Melepaskan
Jumat, 7 Agustus 2020
Baca: Yohanes 11:21-36
11:21 Maka kata Marta kepada Yesus: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.
11:22 Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.”
11:23 Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit.”
11:24 Kata Marta kepada-Nya: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.”
11:25 Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,
11:26 dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?”
11:27 Jawab Marta: “Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.”
11:28 Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya: “Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau.”
11:29 Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus.
11:30 Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia.
11:31 Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.
11:32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.”
11:33 Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata:
11:34 “Di manakah dia kamu baringkan?” Jawab mereka: “Tuhan, marilah dan lihatlah!”
11:35 Maka menangislah Yesus.
11:36 Kata orang-orang Yahudi: “Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. —Mazmur 116:15
“Ayah kamu sudah melangkah menuju ajalnya,” kata perawat yang menanganinya. Istilah “melangkah menuju ajal” merujuk pada tahap akhir proses kematian, dan istilah baru yang asing bagi saya itu memberikan kesan seperti menyusuri jalan sunyi sepi tanpa ada jalan kembali. Di hari terakhir ayah kami, saya duduk bersama saudara perempuan saya di samping tempat tidurnya tanpa mengetahui apakah ia masih bisa mendengar kami. Kami mencium puncak kepalanya yang sudah tidak ditumbuhi rambut lagi. Kami membisikkan janji-janji Allah di telinganya. Kami menyanyikan lagu “Besar Setia-Mu” dan membacakan Mazmur 23. Kami mengatakan kepadanya bahwa kami menyayanginya dan berterima kasih kepadanya karena sudah menjadi ayah kami. Kami tahu, hatinya sudah rindu ingin segera berjumpa Yesus, dan kami katakan kepadanya bahwa ia boleh pergi. Mengucapkan kata-kata itu merupakan langkah pertama yang sangat menyakitkan dalam melepasnya pergi. Beberapa menit kemudian, ayah kami pun berpulang dan disambut dengan penuh kebahagiaan ke dalam rumahnya yang abadi.
Memang pedih melepas seseorang yang kita kasihi. Yesus pun menangis ketika sahabat-Nya, Lazarus, meninggal dunia (Yoh. 11:35). Namun, karena janji-janji Allah, kita memiliki pengharapan yang melampaui kematian. Mazmur 116:15 mengatakan bahwa “semua orang yang dikasihi-Nya”—mereka yang adalah milik-Nya—”berharga” bagi-Nya. Walaupun sudah mati, mereka akan hidup kembali.
Yesus berjanji, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya” (Yoh. 11:25-26). Kiranya kita terhibur dengan mengetahui bahwa kita akan berada di hadirat Allah selama-lamanya.—CINDY HESS KASPER
WAWASAN
Ketika Marta berkata bahwa saudaranya Lazarus “akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman” (Yohanes 11:24), ia sedang menyatakan harapan orang Yahudi terhadap kehidupan setelah kematian. Kebangkitan orang mati adalah sebuah kepercayaan Yahudi kuno (Ayub 19:26-27). Mereka percaya bahwa akan ada satu hari di masa depan ketika “orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal” (Daniel 12:2; lihat juga Yesaya 26:19; Yohanes 5:28-29). Namun, ketika Yesus berkata, “Saudaramu akan bangkit” (Yohanes 11:23), Dia tidak hanya mengacu kepada pengharapan kebangkitan di masa depan tetapi juga menjanjikan kebangkitan Lazarus yang segera terjadi saat itu juga (ay.40-44).—K.T. Sim
Apa yang dicapai Yesus Kristus lewat kematian-Nya di kayu salib? Bagaimana pengorbanan-Nya membawa dampak terhadap setiap orang yang pernah hidup?
Bapa yang Mulia, terima kasih untuk janji hidup kekal di hadirat-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 72–73; Roma 9:1-15
Bapa yang Mulia, terima kasih untuk janji hidup kekal di hadirat-Mu. 🙏
.AmiN.
Amen..
terimakasih Tuhan Yesus atas hidup kekal yang Engkau berikan..
amin
Kami adalah anak2Mu yg sesungguhnya.
Terimakasih Tuhan, kami boleh mengenal Mu. Amin
Terimakasih ya Tuhan yesus🙏
Amin
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami, tolong dan pimpin kami selalu dimanapun kami berada ya Tuhan,
Terpujilah NamaMu kekal selamanya,
amin
Amen 😇
Amin
Amin… 🙏
Terima kasih Tuhan Yesus untuk dapat mengenal-Mu bahwa di dalam Engkau ada kehidupan selama-lamanya. Berikan kekuatan Iman dan pengharapan bahwa kasih-Mu tidak berkesudahan. Amin
Terima Kasih Tuhan Yesus. Amin
Amin😇
Amin
aminnnðŸ™
Amin
amin haleluyah
😇
Terimakasih Tuhan, Amin
aminn, Tuhan masukkan kami kelak ke dalam surgaMu…amin aminn aminn
Jangan pernah kuatir akan apapun, Sebab engkau berharga di mata Tuhan.
Kiranya kita terhibur dengan mengetahui bahwa kita akan berada di hadirat Allah selama-lamanya. Amien
amin