Surat yang Menjelajah Waktu

Minggu, 9 Agustus 2020

Surat yang Menjelajah Waktu

Baca: 1 Yohanes 1:1-8

1:1 Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup–itulah yang kami tuliskan kepada kamu.

1:2 Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.

1:3 Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.

1:4 Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.

1:5 Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.

1:6 Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.

1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.

1:8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.

Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. —1 Yohanes 1:2

Surat yang Menjelajah Waktu

Sejuta lebih anak muda ikut dalam lomba menulis surat internasional setiap tahunnya. Pada tahun 2018, tema lombanya adalah: “Bayangkan kamu adalah surat yang menjelajah waktu. Pesan apa yang ingin kamu sampaikan kepada para pembaca?”

Di dalam Alkitab terdapat sekumpulan surat yang oleh ilham dan pimpinan Roh Kudus telah menjelajah waktu melintasi zaman hingga akhirnya sampai kepada kita. Ketika gereja Kristen semakin berkembang, murid-murid Yesus menulis surat kepada jemaat-jemaat lokal di seluruh Eropa dan Asia Kecil untuk membantu mereka mengerti kehidupan baru yang mereka miliki di dalam Kristus. Banyak dari surat-surat itu dikumpulkan dan masuk ke dalam Alkitab yang kita baca sekarang.

Apa yang ingin disampaikan oleh para penulis surat itu kepada pembacanya? Yohanes menjelaskan, dalam suratnya yang pertama, bahwa ia menulis tentang “apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami.” Ia menulis tentang perjumpaannya dengan Kristus yang hidup (1Yoh. 1:1). Ia menulis agar para pembacanya “beroleh persekutuan” dengan satu sama lain, dan “persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus” (ay.3). Saat kita bersekutu bersama, tulisnya, sukacita kita menjadi sempurna (ay.4). Surat-surat dalam Alkitab membawa kita ke dalam persekutuan yang melampaui waktu, yakni persekutuan dengan Allah yang kekal.—AMY PETERSON

WAWASAN
Siapakah Yohanes, penulis surat ini? Dia tidak hanya menulis ketiga surat Yohanes, tetapi juga Injil Yohanes dan kitab Wahyu. Seperti Simon Petrus dan Andreas yang bersaudara, Yohanes dan saudaranya Yakobus adalah nelayan-nelayan (Matius 4:21) yang menjadi bagian dari dua belas pengikut yang dipilih Yesus (Markus 3:16-19). Dalam kelompok tersebut, Yohanes adalah satu dari tiga orang yang memiliki hubungan dekat dengan Yesus (Markus 5:37; 9:2; 14:33). Ia menyebut dirinya sendiri sebagai “murid yang dikasihi [Yesus]” (Yohanes 13:23), dan kasih menjadi tema utama di sepanjang Injil dan surat-suratnya. Nampaknya ia satu-satunya murid yang berada di dekat salib (19:26), lalu ia dan Petrus adalah yang paling pertama masuk ke dalam kubur Kristus (20:8).—Alyson Kieda

Seandainya Allah menulis surat untuk kamu hari ini, kira-kira apa isinya? Seandainya kamu menulis surat kepada seorang teman dan menceritakan kepadanya tentang perjumpaan kamu dengan Allah yang hidup, apa yang akan kamu katakan?

Terima kasih, ya Bapa, untuk persekutuan yang kumiliki dengan-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 77–78; Roma 10

Bagikan Konten Ini
29 replies
  1. Mack Mack
    Mack Mack says:

    Isi surat Tuhan “Aku mengasihimu tanpa syarat”. Isi surat kepada orang lain “aku mengasihimu tanpa syarat juga”. Mari kita hidup didalam kasih dan terang Tuhan.

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat dan pertolonganMu kepada kami, pimpin kami selalu dimanapun kami berada ya Tuhan, dan kuatkanlah kami,
    terpujilah namaMu kekal selamanya,
    Amin

  3. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    saya bersykr dan trima kasih karna saya msh bisa selalu bersekutiu bersamamu engkau adlh allah yg dasyat dan berkuasa sehingga saya bisa selau mencurahkan isi hati kami kpdmu bpk amin

  4. Pak Pinok
    Pak Pinok says:

    Haleluya,haleluya,Puji Tuhan,,seandainya saya menjadi surat yang terbuka bisa dibaca semua orang,,saya akan menceritakan bahwa YESUS KRISTUS,,adalah Allah yg baik,sungguh baik dan teramat baik,di dalam hidup orang2 yg percaya kepadaNya,,amin

  5. Renato
    Renato says:

    Saat kita bersekutu bersama, sukacita kita menjadi sempurna, yakni persekutuan dengan Allah yang kekal. Amien

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *