Hidup sebagai Pujian bagi Allah

Kamis, 10 September 2020

Hidup sebagai Pujian bagi Allah

Baca: 2 Korintus 3:17-18

3:17 Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.

3:18 Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.

Kita semua . . . diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya. —2 Korintus 3:18

Hidup sebagai Pujian bagi Allah

Sepanjang masa kecilnya, dirigen Arianne Abela selalu menyembunyikan tangan dengan cara mendudukinya. Abela lahir dengan jari-jari yang tidak lengkap atau saling melekat pada kedua tangannya. Ia juga tidak memiliki kaki kiri dan kaki kanannya tidak memiliki ibu jari. Sebagai pecinta musik dan penyanyi bersuara sopran, ia pernah berencana mengambil kuliah dalam jurusan pemerintahan di Smith College. Namun, suatu hari, pembina paduan suara memintanya menjadi dirigen, dan itu membuat kedua tangannya terlihat jelas. Sejak saat itu, ia tahu karir yang hendak ditekuninya, yang dimulai dari memimpin paduan suara gereja, hingga kini melayani sebagai pemimpin paduan suara di universitas lain. “Guru-guru saya melihat potensi dalam diri saya,” kata Abela.

Membaca kisahnya yang membangkitkan inspirasi itu, kita patut bertanya, Apa yang Allah, Sang Guru yang kudus, lihat dalam diri kita, tanpa menghiraukan keterbatasan kita? Lebih dari apa pun juga, Dia melihat diri-Nya sendiri. “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” (Kej. 1:27).

Sebagai penyandang “gambar” Allah yang mulia, ketika orang lain melihat kita, sudah sepatutnya kita mencerminkan Dia. Bagi Abela, itu berarti yang terpenting adalah Yesus, bukan tangannya—atau jari-jarinya yang tidak lengkap. Hal yang sama berlaku bagi semua orang percaya. 2 Korintus 3:18 berkata, “Kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung . . . diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya.”

Seperti Abela, kita dapat menjalani hidup dengan kuasa Kristus yang mengubahkan (ay.18), sambil mempersembahkan hidup kita sebagai pujian yang berkumandang bagi kemuliaan Allah.—Patricia Raybon

WAWASAN
Ketika Paulus menulis mengenai “muka yang tidak berselubung” (2 Korintus 3:18), kita harus memahami perkataannya dalam konteks Keluaran 33 dan 34. Setelah pendakiannya yang pertama ke Gunung Sinai, Musa dengan sungguh memohon kepada Allah agar dapat melihat kemuliaan-Nya. Allah setuju, dan kemudian meminta Musa untuk mendaki gunung itu lagi (lihat Keluaran 33:18-34:3). Sekembalinya dari gunung itu, wajah Musa bersinar penuh kemuliaan yang datang dari keberadaannya di hadapan Allah. Sinar itu begitu terang, sehingga Musa mengenakan selubung pada wajahnya (34:29-35). Pada 2 Korintus pasal 3, Paulus membandingkan kemuliaan perjanjian yang lama (pemberian hukum), yang terlihat dari terang wajah Musa, dengan kemuliaan perjanjian yang baru (pemberian dan pelayanan Roh Kudus). Melalui karya Yesus Kristus (ay.13-15), Roh Allah membawa kita kepada kemerdekaan untuk “mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung,” dan kita “diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar” (ay.18). —Tim Gustafson

Bagaimana kamu memandang diri secara berbeda saat mengetahui bahwa kamu adalah penyandang “gambar” Allah? Apa pengaruhnya terhadap interaksi kamu dengan orang lain?

Terima kasih, ya Allah, karena Engkau telah menjadikanku menurut gambar-Mu. Tolonglah aku menghayati itu dalam seluruh hidupku.

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 8-9; 2 Korintus 3

Bagikan Konten Ini
33 replies
  1. Hendra
    Hendra says:

    Harus bisa membawa diri untuk tidak berkompromi terhadap hal-hal yang tidak seturut dengan kehendak Tuhan. Mulai dari hal yang kecil, dari diri sendiri ^_^

  2. Herlyen Tambunan
    Herlyen Tambunan says:

    saya Kenya dari bahwa seringkali saya membatasi diri saya dan banyak melakukan dosa terhadap sesama. Terimakasih Tuhan telah mengingatkanku bahwa aku dijadikan menurut gambar-Mu. hal ini membuatku sadar bahwa aku harus mencerminkan kemuliaaan Tuhan yang sempurna itu

  3. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami,
    pimpin dan kuatkanlah kami , serta tolong kami selalu ya Tuhan,
    terpujilah NamaMu kekal selamanya,
    amin

  4. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    ajar kami untk mensyr dgn yg tuhan beri dan nenjadi serupa dgn gbr dgn bisa hdp taat dan melakukan hdp yg seturut dgn rencanamu ya bpk amin

  5. Santoso Kurniawan
    Santoso Kurniawan says:

    AMIN….kiraNya Allah Tuhan Yesus slalu menyinari wajah kami dengan kemuliaanNya yg slalu bersinar terang , shg kami bisa memantulkan cahaya kemuliaan TUHAN Yesus yang Ajaib Dan hebat , Amin in the name of Jesus Christ

  6. Linda_Trust
    Linda_Trust says:

    Tuhan Yesus harus menjadi prioritas dalam hidup..
    gak penting seberapa berbeda ny dirimu dgn org lain.
    1 hal yg penting TUHAN selalu berada disisi mu.

  7. Johannes Anes
    Johannes Anes says:

    Amin.. Terimakasih Tuhan Yesus atas Firman mu malam ini..aku percaya Tuhan selalu bersama aku dengan serupa gambar-mu..nama mu Tuhan selalu memuliakan, bersujud dihadapan Tuhan dan menyembah Tuhan untuk selamanya.. haleluya..

  8. Renato
    Renato says:

    kita dapat menjalani hidup dengan kuasa Kristus yang mengubahkan , sambil mempersembahkan hidup kita sebagai pujian yang berkumandang bagi kemuliaan Allah. amien

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *