Berbeda dengan Jalan Bapa
Kamis, 6 Agustus 2020
Baca: 1 Samuel 8:1-9
8:1 Setelah Samuel menjadi tua, diangkatnyalah anak-anaknya laki-laki menjadi hakim atas orang Israel.
8:2 Nama anaknya yang sulung ialah Yoel, dan nama anaknya yang kedua ialah Abia; keduanya menjadi hakim di Bersyeba.
8:3 Tetapi anak-anaknya itu tidak hidup seperti ayahnya; mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan.
8:4 Sebab itu berkumpullah semua tua-tua Israel; mereka datang kepada Samuel di Rama
8:5 dan berkata kepadanya: “Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain.”
8:6 Waktu mereka berkata: “Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami,” perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada TUHAN.
8:7 TUHAN berfirman kepada Samuel: “Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.
8:8 Tepat seperti yang dilakukan mereka kepada-Ku sejak hari Aku menuntun mereka keluar dari Mesir sampai hari ini, yakni meninggalkan Daku dan beribadah kepada allah lain, demikianlah juga dilakukan mereka kepadamu.
8:9 Oleh sebab itu dengarkanlah permintaan mereka, hanya peringatkanlah mereka dengan sungguh-sungguh dan beritahukanlah kepada mereka apa yang menjadi hak raja yang akan memerintah mereka.”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan. —1 Samuel 8:3
Pada dekade 1960-an, lingkungan padat North Lawndale di bagian barat kota Chicago menjadi proyek percontohan dari pemukiman warga antarras. Sejumlah warga Afrika-Amerika kelas menengah membeli rumah di sana dengan sistem “kontrak”—yang memadukan tanggung jawab kepemilikan rumah dengan kerugian menyewa. Dalam penjualan dengan sistem kontrak, pembeli tidak memiliki hak atas rumah itu, dan bila menunggak pembayaran satu kali saja, ia akan langsung kehilangan uang muka, seluruh angsuran yang sudah dibayarkan, dan juga rumahnya. Para penjual yang licik lalu menjual rumah tersebut dengan harga tinggi, dan keluarga yang tinggal di sana akan diusir begitu menunggak pembayaran satu kali saja. Kemudian akan ada keluarga lain yang membeli rumah itu dengan sistem kontrak juga, dan siklus yang didorong oleh keserakahan itu pun terus berlanjut.
Samuel mengangkat putra-putranya menjadi hakim atas Israel, tetapi mereka dikuasai keserakahan. Anak-anak Samuel “tidak hidup seperti ayahnya” (1Sam. 8:3). Berbeda dengan Samuel yang menjunjung tinggi integritas, putra-putranya “mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadaan” dan memanfaatkan posisi mereka untuk keuntungan sendiri. Perilaku tidak adil ini membuat tua-tua Israel dan Allah tidak senang, yang kemudian memicu munculnya raja demi raja yang kisahnya tertulis dalam Perjanjian Lama (ay.4-5).
Menolak berjalan di jalan Allah membuka peluang timbulnya berbagai penyimpangan nilai, dan akibatnya, ketidakadilan makin menjadi-jadi. Berjalan di jalan Allah berarti memperlihatkan kejujuran dan keadilan tidak hanya dalam perkataan, tetapi juga dalam perbuatan. Perbuatan-perbuatan baik tersebut tidak dilakukan supaya orang menyebut kita baik, tetapi selalu dengan tujuan agar orang melihatnya dan kemudian memuliakan Bapa kita di surga.—John Blase
WAWASAN
Praktik jahat dari menerima suap dan memutarbalikkan keadilan—seperti yang dilakukan oleh anak-anak Samuel (1 Samuel 8:3)—adalah subtema dalam Alkitab yang sangat dipersoalkan oeh nabi-nabi Allah. Nabi Yesaya berkata kepada bangsa Yehuda, “Para pemimpinmu adalah pemberontak dan bersekongkol dengan pencuri. Semuanya suka menerima suap dan mengejar sogok” (Yesaya 1:23). Nabi Yehezkiel mencatat, “Padamu orang menerima suap untuk mencurahkan darah, engkau memungut bunga uang atau mengambil riba” (Yehezkiel 22:12). Nabi Amos mencela mereka yang “menjadikan orang benar terjepit, yang menerima uang suap dan yang mengesampingkan orang miskin di pintu gerbang” (Amos 5:12). Nabi Mikha berkata, “Pemuka menuntut, hakim dapat disuap; pembesar memberi putusan sekehendaknya” (Mikha 7:3). Kita menghormati Allah ketika kita mengupayakan keadilan bagi mereka yang miskin dan lemah.—Tim Gustafson
Apa contoh ketidakadilan yang kamu ketahui saat ini? Adakah cara yang bisa kamu tempuh untuk mengusahakan keadilan dalam keadaan tersebut?
Ya Allah, begitu banyak ketidakadilan di sekeliling kami, dan kami sering tidak tahan melihatnya. Tolonglah aku mendampingi mereka yang menderita dan menyerahkan hidupku untuk berjalan di jalan-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 70–71; Roma 8:22-39
amin
Tuntun aku Tuhan di setiap langkahku.
Tuhan pimpinlah langkahku…Amin
Amin… 🙏
Amin
Ajar kami ya Tuhan. Terpujilah nama Tuhan skarang dan sampai slamaNya. Amin
Amin.
.AmiN.
amin ya Tuhan yesus🙏
Amin
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat dan pertolonganMu kepada kami, pimpin kami selalu dimanapun kami berada ya Tuhan, dan kuatkanlah kami ,
terpujilah namaMu kekal selamanya,
Amin
Amen 😇
Berjalan bersama Tuhan menuju hidup kekal.
Thank you Bro Markus, keep up 🙂
integritas yang memberkati
amin haleluyah
Terima kasih Tuhan, Engkau Tuhan yang adil dan benar..biar hidupku memiliki nilai-nilai seperti-Mu dan menjafi berkat bagi orang lain disekitarku. Amin.
amen
Amin
Amen…jadikan kami berkat dimanapun kami berada….
tuntun aku Tuhan Yesus di jalanMu
Pimpinlah aku Tuhan, Arahkanlah langkahku kejalan_Mu yang Benar…Amin.
AmenðŸ˜
Amin
Amin. Tuntunlah kami agar tetap di jalanMu dan dapat berlaku adil seturut perkenananMu.
Aminn, sangat memberkati
Hidup lah dengan menanam kan keadilan
Ya Tuhan ajari kami untuk menjadi orang yang adil seperti engkau allah yang adil amin
beri ksmi kemapuan untk lebih dkt kpdmu ketika kita berdoa dan berima saya perc tuhan juga akan turut cmpr dlm setiap pergumulan hdp setiap anak2 nya amin
Berjalan di jalan Allah berarti memperlihatkan kejujuran dan keadilan tidak hanya dalam perkataan, tetapi juga dalam perbuatan. Perbuatan-perbuatan baik tersebut tidak dilakukan supaya orang menyebut kita baik, tetapi selalu dengan tujuan agar orang melihatnya dan kemudian memuliakan Bapa kita di surga. Amien
Amin.
Biarlah Engkau menjadi penguasa atas hidup kami, sehingga kami selalu berjalan dijalanMu
Saya Terima kasih Tuhan, Engkau Tuhan yang adil dan benar..biar hidupku memiliki nilai-nilai seperti-Mu dan menjadi berkat bagi orang lain disekitarku.
amin â¤â¤