Musik di Angkasa

Minggu, 18 Oktober 2020

Musik di Angkasa

Baca: Yesaya 55:1-7

55:1 Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!

55:2 Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat.

55:3 Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud.

55:4 Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa;

55:5 sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa yang tidak kaukenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, oleh karena TUHAN, Allahmu, dan karena Yang Mahakudus, Allah Israel, yang mengagungkan engkau.

55:6 Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!

55:7 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.

Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui. —Yesaya 55:6

Musik di Angkasa

Bayangkanlah hidup tanpa ponsel, Wi-Fi, GPS, Bluetooth, atau oven microwave. Demikianlah keadaan kota kecil Green Bank, Virginia Barat, yang dikenal sebagai “kota paling hening di Amerika.” Di sanalah juga terdapat Observatorium Green Bank, teleskop radio terbesar di dunia. Teleskop itu membutuhkan “keheningan” untuk dapat “mendengarkan” gelombang radio yang secara alamiah dipancarkan oleh gerakan pulsar dan galaksi di luar angkasa. Observatorium itu memiliki luas permukaan lebih besar daripada sebuah lapangan sepak bola, dan berdiri tepat di pusat Zona Tenang Radio Nasional, suatu kawasan seluas 33.670 kilometer persegi yang dibangun untuk mencegah terjadinya intervensi elektronik yang dapat mengganggu kepekaan teleskop yang sangat tinggi.

Keheningan yang disengaja ini memungkinkan para ilmuwan mendengar “musik di angkasa”. Hal ini mengingatkan saya bahwa kita juga perlu berdiam diri agar bisa mendengarkan suara Sang Pencipta alam semesta. Melalui Nabi Yesaya, Allah menyampaikan pesan kepada suatu umat yang tidak taat dan menyimpang, “Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu” (Yes. 55:3). Allah menjanjikan kasih setia-Nya kepada semua orang yang mau mencari Dia dan memohon pengampunan dosa dari-Nya.

Kita bisa memilih untuk mendengarkan Allah dengan cara memalingkan perhatian kita dari segala hal yang menghalangi kita untuk kemudian bertemu dengan-Nya lewat Kitab Suci dan doa. Dia tidaklah jauh, dan Dia rindu kita meluangkan waktu bersama-Nya agar Dia menjadi prioritas kita sehari-hari di dunia, dan kelak di keabadian.—JAMES BANKS

WAWASAN
Dilepaskan dari rasa haus dan dikenyangkan oleh sajian yang paling lezat adalah gambaran dari berkat yang turun dari perjanjian Allah dengan Daud. Kita juga memperoleh berkat tersebut melalui Yesus Kristus, Anak Daud, yang menggenapi janji Allah kepada Daud tentang dinasti kekal dari keturunannya (2 Samuel 7:12-16). Melalui Daud dan keturunannya, Yesus, Allah akan terus mengaruniakan “saksi bagi bangsa-bangsa” yang menyatakan bahwa Yahweh adalah “Yang Mahakudus, Allah Israel” (Yesaya 55:4-5). Gereja kemudian digambarkan juga sebagai saksi tersebut (Kisah Para Rasul 1:8). —Con Campbell

Mengapa mendengarkan Allah sangat penting bagi hidupmu? Dengan cara apa kamu berencana meluangkan waktu bagi-Nya?

Tolonglah aku untuk berdiam di hadirat-Mu hari ini, ya Allah Mahakasih, walaupun hanya sebentar! Sungguh, tiada yang lebih berarti daripada waktuku bersama-Mu!

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 53-55; 2 Tesalonika 1

Bagikan Konten Ini
20 replies
  1. Ape Silitonga
    Ape Silitonga says:

    FirmanTuhan hr ini mengingatkan sya u selalu meluangkan waktu mendengarkan dan menjalankan firmanNya.Amin.

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami,
    pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta tolong kami,
    terpujilah Namamu kekal selamanya,
    amin

  3. Sindhu
    Sindhu says:

    meluangkan waktu maksudnya gimana? tidak berdoa syafaat? tidak berdoa utk diri sendiri. cm hening bgt sajakah?

  4. Arisman Hulu
    Arisman Hulu says:

    Tolonglah aku untuk berdiam di hadirat-Mu hari ini, ya Allah Mahakasih, walaupun hanya sebentar! Sungguh, tiada yang lebih berarti daripada waktuku bersama-Mu! Amin ❣

  5. irma charolina
    irma charolina says:

    terkadang dengan berdiam diri sejenak membuat kita jadi lebih peka terhadap suara Tuhan. terkadang juga, saat semua usaha sudah ku lakukan, ada saatnya kita harus berdiam diri dalam artian berserah kepadaNYA, supaya Dia yang bekerja. Puji Tuhan😇

  6. Budi Prasetia
    Budi Prasetia says:

    Kadang, atau bahkan lebih sering, perhatian manusia tertuju ke hal2 yg jauh kalah pentingnya atau bahkan tdk penting sama sekali. Social media, telephones, instagram, like2 & comment2, bahkan hal2 yg sepertinya penting sekalipun, selayaknyalah tdk mengesampingkan kesadaran dan prioritas kita bahwa hidup ini utk bersekutu dan karib dgn Pencipta Kita, utk selalu sadar tujuan utamanya memuliakan dan mensyukuri segala kebesaranNya. Krn sudah sangat jelas, semua itu krn Tuhan lah kita bisa ada hidup, bahkan hidup yg berkelimpahan.

  7. Renato
    Renato says:

    Allah menjanjikan kasih setia-Nya kepada semua orang yang mau mencari Dia dan memohon pengampunan dosa dari-Nya.Kita bisa memilih untuk mendengarkan Allah dengan cara memalingkan perhatian kita dari segala hal yang menghalangi kita untuk kemudian bertemu dengan-Nya lewat Kitab Suci dan doa. Dia tidaklah jauh, dan Dia rindu kita meluangkan waktu bersama-Nya agar Dia menjadi prioritas kita sehari-hari di dunia, dan kelak di keabadian. amien

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *