Kuat dan Teguh
Minggu, 25 Oktober 2020
Baca: Yosua 1:1-9
1:1 Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian:
1:2 “Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.
1:3 Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa.
1:4 Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu.
1:5 Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.
1:6 Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.
1:7 Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.
1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.
1:9 Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi.”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. —Yosua 1:5
Setiap malam menjelang tidur, Caleb kecil merasa takut pada kegelapan yang menyelimutinya. Keheningan di kamar tidurnya sesekali dipecahkan oleh suara berderik-derik dari rumah kayunya di Kosta Rika. Apalagi kemudian kelelawar-kelelawar di loteng semakin aktif bergerak di malam hari. Ibu Caleb membiarkan lampu meja di kamarnya tetap menyala sepanjang malam, tetapi itu belum cukup menyingkirkan ketakutan Caleb pada kegelapan. Suatu malam, ayah Caleb memasang ayat Alkitab di ujung tempat tidurnya. Bunyinya: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu. Janganlah kecut . . . sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau” (Yos. 1:9). Caleb pun membaca ayat itu setiap malam—dan ia membiarkan tulisan berisi janji Tuhan itu terpasang di ujung tempat tidurnya sampai waktunya ia keluar dari rumah untuk berkuliah.
Dalam Yosua 1, kita membaca tentang berpindahnya kepemimpinan atas bangsa Israel kepada Yosua setelah kematian Musa. Perintah “kuatkan dan teguhkanlah hati” berulang kali diberikan pada Yosua dan bangsa Israel untuk menegaskan arti pentingnya (ay.6-7,9). Tentu saja, mereka merasa khawatir akan masa depan yang tidak pasti, tetapi Allah meyakinkan mereka, “Seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau” (ay.5).
Takut adalah perasaan yang manusiawi, tetapi hidup dengan dikuasai ketakutan terus-menerus dapat merusak kesehatan jasmani dan rohani kita. Sebagaimana hamba-hamba Allah di masa lalu telah dikuatkan oleh-Nya, hati kita pun dapat menjadi kuat dan teguh karena Dia yang telah berjanji untuk selalu menyertai kita.—Cindy Hess Kasper
WAWASAN
Yosua, pemimpin dari bani Efraim, adalah salah seorang mata-mata yang dikirim Musa menyelidiki tanah Kanaan. Musa mengganti namanya dari Hosea, yang berarti “keselamatan,” menjadi Yosua, yang berarti “Yehova adalah keselamatan” (Bilangan 13:8,16). Yosua telah menjadi abdi Musa sejak muda (Keluaran 24:13; 33:11; Bilangan 11:28; Yosua 1:1). Allah memuji Yosua sebagai seseorang yang mengikut Dia dengan sepenuh hati. Dari mereka yang berumur dua puluh tahun ke atas ketika keluar dari Mesir, hanya Yosua dan Kaleb yang diizinkan masuk ke Tanah Perjanjian (Bilangan 32:11-12). Musa sendiri tidak diizinkan (Ulangan 3:23-29). —K.T. Sim
Apa ketakutan terbesar yang selalu muncul dalam hidupmu? Bagaimana perenungan akan janji Allah dapat menolongmu mengatasi rasa takut dan khawatir yang melanda?
Bapa yang setia, aku bersyukur karena Engkau selalu menyertaiku. Tolonglah aku untuk mengingat janji-janji-Mu dan mempercayai-Mu ketika aku merasa takut.
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 6-8; 1 Timotius 5
.AmiN.
Amen
amin, terpujilah Tuhan Yesus
amin
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami, pimpin dan kuatkanlah kami ya Tuhan dimanapun kami berada , serta tolong kami,
terpujilah NamaMu kekal selamanya,
amin
Amin
Terima kasih
Tuhan Yesus memberkati.
Tuhan janji Mu selalu ku ingat.
Amin. 😇
Amin. 😇
amin haleluyah
Amin
Puji Tuhan
aku bersyukur aku ada sampai saat ini semua karena Tuhan Yesus, aku bersyukur aku membuka website ini semua karena Tuhan, aku bersyukur hatiku dikuatkan untuk menunggu pengumuman seleksi ikatan dinas, aku takut gelisah tapi Tuhan memberkati ku lewat firmanNya di warungsatekamu ini aku bersyukur, Thank u Lord thank u Jesus, I loves You God. I believe in You, Aku percaya Kau Tuhan yang baik dan ajaib dan akan memberikan yang terbaik untuk anak-anakNya, Amen.
amin
amin
Jangan takut, Tuhan selalu besertamu. Amin..
Apa ketakutan terbesar kamu ?
Ketakutan terbesar saya adalah takut tidak bisa menerima masa depan yang sudah ditetapkan Tuhan .
Saya harap, dengan setiap saat teduh dan firman-Nya dapat membantu saya menjadi lebih siap dan menyerahkan segala pelik kehidupan yang dialami.
Amen 😇
Amin😇
So blessed😇🙏
Amen..
Amen..
PUji TUhan masih ada renungan di sini. Tetep semangat semua yg dengan senang hati memberikan wadah renungan. TUhan yang selalu memberkati
Takut adalah perasaan yang manusiawi, tetapi hidup dengan dikuasai ketakutan terus-menerus dapat merusak kesehatan jasmani dan rohani kita. Sebagaimana hamba-hamba Allah di masa lalu telah dikuatkan oleh-Nya, hati kita pun dapat menjadi kuat dan teguh karena Dia yang telah berjanji untuk selalu menyertai kita. Amien
amin Tuhan Yesus
Amin. Tuhan Yesus selalu menyertai kita dalam keadaan apapun di dalam hidup kita, jadi jangan pernah takut yang berlehihan dalam situasi atau kondisi apapun yang ada didalam hidup kita. Gbu
amin