Kasih yang Tidak Lazim

Rabu, 29 Juli 2020

Kasih yang Tidak Lazim

Baca: 2 Samuel 9:1-7

9:1 Berkatalah Daud: “Masih adakah orang yang tinggal dari keluarga Saul? Maka aku akan menunjukkan kasihku kepadanya oleh karena Yonatan.”

9:2 Adapun keluarga Saul mempunyai seorang hamba, yang bernama Ziba. Ia dipanggil menghadap Daud, lalu raja bertanya kepadanya: “Engkaukah Ziba?” Jawabnya: “Hamba tuanku.”

9:3 Kemudian berkatalah raja: “Tidak adakah lagi orang yang tinggal dari keluarga Saul? Aku hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah.” Lalu berkatalah Ziba kepada raja: “Masih ada seorang anak laki-laki Yonatan, yang cacat kakinya.”

9:4 Tanya raja kepadanya: “Di manakah ia?” Jawab Ziba kepada raja: “Dia ada di rumah Makhir bin Amiel, di Lodebar.”

9:5 Sesudah itu raja Daud menyuruh mengambil dia dari rumah Makhir bin Amiel, dari Lodebar.

9:6 Dan Mefiboset bin Yonatan bin Saul masuk menghadap Daud, ia sujud dan menyembah. Kata Daud: “Mefiboset!” Jawabnya: “Inilah hamba tuanku.”

9:7 Kemudian berkatalah Daud kepadanya: “Janganlah takut, sebab aku pasti akan menunjukkan kasihku kepadamu oleh karena Yonatan, ayahmu; aku akan mengembalikan kepadamu segala ladang Saul, nenekmu, dan engkau akan tetap makan sehidangan dengan aku.”

Mefiboset makan sehidangan dengan Daud sebagai salah seorang anak raja. —2 Samuel 9:11

Kasih yang Tidak Lazim

Tom bekerja di sebuah biro hukum yang memberikan konsultasi bagi perusahaan milik Bob. Tom dan Bob lalu berteman, tetapi kemudian Tom ketahuan menggelapkan uang ribuan dolar dari perusahaan Bob. Bob marah dan sakit hati, tetapi ia menerima nasihat bijak dari seorang Kristen yang menjabat sebagai wakil presiden perusahaannya. Wakilnya itu melihat bahwa Tom benar-benar menyesal dan sangat malu, maka ia menasihati Bob untuk mencabut gugatan dan justru mempekerjakan Tom. “Beri gaji yang cukup supaya ia bisa mengganti uang yang dicurinya. Engkau akan mendapat karyawan yang setia karena merasa berutang budi kepadamu.” Bob setuju, dan Tom pun menjadi karyawan yang setia dan sangat berterima kasih kepadanya.

Mefiboset, anak Yonatan dan cucu Raja Saul, berada dalam posisi sulit ketika Daud menjadi raja. Kebanyakan raja akan membunuh keturunan raja sebelumnya, tetapi Daud mengasihi Yonatan, dan memperlakukan putranya yang masih hidup sebagai anaknya sendiri (baca 2Sam. 9:1-13). Kemurahan hati membuatnya memiliki teman yang setia seumur hidup. Mefiboset takjub karena walaupun ia “patut dihukum mati oleh tuanku raja, tuanku telah mengangkat hambamu ini” (19:28). Ia tetap setia, bahkan ketika Absalom, putra Daud, mengusir Daud dari Yerusalem (2Sam. 16:1-4; 19:24-30).

Apakah kamu menginginkan teman yang setia seumur hidup? Untuk mendapatkan teman yang luar biasa, kamu perlu melakukan yang luar biasa pula. Ketika kamu mendapat pilihan untuk menghukum, berilah pengampunan. Mereka tetap perlu bertanggung jawab, tetapi berikanlah kesempatan kepada mereka yang telah bersalah itu untuk memperbaiki diri. Dengan demikian, kamu akan memperoleh teman yang setia dan sangat berterima kasih kepadamu. Tunjukkanlah kasih dan pengampunan yang tidak lazim.—Mike Wittmer

WAWASAN
Karena Saul menjadi raja sebelum Daud, semua keturunan Saul dapat menjadi ancaman bagi kedudukan Daud sebagai raja. Selama hidupnya, Saul menganggap Daud sebagai musuhnya (1 Samuel 18:29; 19:17) dan mencoba membunuhnya (lihat pasal 19-23). Meskipun demikian Daud tidak mau mencelakakan Saul karena Allah pernah mengurapi Saul sebagai raja (lihat pasal 24). Akan tetapi, setelah Saul mati, ketegangan dengan anak-anak Saul masih terus berlangsung (2 Samuel 2:8-9; 3:1).
Karena tidak mengherankan seandainya Daud berniat memusnahkan keluarga Saul, Daud harus meyakinkan Mefiboset tentang kasihnya (2 Samuel 9:7). Meskipun ada ketegangan, ketulusan hati Daud terungkap saat ia menunjukkan kebaikan kepada salah seorang anggota keluarga Saul, yang ia lakukan demi sahabatnya, Yonatan (ay.1). —Julie Schwab

Siapakah orang yang telah bersalah kepadamu? Bagaimana caramu meminta mereka bertanggung jawab, sembari tetap mengampuni mereka?

Ya Bapa, aku telah menerima kasih karunia yang luar biasa dari-Mu. Tolonglah aku menunjukkan kasih itu kepada sesamaku, terutama kepada mereka yang benar-benar menyesali perbuatan mereka.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 49–50; Roma 1

Bagikan Konten Ini
36 replies
  1. Clara Sitinjak
    Clara Sitinjak says:

    puji Tuhan, iluatrasi nya menarik sekali sederhana tetapi menyentuh hati 🙏🤗

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang telah Engkau limpahkan kepada kami,
    pimpin kami selalu dimanapun kami berada dan kuatkanlah kami,
    terpujilah namaMu kekal selamanya
    Amin

  3. Mack Mack
    Mack Mack says:

    Terima kasih buat kasih tanpa syarat yang Tuhan beri, ajar aku untuk dapat mengasihi orang lain tanpa syarat dan mendoakan mereka untuk hidupnya dapat diubahkan Tuhan. Amin

  4. Polin SKKKPS
    Polin SKKKPS says:

    Dari renungan kali ini saya belajar agar bisa lebih bersabar,dan saling mengasihi.Meskipun teman atau sahabat kita melakukan kesalahan kita harus memaafkan mereka.puji Tuhan

  5. Johannes Anes
    Johannes Anes says:

    Amin.. Terima kasih Tuhan Yesus atas Firman mu malam ini..sungguh mulia nama mu Tuhan Yesus..klau lah pelindung hidup aku Tuhan.. Tuhan Yesus segala nya dipergumulan hidup aku selamanya..

  6. Putri Pardede
    Putri Pardede says:

    Tuhan mengampuni kita atas segala dosa yang telah kita perbuat, untuk itu hendaknya kita melakukan hal yang sama terhadap sesama kita.

  7. Renato
    Renato says:

    berikanlah kesempatan kepada mereka yang telah bersalah itu untuk memperbaiki diri. Dengan demikian, kamu akan memperoleh teman yang setia dan sangat berterima kasih kepadamu. Tunjukkanlah kasih dan pengampunan . Amien

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *