Berlari Menuju Kasih
Sabtu, 15 Agustus 2020
Baca: Yeremia 31:1-9
31:1 “Pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan menjadi Allah segala kaum keluarga Israel dan mereka akan menjadi umat-Ku.
31:2 Beginilah firman TUHAN: Ia mendapat kasih karunia di padang gurun, yaitu bangsa yang terluput dari pedang itu! Israel berjalan mencari istirahat bagi dirinya!
31:3 Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.
31:4 Aku akan membangun engkau kembali, sehingga engkau dibangun, hai anak dara Israel! Engkau akan menghiasi dirimu kembali dengan rebana dan akan tampil dalam tari-tarian orang yang bersukaria.
31:5 Engkau akan membuat kebun anggur kembali di gunung-gunung Samaria; ya, orang-orang yang membuatnya akan memetik hasilnya pula.
31:6 Sungguh, akan datang harinya bahwa para penjaga akan berseru di gunung Efraim: Ayo, marilah kita naik ke Sion, kepada TUHAN, Allah kita!
31:7 Sebab beginilah firman TUHAN: Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita, bersukarialah tentang pemimpin bangsa-bangsa! Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah: TUHAN telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel!
31:8 Sesungguhnya, Aku akan membawa mereka dari tanah utara dan akan mengumpulkan mereka dari ujung bumi; di antara mereka ada orang buta dan lumpuh, ada perempuan yang mengandung bersama-sama dengan perhimpunan yang melahirkan; dalam kumpulan besar mereka akan kembali ke mari!
31:9 Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal. —Yeremia 31:3
Nora bertubuh mungil, tetapi Bridget—wanita garang berbadan besar dengan tinggi 180 cm yang menunduk dan memkamunginya dengan tatapan galak—sama sekali tidak membuatnya takut. Bridget bahkan tidak bisa menjawab mengapa ia datang ke tempat yang khusus menangani kehamilan bermasalah; ia sendiri sudah memutuskan untuk menggugurkan kandungannya. Namun, dengan lembut Nora mengajukan sejumlah pertanyaan, dan Bridget menolak menjawab semua pertanyaan itu sambil melontarkan sumpah serapah. Tak lama kemudian Bridget beranjak pergi dan menyatakan tekadnya untuk menggugurkan kandungannya.
Setelah buru-buru menyusupkan badannya yang mungil di antara Bridget dan pintu keluar, Nora bertanya, ”Sebelum kau pergi, bolehkah aku memeluk dan mendoakanmu?” Tidak pernah ada orang yang memeluk Bridget sebelumnya—setidaknya dengan niat baik. Tiba-tiba, tanpa diduga, air mata Bridget menetes.
Kelembutan sikap Nora itu mencerminkan hati Allah yang mengasihi umat-Nya, Israel, “dengan kasih yang kekal” (Yer. 31:3). Saat itu bangsa Israel sedang menanggung akibat yang pedih dari perbuatan mereka sendiri yang berulang kali melanggar ketetapan Allah. Namun, Allah berkata kepada mereka, “Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu. Aku akan membangun engkau kembali” (ay.3-4).
Persoalan hidup Bridget begitu rumit (dan banyak dari kita bisa memahami apa yang dialaminya). Sebelum Bridget bertemu dengan kasih yang sungguh-sungguh nyata hari itu, ia beranggapan bahwa Allah dan para pengikut-Nya hanya akan mengecam dirinya. Nora menunjukkan sesuatu yang berbeda kepadanya, yakni diri Allah yang tidak membiarkan kita terus berdosa karena Dia mengasihi kita lebih dari apa pun yang bisa kita bayangkan. Allah menyambut kita dengan tangan terbuka. Kita tidak perlu terus berlari.—TIM GUSTAFSON
WAWASAN
Yeremia menawarkan penghiburan yang tidak lazim kepada mereka yang selamat dari penyerangan dan pengasingan oleh Babel (30:3,10-11,24; 31:1). Sang nabi tidak menawarkan janji penyelamatan di depan mata, tetapi justru mengingatkan mereka tentang Allah yang menyatakan kasih dan kebaikan yang kekal “kepada [kita]” dengan berjanji menolong generasi-generasi mendatang seperti yang pernah Dia lakukan kepada leluhur mereka di masa lalu (31:3,17). Meski demikian, Yeremia tidak menawarkan pengharapan akan hadirnya kelepasan langsung kepada mereka yang terus mengeraskan hati. Sebaliknya, ia menggunakan penyesalan Efraim, bapa dari suku-suku Utara yang menyembah berhala, untuk menunjukkan bagaimana Allah yang mahahadir rindu untuk menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang menolak Dia (ay.18-22).—Mart DeHaan
Bagaimanakah persepsi kamu terhadap Allah? Apakah persepsi kamu itu sejalan dengan bacaan Alkitab hari ini?
Ya Bapa, aku sering tidak mengindahkan kasih-Mu yang luar biasa. Ampuni aku, dan tolonglah aku agar dapat mencerminkan kasih itu kepada seseorang hari ini.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 91–93; Roma 15:1-13
Kasih Allah ada sampai selama lamanya. Aminnnn
Amin.. 😞ðŸ™
.AmiN.
Amin..😇
Ya Tuhan ampuni aku,krn aku sering melupakan kasihMu.
terima kasih
Aminnn
Yesus Tuhan😇 salam kasih buat kita smua disini🙏 Trimakasih yah buat penulis renungan ini, sangat memberkati👍luar biasa🤗God bless
Amin
Amin. 😇
amin
Amin
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami, pimpin kami selalu dimanapun kami berada ya Tuhan, dan kuatkanlah kami ,
terpujilah namaMu kekal selamanya,
Amin
Bapa, aku sering tidak mengindahkan kasih-Mu yang luar biasa. Ampuni aku, dan tolonglah aku agar dapat mencerminkan kasih itu kepada seseorang hari ini. 🙏🙏🙏
Tuhan kita selalu sabar menghadapi kita orang yang berdosa semoga Tuhan selalu menjaga kita dan memberikan anugrah yang melimpah *Amin*
AminðŸ™
Amin…Tuhan memberkati
Terimakasih atas Santapan Rohani Pagi ini ,,,,Ajarilah Kami Tuhan untuk Saling Mengasihi …Amin.
ajarkan kami bpk supaya hpdku menjadi layak dan berkenan kpdmu ya bpk amin
amen
Terima kasih Tuhan untuk kasih-Mu yang begitu besar yang selalu datang dan menyapaku. Tolong aku dengan kuasa Roh Kudus-Mu untuk dapat mencerminkan kasih-Mu yg besar dan ajaib kepada seseorang hari ini. Amin.
Amin
amin ya Tuhan yesus🙏
amin
Amin. TYM
Amin
Ajar kami ya Tuhan. Terpujilah nama Tuhan sekarang dan sampai slamaNya. Amin
amin
Terima kasih Tuhan. Engkau telah menjawab permintaan ku. Amin
Amin
Allah tidak membiarkan kita terus berdosa karena Dia mengasihi kita lebih dari apa pun yang bisa kita bayangkan. Allah menyambut kita dengan tangan terbuka. Kita tidak perlu terus berlari. Amien
Amin😇
amin