Mengapa Saya?

Rabu, 27 Mei 2020

Mengapa Saya?

Baca: Ayub 7:17-21

7:17 Apakah gerangan manusia, sehingga dia Kauanggap agung, dan Kauperhatikan,

7:18 dan Kaudatangi setiap pagi, dan Kauuji setiap saat?

7:19 Bilakah Engkau mengalihkan pandangan-Mu dari padaku, dan membiarkan aku, sehingga aku sempat menelan ludahku?

7:20 Kalau aku berbuat dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap Engkau, ya Penjaga manusia? Mengapa Engkau menjadikan aku sasaran-Mu, sehingga aku menjadi beban bagi diriku?

7:21 Dan mengapa Engkau tidak mengampuni pelanggaranku, dan tidak menghapuskan kesalahanku? Karena sekarang aku terbaring dalam debu, lalu Engkau akan mencari aku, tetapi aku tidak akan ada lagi.”

 

Mengapa Engkau menjadikan aku sasaran-Mu, sehingga aku menjadi beban pada diriku? —Ayub 7:20

Mengapa Saya?

Buku berjudul The Book of Odds berisi kumpulan berbagai kejadian langka yang menimpa satu dari sekian banyak orang. Catatan menyatakan bahwa satu di antara sejuta orang pernah disambar petir. Satu dari 25.000 orang mengalami gangguan kesehatan yang disebut “sindrom patah hati” yang diakibatkan oleh peristiwa guncangan atau kehilangan yang besar. Pengalaman-pengalaman tidak masuk akal yang dicatat dalam buku itu menyimpan pertanyaan yang tidak terjawab: Bagaimana jika kita menjadi salah satu yang mengalaminya?

Ayub berbeda dari semua orang pada zamannya. Allah berkata tentang Ayub, “Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan” (Ayb. 1:8). Akan tetapi, Ayub justru dipilih untuk mengalami rentetan penderitaan yang tidak masuk akal. Dari semua orang di dunia, Ayub adalah orang yang paling berhak menuntut jawaban. Pasal demi pasal dalam kitab ini menunjukkan kepada kita kesulitan yang dihadapi Ayub untuk memahami, “Mengapa saya?”

Kisah Ayub memberikan kepada kita cara untuk merespons misteri penderitaan dan kesedihan yang tidak terjelaskan. Dengan melihat bagaimana salah seorang hamba Allah yang baik dan penuh belas kasihan justru mengalami penderitaan dan kebingungan (ps.25), kita belajar bahwa tidak selamanya hukum tabur-tuai itu berlaku (4:7-8). Dengan memberikan latar belakang tentang kekacauan yang disebabkan oleh Iblis (ps.1) dan juga ucapan penutup (42:7-17) dari Allah yang kelak akan menyerahkan Anak-Nya untuk menanggung dosa-dosa kita, kisah Ayub memberikan alasan bagi kita untuk hidup karena percaya, bukan karena melihat. —Mart DeHaan

WAWASAN
Ayub 7:17 sangat mirip dengan Mazmur 8:5, “Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?” Namun, kemiripan kedua bacaan ini hanya sampai di situ. Daud dalam Mazmur 8 memuji Allah karena Dia sangat memperhatikan manusia sehingga Dia menaruhnya di atas segala ciptaan dan “telah membuatnya hampir sama seperti Allah” (ay.6-9). Sebaliknya, Ayub mengeluhkan perhatian Allah: “Apakah gerangan manusia, sehingga dia Kauanggap agung, . . . dan Kaudatangi setiap pagi, dan Kauuji setiap saat?” (7:17-18). Ayub merasa seakan-akan Allah mengincar dan mengejar-ngejar dirinya (ay.11-21). Namun, setelah Allah akhirnya berbicara (ps.38–41), kita melihat perubahan pada sikap Ayub: “Tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui” (42:3). Sekali lagi, kita melihat sebuah kesamaan dengan Mazmur 8. —Alyson Kieda

Bagaimana perasaan kamu terhadap Allah yang terkadang mengizinkan kita menderita tanpa memberi penjelasan apa-apa? Bagaimana kisah Ayub membantu kamu memahami hal ini?

Allah Pencipta dan Pemberi kehidupan kami, Bapa Tuhan kami Yesus Kristus, tolonglah kami untuk lebih mempercayai-Mu daripada penglihatan dan perasaan kami sendiri.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 1-3; Yohanes 10:1-23

Bagikan Konten Ini
32 replies
  1. meka pakpahan
    meka pakpahan says:

    setiap ujian kadang mengkendorkan iman percaya sy, tp bacaan ini adalah jembatan yg menguatkan iman percaya saya. walau tanpa melihat kejadian tsbt. amen

  2. Wimpy
    Wimpy says:

    Allah mengizinkan kita utk menderita sesungguhnya utk menyatakan kebesaranNya dan mau kita selalu hidup dalam ketergantungan akan kasih,damai sejahtera dan sukacitaNya.Terimakasih Allah,ajari kami selalu berjalan dlm kehendakMu.Amin

  3. Jeanyffer Christabelina
    Jeanyffer Christabelina says:

    Amin.. Terimakasih Tuhan Yesus… Aku mau hiidup karena PERCAYA bukan karena MELIHAT.. Apapun yg Tuhan lakukan dalam kehidupanku walaupun ak tak dapat mengerti namun ak yakin pasti yg terbaik.. Haleluyah… TERPUJILAH TUHAN..🙏

  4. Kristin S Silaban
    Kristin S Silaban says:

    Terkadang Allah mengizinkan penderitaan terjadi bukan karna membenci namun melihat bagaimana kita bisa di bentuk dan tetap setia kepadaNya no matter what our condition.
    Sama seperti Ayub, biar kiranya hidup kitapun mau di bentuk melalui senang bahkan menderita sekalipun dalam Dia. Sebab bejana yang indah hanya akan terbentuk melalui proses pemukulan dan pembakakaran di api yang panas. Selamat menikmati setiap pemrosesan Allah dalam hidup kita.

  5. Destina Grace Fajarwati
    Destina Grace Fajarwati says:

    Amin… semangat semuanya
    badai boleh menerpa tapi iman kita terhadap Tuhan tidak boleh berkurang sedikitpun✨
    Semangat menjalani hari ini
    Tuhan Memberkati😊

  6. Destina Grace Fajarwati
    Destina Grace Fajarwati says:

    Amazing Grace, how sweet the sound
    That saved a wretch like me
    I once was lost, but now am found
    Was blind but now I see

    Was Grace that taught my heart to fear
    And Grace, my fears relieved
    How precious did that Grace appear
    The hour I first believed

    Through many dangers, toils and snares
    We have already come
    T’was Grace that brought us safe thus far
    And Grace will lead us home
    And Grace will lead us home

  7. Rico Art
    Rico Art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak Berkat dan pertolongan yang Engkau berikan kepada kami hari lepas hari
    Amin

  8. kezia
    kezia says:

    Penderitaan yang kita alami, tidak akan pernah melampaui kemampuan kita.. jadi bila hari ini lembah derita harus dilalui, adalah proses yang Tuhan ijinkan terjadi unyuk menjadikan kita sbg pribadi yang berkenan bagi Tuhan… jijs kira bisa melaluinya maka kita ‘naik kelas’ dalam roh dan iman. Tetap tekun dan setia.

  9. Johannes Aritonang
    Johannes Aritonang says:

    setiap cobaan atau ujian yg kita alami pasti mendekati diri kepada Tuhan..ketahui Allah maha penyayang kepada umatnya saling mengasihi..aku percaya Tuhan yesus tak meninggalkan Umat nya yang percaya..

  10. Maria virnanda
    Maria virnanda says:

    Shalom.. Puji Tuhan saya merasa sangat terberkati melalui blog yang anda buat yaitu warung sate kamu.. Sungguh ini luar biasa.. Saya menyarankan untuk membuat aplikasi khusus saja agar akses lebih mudah lagi. Mohon maaf jika ada kesalahan kata yang membuat tersinggung. JBU and Fam 🙌

  11. Renato
    Renato says:

    Terima kasih ya Tuhan Yesus, penderitaan dan pengorbananMu dikayu salib, untuk kami belajar mengerti tentang menyelamatkan umat Mu di dunia ini. Amien

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *