Dimurnikan dalam Api

Senin, 17 Agustus 2020

Dimurnikan dalam Api

Baca: 1 Petrus 1:6-9

1:6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.

1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu–yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api–sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

1:8 Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,

1:9 karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.

Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu. —1 Petrus 1:7

Dimurnikan dalam Api

Emas dua puluh empat karat adalah emas yang hampir mencapai kadar 100 persen dengan sedikit kotoran (impurities). Namun, persentase itu sulit untuk dicapai. Untuk memurnikan emas, biasanya digunakan satu dari dua metode yang ada. Proses Miller merupakan proses yang tercepat dan termurah, tetapi hanya menghasilkan emas yang 99,95 persen murni. Proses Wohlwill membutuhkan lebih banyak waktu dan biaya, tetapi menghasilkan emas yang 99,99 persen murni.

Pada zaman Alkitab, orang memurnikan emas dengan menggunakan api. Api menyebabkan kotoran naik ke permukaan sehingga lebih mudah disingkirkan. Dalam suratnya yang pertama kepada para pengikut Yesus di seluruh Asia Kecil (Turki utara), Rasul Petrus menggunakan proses pemurnian emas sebagai metafora untuk menggambarkan bagaimana pencobaan bekerja dalam kehidupan orang percaya. Pada waktu itu, banyak orang percaya dianiaya oleh penguasa Romawi karena iman mereka kepada Kristus. Petrus sendiri juga pernah mengalaminya. Namun, Petrus menjelaskan bahwa penganiayaan menghasilkan “kemurnian iman [kita]” (1Ptr. 1:7).

Mungkin saat ini kamu merasa sedang dibakar dalam api pemurnian—merasakan panasnya kemunduran, penyakit, atau tantangan-tantangan lain. Namun, sering kali kesulitan hidup menjadi cara Allah memurnikan emas iman kita. Dalam penderitaan, mungkin kita memohon kepada Allah untuk segera mengakhiri proses-Nya, tetapi Dia tahu apa yang terbaik bagi kita, bahkan ketika hidup terasa menyakitkan. Tetaplah terhubung dengan Sang Juruselamat, tempat kita menemukan penghiburan dan damai sejahtera.—LINDA WASHINGTON

WAWASAN
Dalam 1 Petrus 1:8, Petrus sedang menekankan sebuah pemikiran penting yang bermula dari Injil Yohanes. Di Yohanes 20:29, Kristus yang bangkit berkata kepada Tomas, “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Perkataan ini mencakup semua orang di generasi kita yang telah mengikut Yesus. Walaupun kita belum ada sewaktu Dia secara fisik hadir di dunia ini, kita dapat menerima catatan Alkitab dengan iman (1 Korintus 15:3-4) dan kehadiran Roh Kudus dalam hidup kita (Roma 8:16) sebagai bukti kebenaran dari apa yang tidak kita lihat tetapi kita percayai (Yohanes 16:13-15). Demikian Paulus menulis, “Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat” (2 Korintus 5:7).—Bill Crowder

Tantangan apa saja yang pernah kamu hadapi yang menghasilkan pertumbuhan imanmu? Bagaimana kamu menanggapinya?

Allah Bapa, tolong aku melihat bagaimana pencobaan dalam hidupku pada akhirnya akan memunculkan emas dalam diriku.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 97–99; Roma 16

Bagikan Konten Ini
28 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami, tolong dan pimpin kami selalu ya Tuhan,
    Terpujilah NamaMu kekal selamanya,
    Amin

  2. novita sari
    novita sari says:

    amin, terimakasih Tuhan karena Engkau selalu mengajarkan dengan aku dg berbagai permasalahan.

  3. Renato
    Renato says:

    Tetaplah terhubung dengan Sang Juruselamat, tempat kita menemukan penghiburan dan damai sejahtera . Amien

  4. Mack Mack
    Mack Mack says:

    Kubersyukur karena lewat semua ujian hidup yang berat…aku semakin dekat dan percaya akan janji dan pertolongan-Mu yang tidak pernah terlambat. Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *