Hamba-Mu Mendengar
Senin, 31 Agustus 2020
Baca: 1 Samuel 3:1-10
3:1 Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatanpun tidak sering.
3:2 Pada suatu hari Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya.
3:3 Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah.
3:4 Lalu TUHAN memanggil: “Samuel! Samuel!”, dan ia menjawab: “Ya, bapa.”
3:5 Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: “Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata: “Aku tidak memanggil; tidurlah kembali.” Lalu pergilah ia tidur.
3:6 Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuelpun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: “Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata: “Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali.”
3:7 Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.
3:8 Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Iapun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: “Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu.
3:9 Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: “Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar.” Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya.
3:10 Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Lalu datanglah Tuhan, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: “Samuel! Samuel!“ Dan Samuel menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.” —1 Samuel 3:10
Seandainya radio nirkabelnya menyala, mereka pasti tahu bahwa kapal Titanic sedang tenggelam. Cyril Evans, operator radio di kapal lain, sudah mencoba mengirimkan pesan kepada Jack Phillips, operator radio di atas kapal Titanic untuk memberi tahu mereka akan adanya gunung es di perairan tersebut. Namun, saat itu Phillips sedang sibuk mengirimkan pesan-pesan dari para penumpang dan dengan kasar menyuruh Evans untuk diam. Dengan berat hati, Evans pun mematikan radionya dan tidur. Sepuluh menit kemudian, kapal Titanic menghantam gunung es. Sinyal minta tolong yang mereka pancarkan tidak dijawab karena tidak ada lagi yang mendengar.
Dalam 1 Samuel kita membaca bagaimana para imam Israel penuh dengan kejahatan dan telah kehilangan penglihatan serta pendengaran rohani mereka sementara bangsa mereka terus melangkah menuju bahaya. “Pada masa itu firman Tuhan jarang; penglihatan-penglihatanpun tidak sering” (1Sam. 3:1). Namun, Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Dia mulai berbicara kepada seorang anak muda bernama Samuel yang dibesarkan dalam rumah seorang imam. Nama Samuel berarti “Tuhan mendengar”—nama yang diberikan untuk mengenang bagaimana Allah menjawab doa ibunya. Namun, Samuel masih perlu belajar untuk mendengar perkataan Allah.
“Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar“ (ay.10). Hanya hamba yang mendengar. Kiranya kita juga memilih untuk mendengar dan menaati apa yang telah Allah nyatakan dalam Kitab Suci. Serahkanlah hidup kita kepada-Nya dan bersikaplah sebagai hamba yang rendah hati—yang membiarkan “radio”-nya terus menyala.—Glenn Packiam
WAWASAN
Pada pasal-pasal awal kitab 1 Samuel, penulis dengan pandai menggunakan kontras untuk menyorot perbedaan antara anak-anak Eli dan Samuel. 1 Samuel 2:12 mencatat bahwa “anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN” dan “mereka itu tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan” (ay.22). Sebaliknya, Samuel, “semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia” (ay.26). Ketika anak-anak Eli tidak mendengarkan teguran ayah mereka (ay.25), tanggapan Samuel kepada Tuhan adalah, “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar” (3:10).—Arthur Jackson
Mengapa penting bagimu untuk menaati apa yang telah Allah nyatakan dalam Kitab Suci-Nya? Bagaimana kamu bisa terus tersambung dan mendengar suara-Nya?
Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau adalah Allah yang berbicara kepada kami. Terima kasih atas Kitab Suci-Mu yang menolong kami mengikut-Mu dengan taat. Berbicaralah, hamba-Mu ini mendengar.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 132–134; 1 Korintus 11:17-34
amin
amin
Saya harus peka dengan pamggilan Tuhan, diawali dengan sikap sebagai hamba yang rendah hati dan mau mendengar.
amin ya Tuhan yesus🙏
Ajari kami ya Tuhan untuk mendengar suara Tuhan. Amin
Buka hatiku Tuhan mendengar suaraMu.
.AmiN.
Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau adalah Allah yang berbicara kepada kami. Terima kasih atas Kitab Suci-Mu yang menolong kami mengikut-Mu dengan taat. Berbicaralah, hamba-Mu ini mendengar.
AminðŸ™
Terima kasih Tuhan atas berkat Mu ini.
Amin
Thank God 😇
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami,
pimpin kami dimanapun kami berada ya Tuhan, dan kuatkanlah kami,
terpujilah NamaMu kekal selamanya,
amin
Tuhan selalu berdiri di dekat kita untuk memanggil kita. Dia memanggil bukan dr kejauhan. Dia yang datang sendiri untuk memanggil kita.
sama seperti untuk bangun pagi dan memiliki waktu teduh, sebenarnya sudah ada dalam hati yg membangunkan, tetapi krn merasa itu adalah otak kita sendiri, jadi mengabaikannya. Sesungguhnya Allah selalu memanggil kita untuk lebih dekat kepada-Nya. Kita perlu belajar mengenali Suara Allah dan mendengar perkataan-Nya
Penting bagiku untuk menaati apa yang telah Allah nyatakan dalam Kitab Suci-Nya krna Dia adalah Allah Bapa, dan aku adalah anak-Nya. sudah seharusnya seorang anak menaati bapanya. Terlebih Allah adalah Bapa yang mengasihi dan menyediakan segala yg terbaik yg kubutuhkan.
Untuk bisa terus tersambung dengan Allah, adalah dengan terus berbicara kepada-Nya di dalam doa. sehingga semakin mengenal Suara Allah sendiri dan bisa menjalin komunikasi dua arah dengan Allah.
Melibatkan Allah dalam setiap kondisi dan setiap hari.
Amin. 😇
Amin. 😇
amen
Amin
amin haleluyah
Amen
Amin
🙏
Amen 😇
Amin…
Aminn
Terpujilah Kristus
Amin.
semoga saya bisa lebih peka terhadap suara Tuhan
Amin 😊
Amin.. Terimakasih Tuhan Yesus atas Firman mu..aku percaya suara aku dengar bahwa kasih Tuhan selalu penuh berkat..halelulaya..
Amin
Amin
Terima kasih Tuhan… kami percaya dan yakin benar, Tuhan pasti berbicara kepada kami, ajari kami utk selalu peka terhadap suaraMU ya Tuhan…
AMIN
Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Amin.
amin
Kiranya kita juga memilih untuk mendengar dan menaati apa yang telah Allah nyatakan dalam Kitab Suci. Serahkanlah hidup kita kepada-Nya dan bersikaplah sebagai hamba yang rendah hati-yang membiarkan “radio”-nya terus menyala. Amien
Firman Tuhan kali ini seperti peringatan bagi saya, saya sedang dilemma dalam menghadapi salah satu pilihan yang lumayan besar dalam hidup saya dan tidak tahu apa yang harus saya lakukan, saya sudah berusaha untuk meminta jawaban atau penerangan dari Tuhan tetapi saya masih saja bebal untuk tidak mau mengikuti kata hati saya. Setelah saya pikir pikir lagi, saya baru sadar kalau suara hati saya merupakan suara dari Tuhan.
Firman hari ini mengingatkan kita untuk bukan hanya berdoa dan berserah kepada Tuhan, tetapi kita juga harus berusaha untuk mendengar suara Tuhan dan meminta kekuatan kepada Tuhan agar dapat melakukan hal-hal yang Tuhan inginkan untuk kita lakukan
Serahkanlah hidup kita kepada-Nya dan bersikaplah sebagai hamba yang rendah hati
pakailah aku ya Tuhan sesuai dengan yang Kau kehendaki.