paulus menulis bagaimana Yesus mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba. Agustus tampaknya melakukan hal yang sama. Atau benarkah demikian? Agustus hanya seolah-olah menyerahkan kekuasaannya, padahal sebenarnya ia berbuat demikian untuk keuntungannya sendiri. Sementara Yesus “telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (flp. 2:8). Kematian di kayu salib bagi orang Romawi merupakan bentuk penghinaan dan aib yang terburuk.

Pada zaman sekarang, alasan utama orang memuji “gaya kepemimpinan yang melayani” adalah karena Yesus. Kerendahan hati bukanlah sifat yang dikagumi orang Yunani atau Romawi. Namun, karena Yesus mati di kayu salib bagi kita, Dialah Hamba yang sejati. Dialah Juruselamat yang sesungguhnya.

Kristus menjadi hamba dengan tujuan untuk menolong kita. Dia “telah mengosongkan diri-Nya sendiri” (ay.7) supaya kita memperoleh sesuatu yang mulia—anugerah keselamatan dan kehidupan kekal. —Glenn Packiam

WAWASAN
Dalam Filipi 2, Paulus menggunakan istilah merendahkan diri untuk menyebut tentang kematian Yesus (ay.8). Meskipun tindakan Kristus menjadi manusia memang adalah suatu perendahan diri, tetapi kematian-Nya secara khusus adalah puncak perendahan diri tersebut bagi Pribadi kedua dalam Tritunggal, yang kekal dan abadi itu. Paulus mengatakan bahwa Yesus “merendahkan diri-Nya” (ay.8). Yesus tidak direndahkan oleh kematian; Dia secara sukarela merendahkan diri-Nya sendiri dalam kepatuhan supaya Dia dapat mati. Karena Dia merendahkan diri-Nya, Allah mengembalikan-Nya kepada kedudukan asal-Nya yang terhormat. Kelak semua makhluk akan bertekuk lutut di hadapan Yesus Kristus. (ay.10). J.R. Hudberg

Benarkah kita tidak pernah jauh dari jangkauan Allah? Apa artinya bagi kamu ketika kamu tahu bahwa Yesus adalah Hamba sejati yang menderita dan mati untuk menyelamatkanmu?

Terima kasih, Tuhan Yesus, karena Engkau sudah menyerahkan nyawa-Mu bagiku. Penghambaan-Mu bukanlah suatu pertunjukan belaka melainkan bukti nyata dari kasih-Mu kepadaku. Penuhilah hatiku dengan kasih dan rasa syukur hari ini.

Bacaan Alkitab Setahun: Bacaan Untuk SetahunHosea 1-4; Wahyu 1

Bagikan Konten Ini
35 replies
  1. fransina Millu
    fransina Millu says:

    AMIN FIRMAN YANG MENGUATKAN. TERIMAKASIH TUHAN YESUS PENUHI HATIKU DENGAN KASIH DAN RASA SYUKUR HARI INI AMINAMIN AMIN🙏💙🛐

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta tolong kami, tolong juga pemimpin negara kami dari kekuatan jahat yang mau merongrong negara kami ya Tuhan, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

  3. George C
    George C says:

    Terimakasih Ya Tuhan Atas Pengorbanan Mu Di Atas Kayu Salib , Penuhi Aku Dengan Rasa Syukur Dan Kasih Mu , Biarlah Kami Juga Bisa Menjadi Hamba Mu Yg Sejati Dan Biarlah Kami Juga Bisa Selalu Merendahkan Hati Dan Taat Kepada Mu Selalu Ya Tuhan . Amin

  4. Renato
    Renato says:

    Kristus menjadi hamba dengan tujuan untuk menolong kita. Dia “telah mengosongkan diri-Nya sendiri”
    supaya kita memperoleh sesuatu yang mulia, anugerah keselamatan dan kehidupan kekal. Amien

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *