Teruntuk Semua Guru
Oleh Chia Poh Fang, Singapura
Artikel asli dalam bahasa Inggris: Teachers and School Staff, We Appreciate You Too!
Sejak pandemi merebak, ada satu kelompok pekerja yang bekerja keras tanpa pamrih, seolah kehidupan tetap berjalan normal seperti sedianya. Mereka adalah para pendidik.
Seperti halnya para petugas medis dan pekerja lainnya di sektor esensial yang harus tetap beroperasi, para pendidik mengalami kesibukan yang luar biasa, khususnya sejak akhir Maret.
Mengelola sistem pembelajaran secara daring membuat mereka kewalahan. Istri dari temanku bercerita padaku kalau guru-guru harus bekerja lebih keras dalam mengemban tanggung jawab mereka di masa-masa krisis ini. Mereka tak cuma harus mengajar kelas-kelas seperti biasanya, tapi juga harus menyiapkan modul pelajaran yang baru untuk siswa-siswi di rumah, lalu memantau satu per satu siswa untuk memastikan apakah mereka bisa mengikuti pelajarannya atau tidak.
Ketika beberapa pekerja lain jam kerjanya berkurang karena pembatasan sosial, para guru malah sebaliknya.
Apakah kamu melayani sebagai guru yang berjuang keras agar proses pendidikan tetap dapat berlangsung di tengah masa-masa sulit ini? Aku ingin mengatakan ini kepadamu: kamu tidak dilupakan. Terima kasih telah menanggung beban kerja yang bertambah. Terima kasih telah memberikan hidupmu kepada generasi masa depan. Kami mengapresiasimu atas perjuanganmu yang melelahkan.
Tak ada yang tahu berapa lama situasi ini akan berlangsung. Kami berdoa kiranya kamu tetap bersukacita serta menemukan kekuatan dan pengharapanmu di dalam Tuhan yang mengetahui setiap jerih lelah anak-anak-Nya. Jika kita menantikan pertolongan dari-Nya, Dia berjanji untuk membaharui kekuatan kita.
Nabi Yesaya menulis, “Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah” (Yesaya 40:30-31).
Tuhan mengerti bahwa kita membutuhkan kekuatan rohani, sebagaimana tubuh kita membutuhkan asupan nutrisi dari makanan yang kita makan setiap hari. Tuhan berjanji menguatkan kita senantiasa.
Yesaya mengingatkan kita bahwa Tuhan memilih, memanggil, dan beserta kita. Bapa di surga pun berkata demikian: “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan” (Yesaya 41:10).
Di dalam kelelahan kita, kita memperoleh kekuatan dari dua kebenaran dalam ayat di atas: “Aku menyertai engkau” dan “Aku ini Allahmu”. Dialah Allah yang kebenaran-Nya, serta tujuan-Nya bagi kita tidak berubah.
Ilustrasi dalam artikel ini dibuat oleh Yohanes Tenggara dan Grace Tjahyadi ( @dreamslandia )
Sebagai seorang guru, saya berterimakasih telah membuat karya ini, yang membuat saya sangat tersentuh membacanya. Benar sekali, seperti yang saya alami.
Mari bersama2 berjuang demi masa depan anak2 bangsa kita.
Sungguh menggugah artikel ini.menguatkan kami para guru.
Terimakasih untuk artikel ini, semoga kami bisa menjalankan tugas sebaik – baiknya di masa pandemi ini. God bless
Artikel yg sangat menguatkan u para pendidik. Thank you
Siapa yg peduli kesulitan para pengajar ?
Warungsate ini hadirkan kepedulian yg
selama ini mungkin belum muncul di
Permukaan. Jika mereka wajib tau IT,
Jika tidak pasti mustahil, hanya jika satu
Guru pegang 2 atw 3 Matpel, lumayan juga
readiness levelnya ya? Jehova Jire !
Saya sangat terharu n diberkati dengan tulisannya.. dan sebagai guru saya juga percaya jerih lelah kita tidak ada yg sia2.. satu hari nanti semua anak didik kita akan ingat tanpa jerih lelah n pengorbanan kita mereka tidak akan mencapai apa yg akan mereka capai.
Tetap semangat.. God bless all the educators..
Guru adalah pejuang tanpa tanda jasa begitu tulus untuk memintarkan murid-muridnya. Tuhan memberkati semua para guru.
Meskipun kadang tidak mendapat dukungan, tetapi tetaplah miliki hati yang tulus untuk mendidik calon-calon pemimpin bangsa.
God Bless…!!
Persis yang saya alami dengan segala keterbatasan tempat tetap menjalankan aktifitas belajar mengajar.
Trimakasih untuk artikelnya, sangat menguatkan…
Terima kasih atas artikel ini..turut menyemangati saya sbg guru les matematika dan fisika:) kepada setiap guru yg membaca ini, semoga kita senantiasa diberi kesehatan dan kekuatan dalam berkarya..semoga pandemi ini lekas berlalu
Trima kasih , masih ada yang menyadari betapa tidak mudahnya menjadi guru di masa pandemi..
Demi generasi masa depan.guru bekerja tanpa lelah, menanggung beban kerja yang bertambah, Tetap bersyukur .. Firman Tuhan yang menguatkan.
Jasamu tak terlihat, tapi yakinlah bahwaTuhan akan membalas jasamu,JBu
Trimakasih , sudah memberi motivasi, karena mmg tidak semua guru bisa semuanya, banyak hal yg kami harus belajar, Tetapi Tuhan pasti Tolong kita😍
Sbg pendidik sy bersyukur sekali unt artikel ini, sgt menguatkan dan membuat sy mengingat kembali dasar motivasi awal menjadi pendidik. Tuhan menguatkan setiap kita dg panggilan kita sbg pendidik.
Terima kasih
Terimakasih. Luar biasa
Sungguh hebat pembuat artikel ini, kalau bukan Guru “kecil” namun cerdas yang membuatnya, siapa lagi, isinya lengkap mewakili keadaan siswa/i dan semua keadaan guru…. Bravo, lanjutkan berkarya…
Selama ini saya bangga jadi guru, dan lebih bangga lagi saat membaca artikel ini. Terima kasih telah menorehkan tentang kejujuran, kesederhanaan, dan ketulusan hati seoran guru. Saya merasa sangat terberkati. Benar kata pepatah “Guru bukanlah orang yang hebat, tapi semua orang bebat karena didikan guru”.
Orang yg menabur kebaikan pasti akan menuai, itu janjiNYA. Amin.
Ini peristiwa hidup kita para guru sungguh terekam di artikel. Sekalipun kami generasi pendatang diera digital, semangat pendidiklah yg membuat kami terus belajar mengikuti perkembangan teknologi demi menumbuhkan anak2 kami.
Dengan rendah hati kita harus akui ini sudah terjadi dan kita tahu, COVID-19 adalah pandemi global-semua orang dibelahan dunia ikut terdampak. Mari kita senantiasa gotong royong dalam melakukan peranan kita masing-masing dan #BersatuLawanCovid19 bersama seluruh warga dunia.
Terima kasih telah membuat artikel ini. Saya, sebagai seorang guru, merasa terhibur dengan renungan ini.
Terima kasih untuk suntikan semangat ini. Tuhan Yesus memberkati kalian semua😇
Ing ngarso sung tuladha, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Semangat Guru Indonesia… tetaplah bertekun dan bersabar dalam situasi pandemi ini, alam semesta sedang diperbarui oleh Allah Yang Maha Bijaksana.
Sangat memberkati & bagus sekali.. Selamat ya Buat Rekan2 di ODB Indonesia..
Semangat Selalu ya..
Sangat memberkati & bagus sekali.. Selamat ya Buat Rekan2 di ODB Indonesia..
Semangat Selalu ya..
terima kasih buat semuanya..atas dukungannya…
saya bangga jadi guru meskipun dalam situasi seperti ini.
saya jadi teringat dengan sebuah pernyataan seperti ini:
“apabila ingin menghancurkan sebuah negara..bukanlah melalui senjata nuklir dan peralatan perang lainnya…tetapi cukup dengan JANGAN MENDIDIK GENERASI MUDANYA”
terima kasih untuk para pendidik di seluruh Indonesia. Tuhan memberkati.
#berharap covid 19 bisa pergi ke planet luar.
Terima kasih artikel yang menyenangkan dan menghibur ditengah kesibukan guru. Bagi saya situasi seperti sekarang menantang untuk terus belajar demi kelancaran tugas dan majunya anak didik. Tetap semangat !
Sesuatu yang membangun sangat membantu seorang guru untuk tetap semangat dalam kondisi seperti ini, walaupun ada keterbatasan. Karena pribadinya tidak bisa tergantikan dengan yang lain. Ilustrasi ini sangat bagus. Terimakasih. Tuhan Yesus Memberkati
Sungguh menguatkan. Terima kasih atas Artikel dan ilustrasinya. Mohon ijin untuk membuat video slide dengan ilustrasi dan dgn tanpa mengubah ilustrasinya. Saya juga akan melampirkan sumber dari Web Ini.
Terimakasih utk perenungan yg sederhana dan mendalam. Mengingatkan Kita bhw ada orang’ yg dihadirkan Allah dgn tugas yg mulia tapi sering terlupakan. Tuhan Yesus sendiri saat kehadirannya di dunia, juga adalah seorang guru.
guru itu sungguh amat berterima kasih Karana sudah susah