Diciptakan untuk Satu Sama Lain

Minggu, 14 Juni 2020

Diciptakan untuk Satu Sama Lain

Baca: Kejadian 2:18-24

2:18 TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”

2:19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.

2:20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.

2:21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.

2:22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.

2:23 Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.”

2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.—Kejadian 2:18

Diciptakan untuk Satu Sama Lain

“Akulah yang mengurus semua keperluannya. Kalau ia bahagia, aku juga,” kata Stella. Merle berkata, “Aku senang selama ia ada di dekatku.” Merle dan Stella sudah menikah selama 79 tahun. Ketika Merle merana saat dirawat di panti jompo, Stella pun dengan senang hati membawanya pulang. Merle berusia 101 tahun dan Stella 95 tahun. Meskipun Stella membutuhkan alat bantu untuk berjalan, dengan penuh kasih ia masih melakukan apa yang dapat ia lakukan bagi suaminya, seperti menyiapkan makanan kesukaannya. Ada yang tidak dapat dilakukannya sendiri, tetapi cucu-cucu dan para tetangga datang membantu mengurusnya.

Kehidupan Stella dan Merle menjadi contoh dari firman Allah dalam Kejadian pasal 2, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia” (ay.18). Tak satu pun makhluk yang dibawa Allah kepada Adam sesuai dengan deskripsi itu. Hanya di dalam Hawa, yang diciptakan dari tulang rusuk Adam, Adam menemukan penolong dan teman hidup yang sepadan (ay.19-24).

Hawa adalah teman hidup yang sempurna untuk Adam, dan melalui mereka Allah membentuk lembaga pernikahan. Pernikahan tidak dibentuk hanya agar dua individu dapat saling menolong dan memiliki, tetapi juga agar mereka membangun keluarga dan memelihara ciptaan Allah, termasuk memperhatikan orang lain (1:28). Dari keluarga pertama itu terbentuklah komunitas, agar baik menikah atau lajang, tua atau muda, tidak ada dari kita yang hidup seorang diri saja. Sebagai komunitas, kita mendapat kesempatan berharga dari Allah untuk “menanggung beban” satu sama lain dengan rela (Gal. 6:2).—ALYSON KIEDA

WAWASAN
Kejadian 2:4-24 merupakan kali kedua kisah tentang penciptaan dituturkan dalam Alkitab. Mengapa ada dua? Dalam Kejadian 1, fokusnya terletak pada Allah dan kuasa-Nya yang menakjubkan: Dia berfirman maka alam semesta—segala sesuatu—terjadi. Dalam Kejadian 2, kita melihat fokus yang sangat berbeda. Setelah tidak ditemukan “penolong yang sepadan” bagi Adam di antara hewan-hewan itu (ay.20), Allah membuat Adam tertidur dan mengambil tulang rusuknya untuk menjadikan pasangan sekaligus sahabat yang sempurna: seorang perempuan, yaitu Hawa. Demikian sempurnanya mereka sehingga keduanya menjadi “satu daging” (ay.24). Kisah yang kedua berfokus pada kebutuhan mendasar kita akan hubungan sebagai manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Dijadikan serupa dengan-Nya berarti tidak sendirian. Kedua kisah penciptaan ini menyingkapkan dua aspek mengagumkan dari karakter Allah: Dialah Allah Mahakuasa, yang telah menciptakan Anda dan saya dari tidak ada menjadi ada, tetapi kepedulian-Nya membuat Dia tidak ingin kita tidak sendirian (ay.18). —Alyson Kieda

Terhiburkah kamu saat mengetahui bahwa baik menikah atau tidak, kita sebagai orang percaya tidak akan pernah seorang diri saja? Pernahkah kamu melihat dan mengalami karya nyata dari komunitas orang percaya sebagai tubuh Kristus?

Ya Allah, terima kasih Engkau telah menciptakan pria dan wanita untuk saling memiliki dan Engkau membentuk komunitas supaya tidak ada di antara kami yang benar-benar seorang diri saja.

Bacaan Alkitab Setahun: Ezra 9–10; Kisah Para Rasul 1

Kontribusi handlettering oleh Stella Yohana.

Bagikan Konten Ini
32 replies
  1. Feodora Judith
    Feodora Judith says:

    Pernikahan tidak dibentuk hanya agar dua individu dapat saling menolong dan memiliki, tetapi juga agar mereka membangun keluarga dan memelihara ciptaan Allah, termasuk memperhatikan orang lain. 🙏

  2. iin tifanni s
    iin tifanni s says:

    terimakasih untuk renungan singkat pagi ini, sungguh menjawab kegelisahan dan kebingungan… Tuhan selalu baik. Tuhan selalu baik.

  3. Rico Art
    Rico Art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat dan pertolonganMu kepada kam, pimpin kami selalu dimanapun kami berada, terpujilah namaMu kekal selamanya,
    Amin

  4. sherly
    sherly says:

    Terimakasih Tuhan untuk sgala hal yang Kau berikan pada kami. Terpujilah nama Tuhan skarang dan sampai slamaNya. Amin

  5. beanty psp
    beanty psp says:

    tangan Tuhan bekerja, firmannya memberikan pengajaran, roh kudus beri kekuatan bagi setiap kita tuk melakukan sgl sesuatu sesuai kehendaknya. amen

  6. Johannes Anes
    Johannes Anes says:

    Terimakasih Tuhan untuk segala isi Firman-mu..Tuhan tuh baik menciptakannya segala dia tak akan membiarkan kita sendiri.. Tuhan tahu isi hati kita sebelum kita meminta berdoa..Amin..

  7. Renato
    Renato says:

    Ya Allah ajarlah kami mengerti atas karya karyaMu yang nyata ,sebagai tubuh Kristus di dalam kami. Amien

  8. Marta
    Marta says:

    Terimakasih Tuhan…berilah ketenangan dlm hati kami dan berilah kesabaran dlm jiwa kami utk memahami dan menerima kehendakMu. Aminn

  9. Natalia
    Natalia says:

    ditanggal ini, 14 Juni 2020, saya kehilangan pelita dihidup saya. Pacar saya yg menemani saya berproses dan setiap jatuh bangun saya selama hampir 9 tahun, dipanggil Tuhan.
    Bahkan saya tidak bisa mengucap perpisahan ataupun melihat dia untuk terakhir kalinya. Padahal ditahun ini kami merencanakan untuk menikah setelah mengumpulkan jerih payah kami.
    Tapi saya percaya kalau Tuhan tentukan takdir kami berpasangan, mungkin bukan di dunia yang singkat ini, tapi di surganya nanti.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *