Apa yang Salah dengan Dunia Ini?

Rabu, 21 Oktober 2020

Apa yang Salah dengan Dunia Ini?

Baca: 1 Timotius 1:12-17

1:12 Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku–

1:13 aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.

1:14 Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.

1:15 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.

1:16 Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.

1:17 Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.

Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa. —1 Timotius 1:15

Apa yang Salah dengan Dunia Ini?

Surat kabar The London Times pernah mengajukan sebuah pertanyaan kepada para pembacanya sebelum memasuki abad kedua puluh: Apa yang salah dengan dunia ini?

Pertanyaan yang luar biasa, bukan? Mungkin ada orang yang dengan cepat menjawab: “Tergantung berapa banyak waktu yang diberikan kepadaku untuk menjawabnya?” Jawaban itu cukup masuk akal, karena memang banyak sekali yang salah dengan dunia kita. Singkat cerita, surat kabar itu menerima banyak jawaban, tetapi ada satu jawaban cemerlang yang meski pendek tetapi sangat menarik perhatian. Penulis, penyair, sekaligus filsuf Inggris, G. K. Chesterton, mengirimkan tanggapan dengan kata-kata yang tidak biasa tetapi sangat tepat: “Jawabannya: saya.”

Tidak ada yang tahu kebenaran cerita itu. Namun, jawaban tersebut jelas benar. Jauh sebelum Chesterton, ada seorang rasul bernama Paulus yang kehidupannya jauh dari kriteria seorang warga teladan. Paulus pun mengakui segala cacat celanya di masa lalu: “Aku . . . tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas” (1tim. 1:13). Setelah menyebutkan siapa yang hendak diselamatkan Tuhan Yesus lewat kedatangan-Nya (“orang berdosa”), Paulus membuat pernyataan yang mirip dengan jawaban Chesterton: “di antara mereka akulah yang paling berdosa” (ay.15). Paulus tahu persis apa yang salah dengan dunia ini, baik dahulu maupun sekarang. Lebih jauh lagi, ia tahu satu-satunya harapan untuk memperbaiki semuanya itu adalah “kasih karunia Tuhan kita” (ay.14). Kenyataan yang sangat mengagumkan! Kebenaran abadi ini mengajak kita memandang terang kasih Kristus yang menyelamatkan. —John Blase

WAWASAN
Di 1 Timotius 1:13, Paulus mengenang bagaimana sekitar tiga puluh tahun sebelumnya, ia telah menganiaya secara ganas orang-orang yang percaya kepada Yesus, tetapi oleh kasih karunia-Nya, Yesus menyelamatkan dirinya di jalan menuju Damsyik (Kisah Para Rasul 9:10-19; 22:3-21; 26:9-18). Ia menganggap dirinya seseorang yang paling tidak layak untuk menerima belas kasihan dan kasih karunia Allah (1 Timotius 1:13-14). Namun, Allah berfirman kepada Ananias bahwa Paulus adalah “alat pilihan” bagi-Nya untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain (Kisah Para Rasul 9:15). Paulus melihat alasan lain dari pilihan Allah untuk menyelamatkannya: “Kristus Yesus memakai [dirinya] sebagai contoh untuk memperlihatkan kepada setiap orang betapa sabarnya Ia terhadap orang yang paling berdosa sekalipun” Karena Allah menyelamatkan Paulus, “orang lain akan sadar, bahwa mereka juga dapat memperoleh hidup kekal” (1 Timotius 1:16 FAYH). Allah memikirkan kita ketika Dia menyelamatkan Paulus—sungguh luar biasa! Paulus dengan jelas menyatakan bahwa jika Yesus sanggup menyelamatkan dan memakai dirinya, orang yang paling berdosa, maka tidak seorang pun yang tidak sanggup diselamatkan oleh belas kasihan dan kasih karunia Allah. —K.T. Sim

Apa yang salah dengan dunia ini? Dapatkah kamu memakai jawaban Paulus dan Chesterton? Bagaimana cara kamu menerima kenyataan itu tanpa harus membenci diri sendiri?

Ya Allah, terima kasih untuk kesabaran-Mu yang luar biasa terhadap diriku, orang berdosa. Bagi-Mulah segala hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 62-64; 1 Timotius 1

Bagikan Konten Ini
38 replies
  1. Agnes Lusiana Silaban
    Agnes Lusiana Silaban says:

    Allah selalu memberikan kita Kasih tapi kita tak pernah sadar itu.

    Betapa Baiknya Engkau Ya Allah
    Segala Puji Syukur
    Hanya BagiMu Tuhan Allah yang tak terlihat tetapi Aku Percaya Engkau selalu ada hadir Menemani Hidupku

    Beri Aku Petunjuk Ya Tuhan
    Di dalam menjalani kehidupan Yang Engkau berikan kepadaku
    KehendakMu lah yang terjadi
    Haleluya
    Amin

  2. Rahel Simanjuntak
    Rahel Simanjuntak says:

    Firman yang sangat memberkati. Saya menyadari betapa baiknya Tuhan kepada saya, meskipun saya masih sering sekali mengikuti kedagangingan saya. Betapa sabarnya Tuhan kepadaku, Dia tetap menolongku tanpa mengingat pelanggaranku.

  3. Alice Callysta
    Alice Callysta says:

    Ya Allah, terima kasih untuk kesabaran-Mu yang luar biasa terhadap diriku, orang berdosa. Bagi-Mulah segala hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya.

  4. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    saya bersykr kdp tuhan karna sdh memperhatikan setiap langkah hdp anak yg perckpdmu yg berdosa engkau sdh dtg ke dunia ini utk menyelamat kan kami sehingga kami mempeoleh ke smt yg dri pdmu bpk amin

  5. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami,
    pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta tolong kami
    terpujilah NamaMu kekal selamanya,
    amin

  6. Linda Sari
    Linda Sari says:

    Tuhan… SAYA masalah di dunia ini. Saya berdosa. Karena salibMu ku diampuni, ku dibebaskan. Ajari hamba semakin menjauh dari dosa. Terima kasih Tuhanku Yesus.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *