Di Tengah-Tengah Api

Sabtu, 14 November 2020

Di Tengah-Tengah Api

Baca: Daniel 3:12-18

3:12 Ada beberapa orang Yahudi, yang kepada mereka telah tuanku berikan pemerintahan atas wilayah Babel, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, orang-orang ini tidak mengindahkan titah tuanku, ya raja: mereka tidak memuja dewa tuanku dan tidak menyembah patung emas yang telah tuanku dirikan.”

3:13 Sesudah itu Nebukadnezar memerintahkan dalam marahnya dan geramnya untuk membawa Sadrakh, Mesakh dan Abednego menghadap. Setelah orang-orang itu dibawa menghadap raja,

3:14 berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: “Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu?

3:15 Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?”

3:16 Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.

3:17 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;

3:18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”

Ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka. —Daniel 3:25

Di Tengah-Tengah Api

Kebakaran hutan di Andilla, Spanyol, telah menghanguskan area seluas hampir 50.000 hektar. Namun, di tengah kehancuran tersebut, hampir 1.000 pohon cemara berwarna hijau terang masih tegak berdiri. Kemampuan pohon-pohon tersebut menyimpan air membuatnya sanggup bertahan di tengah kebakaran. Pada pemerintahan Raja Nebukadnezar di Babel, sekelompok orang berhasil selamat dari amarah raja yang menyala-nyala. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego menolak menyembah patung yang dibuat Nebukadnezar, dan berkata kepadanya, “Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja” (Dan. 3:17). Dengan geram, raja menaikkan tingkat panas perapian itu tujuh kali lipat dari biasanya (ay.19). Para prajurit yang melaksanakan perintah raja dan melemparkan keempat pemuda tersebut ke dalam kobaran api ikut terbakar, tetapi orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu melihat Sadrakh, Mesakh, dan Abednego berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api dan “tidak terluka.” Ada sesosok lain yang berada di tengah perapian itu—orang keempat yang “rupanya seperti anak dewa” (ay.25). Banyak ahli percaya ini adalah penampakan Yesus sebelum inkarnasi-Nya. Tuhan Yesus menyertai kita ketika kita menghadapi intimidasi dan pencobaan. Kita tidak perlu takut di saat kita didesak untuk menyerah pada tekanan. Kita tidak selalu tahu bagaimana atau kapan Allah akan menolong kita, tetapi kita tahu Dia pasti menyertai kita. Allah akan memberi kita kekuatan untuk tetap setia kepada-Nya melewati “api” apa pun yang kita alami.—JENNIFER BENSON SCHULDT

WAWASAN
Memahami lebih dalam tentang perapian yang digambarkan dalam Daniel 3 membantu kita menghayati mukjizat yang terjadi. Kemungkinan besar perapian tersebut digunakan untuk melebur atau mengekstrak metal dari bijihnya. Bijih tersebut dimasukkan ke dalam perapian lewat bukaan atas—kemungkinan inilah cara Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dilemparkan ke dalam perapian. Sebuah bukaan di sisi perapian menjadi tempat bara api dimasukkan ke dalam tungku. Bisa jadi Nebukadnezar menyaksikan peristiwa itu melalui bukaan tersebut. Menyuruh perapian itu “dibuat tujuh kali lebih panas” (ay.19) adalah istilah yang berarti dipanaskan setinggi mungkin; dengan perkiraan suhu mencapai 980 derajat Celsius. Ini menjelaskan mengapa para tentara yang melemparkan ketiga orang itu ke dalam perapian langsung terbakar mati (ay.22). —Julie Schwab

Mengapa kehadiran Allah yang supernatural dapat menguatkan hatimu? Bagaimana kamu dapat mendukung orang lain yang mungkin sedang menghadapi permusuhan atau pertentangan?

Ya Allah, penuhilah aku dengan Roh-Mu supaya aku bisa bertahan ketika aku sudah terdesak dan ingin menyerah. Aku ingin memuliakan-Mu dengan tetap berdiri teguh.

Bacaan Alkitab Setahun: Bacaan Untuk SetahunRatapan 3-5; Ibrani 10:19-39

Bagikan Konten Ini
26 replies
  1. Renika Barutu
    Renika Barutu says:

    Trimakasih untuk renungannya, yang memgingatkan saya bahwa Tuhan akan selalu menyertai kita dalam menghadapi pergumulan yang Tuhan ijinkan dalam hidup kita. God bless 🙂

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kamu, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, terpujilah namaMu kekal selamanya , amin

  3. Renato
    Renato says:

    Kita tidak selalu tahu bagaimana atau kapan Allah akan menolong kita, tetapi kita tahu Dia pasti menyertai kita. Allah akan memberi kita kekuatan untuk tetap setia kepada-Nya melewati “api” apa pun yang kita alami. Amien

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *