Luka Emas

Selasa, 20 Oktober 2020

Luka Emas

Baca: 2 Korintus 12:1-10

12:1 Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan.

12:2 Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau–entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya–orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.

12:3 Aku juga tahu tentang orang itu, –entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya–

12:4 ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.

12:5 Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.

12:6 Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku.

12:7 Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.

12:8 Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.

12:9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.

12:10 Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku. —2 Korintus 11:30

Luka Emas

Di Belanda, sekelompok perancang busana menawarkan pelatihan yang diberi nama “Golden Joinery.” Kegiatan ini terinspirasi dari teknik Kintsugi asal Jepang, suatu seni memperbaiki porselen yang retak atau pecah dengan garis emas yang terlihat. Para peserta pelatihan diajak bekerja sama memperbaiki pakaian yang robek dengan cara-cara yang sengaja memperlihatkan daripada menutupi bagian yang diperbaiki. Peserta yang diundang diminta membawa “baju kesayangan yang sudah robek dan memperbaikinya dengan emas.” Setelah dijahit kembali, hasil perbaikannya menjadi semacam hiasan yang terlihat seperti “luka emas.”

Baju-baju itu diubah dengan cara menonjolkan bagian-bagian yang koyak atau usang. Mungkin ini mirip seperti yang dimaksud Rasul Paulus ketika ia mengatakan bahwa ia akan “bermegah” dalam hal-hal yang memperlihatkan kelemahannya. Walaupun Rasul Paulus pernah mendapatkan “penyataan-penyataan yang luar biasa”, ia tidak bermegah tentang hal tersebut (2Kor. 12:6-7). Ia dihalangi untuk menjadi angkuh atau terlalu percaya diri oleh suatu “duri di dalam daging” (ay.7). Tidak ada yang tahu pasti apa yang dimaksud oleh sang rasul—mungkin depresi, penyakit malaria, aniaya dari musuh, atau hal lain. Apa pun itu, Paulus memohon kepada Allah agar duri itu disingkirkan darinya. Namun, Allah berkata, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah, kuasa-Ku menjadi sempurna” (ay.9).

Sama seperti robekan di kain tua dapat berubah menjadi tampilan yang indah di tangan para perancang, demikian pula kebobrokan dan kelemahan diri kita dapat dipakai Allah sebagai sarana untuk menunjukkan kuasa dan kemuliaan-Nya. Dialah yang memulihkan kita, mengubah kita, dan membuat kelemahan kita menjadi indah. —Amy Peterson

WAWASAN
Menanggapi guru-guru palsu yang mengatakan bahwa ia bukan rasul sejati karena ia tidak mempunyai pengalaman rohani yang spektakuler, Paulus sengaja bermegah atas penglihatan dan wahyu luar biasa yang pernah diterimanya (2 Korintus 12:1-7). Setelah diubah dan ditugaskan menjadi rasul melalui penglihatan Kristus yang telah bangkit (Kisah Para Rasul 9:1-19; 22:17-21), Paulus pun membawa berita Injil ke tanah Eropa dengan dituntun penglihatan tentang “seorang Makedonia” (16:6-10). Lalu, Paulus “diangkat ke Firdaus” dan melihat surga (2 Korintus 12:1-4). Menyombongkan diri seperti itu sama sekali bukan watak Paulus, karena ia “tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahan[nya]” (ay.5; lihat juga 11:30; Galatia 6:14). —K.T. Sim

Kelemahan apa saja yang kamu coba sembunyikan dari orang lain? Bagaimana Allah telah menunjukkan kuasa-Nya melalui kelemahanmu?

Ya Allah, biarlah semua lukaku menjadi emas lewat kesembuhan dan pemulihan yang Engkau kerjakan, agar nama-Mu semakin dimuliakan.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 59-61; 2 Tesalonika 3

Bagikan Konten Ini
27 replies
  1. Arisman Hulu
    Arisman Hulu says:

    Ya Allah, biarlah semua lukaku menjadi emas lewat kesembuhan dan pemulihan yang Engkau kerjakan, agar nama-Mu semakin dimuliakan. Amin ❣

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami,
    pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta tolong kami,
    terpujilah NamaMu kekal selamanya,
    amin

  3. Johannes Anes
    Johannes Anes says:

    Amin.. Terimakasih Tuhan Yesus atas Firman mu malam ini..hanya Tuhan lah hidup aku penuh emas dan kuasa penuh berkat dalam kehidupan aku.. Tuhan lah yg menyembuhkan dan ikut bekerja didalam hidup aku.. haleluya..

  4. Feodora Judith
    Feodora Judith says:

    Ya Allah, biarlah semua lukaku menjadi emas lewat kesembuhan dan pemulihan yang Engkau kerjakan, agar nama-Mu semakin dimuliakan.

  5. Renato
    Renato says:

    kebobrokan dan kelemahan diri kita dapat dipakai Allah sebagai sarana untuk menunjukkan kuasa dan kemuliaan-Nya. Dialah yang memulihkan kita, mengubah kita, dan membuat kelemahan kita menjadi indah. amien

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *