Bawalah Air Matamu kepada Allah

Jumat, 22 Mei 2020

Bawalah Air Matamu kepada Allah

Baca: Ratapan 3:49-66

3:49 Air mataku terus-menerus bercucuran, dengan tak henti-hentinya,

3:50 sampai TUHAN memandang dari atas dan melihat dari sorga.

3:51 Mataku terasa pedih oleh sebab keadaan puteri-puteri kotaku.

3:52 Seperti burung aku diburu-buru oleh mereka yang menjadi seteruku tanpa sebab.

3:53 Mereka melemparkan aku hidup-hidup dalam lobang, melontari aku dengan batu.

3:54 Air membanjir di atas kepalaku, kusangka: “Binasa aku!”

3:55 “Ya TUHAN, aku memanggil nama-Mu dari dasar lobang yang dalam.

3:56 Engkau mendengar suaraku! Janganlah Kaututupi telinga-Mu terhadap kesahku dan teriak tolongku!

3:57 Engkau dekat tatkala aku memanggil-Mu, Engkau berfirman: Jangan takut!”

3:58 “Ya Tuhan, Engkau telah memperjuangkan perkaraku, Engkau telah menyelamatkan hidupku.

3:59 Engkau telah melihat ketidakadilan terhadap aku, ya TUHAN; berikanlah keadilan!

3:60 Engkau telah melihat segala dendam mereka, segala rancangan mereka terhadap aku.”

3:61 “Engkau telah mendengar cercaan mereka, ya TUHAN, segala rancangan mereka terhadap aku,

3:62 percakapan orang-orang yang melawan aku, dan rencana mereka terhadap aku sepanjang hari.

3:63 Amatilah duduk bangun mereka! Aku menjadi lagu ejekan mereka.”

3:64 “Engkau akan mengadakan pembalasan terhadap mereka, ya TUHAN, menurut perbuatan tangan mereka.

3:65 Engkau akan mengeraskan hati mereka; kiranya kutuk-Mu menimpa mereka!

3:66 Engkau akan mengejar mereka dengan murka dan memunahkan mereka dari bawah langit, ya TUHAN!”

 

Air mataku terus-menerus bercucuran, dengan tak henti-hentinya, sampai Tuhan memandang dari atas dan melihat dari sorga. —Ratapan 3:49-50

Bawalah Air Matamu kepada Allah

Musim panas lalu, seekor ikan paus pembunuh bernama Talequah melahirkan. Karena paus pembunuh termasuk spesies yang terancam punah, bayi paus itu memberikan harapan bagi kelangsungan hidup mereka. Akan tetapi, bayi tersebut ternyata hanya bertahan hidup kurang dari satu jam. Banyak orang di seluruh dunia menyaksikan Talequah menunjukkan kesedihannya dengan mendorong-dorong anaknya yang sudah mati itu di Samudra Pasifik yang dingin selama tujuh belas hari sebelum akhirnya melepaskannya.

Terkadang orang percaya juga bergumul harus berbuat apa saat berduka. Mungkin kita khawatir kesedihan kita akan menunjukkan seolah-olah kita tidak punya pengharapan. Akan tetapi, Alkitab memberikan kepada kita banyak contoh tentang pribadi-pribadi yang berseru kepada Allah dalam kesedihan mereka. Meratap dan berharap sama-sama dapat menjadi bagian dari respons yang beriman.

Kitab Ratapan berisi lima syair yang mengungkapkan perasaan dukacita dari orang-orang yang telah kehilangan kampung halaman mereka. Mereka dikejar-kejar musuh dan hampir mati (Rat. 3:52-54). Mereka meratap dan memanggil Allah agar Dia menyatakan keadilan-Nya (ay.64). Mereka berseru kepada Allah bukan karena telah kehilangan pengharapan, tetapi karena percaya bahwa Allah mendengar. Ketika mereka berseru, Allah datang mendekat kepada mereka (ay.57).

Tidaklah salah meratapi kehancuran yang terjadi di dalam dunia ini atau dalam kehidupanmu. Allah selalu mendengar ratapanmu. Yakinlah bahwa Allah melihat dari surga dan memahami kesedihanmu. —Amy Peterson

WAWASAN
Kitab Ratapan memberikan kepada kita gambaran seorang pujangga tentang akibat dari perang. Yerusalem telah diinvasi oleh para jenderal Babel pada 586 SM (Yeremia pasal 52). Allah segala allah telah menyerahkan umat pilihan-Nya kepada musuh-musuh mereka, seperti yang telah Dia peringatkan sedari awal jika mereka tegar tengkuk dan melupakan misi mereka sebagai terang bagi bangsa-bangsa lain (Ulangan 28). Emosi sang pujangga yang mengalir mencerminkan sebuah bangsa yang sekarang tidak punya tempat pelarian selain kepada ingatan masa lalu mereka dan berharap kepada Allah nan kekal yang terasa sangat jauh dari mereka pada masa-masa penderitaan yang seakan takkan berakhir tersebut (Ratapan 5:19-22). —Mart DeHaan

Bagaimana kamu dapat berlatih membawa seluruh perasaanmu kepada Allah? Kapan kamu merasa bahwa Allah datang mendekat kepadamu di saat kamu bersedih?

Allah Mahakasih, tolonglah kami mengingat bahwa tidaklah salah meratapi kesalahan kami sebelum kami dapat memperbaikinya.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tawarikh 16-18; Yohanes 7:28-53

Bagikan Konten Ini
32 replies
  1. Kristin S Silaban
    Kristin S Silaban says:

    Menjadi tegar adalah salah satu hal yang selalu kita lakukan ditengah kondisi sulit yang kita alami. Namun akan ada kalanya kita diperhadapkan dengan situasi dengan titik terendah dalam hidup kita, ketika mulut sudah tidak bisa berkata namun air mata akan bercucuran. Aaaaaa firman hari ini bilang dalam ratapan, ada kalanya kita crying out loud to God. Sebab Allah mendengar ratapan orang yang berteriak menangis dalam namaNya. Semoga kita semakin dikuatkan.

  2. Rico Art
    Rico Art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat dan pemeliaharaanMu terhadap kami hari lepas hari
    terpujilah namaMu, kekal selamanya
    Amin

  3. Rugun Ivania Laudes
    Rugun Ivania Laudes says:

    bikin banjir! ketika lagi kesel-keselnya sama diri sendiri i don’t know why. Tuhan baik, Tuhan baik, Tuhan baik!

  4. Gabriela Vita
    Gabriela Vita says:

    Tuhan Maha Penyayang, Maha Kasih, Maha Peduli, Maha Penolong, Maha Pengampun… Terpujilah Nama-Mu Bapa… Amin

  5. Johannes Aritonang
    Johannes Aritonang says:

    Amin.. puji Tuhan kami percaya tangan Tuhan ikut bekerja ditengah keluarga kami semua.. haleluya..

  6. Destina Grace Fajarwati
    Destina Grace Fajarwati says:

    God is good all the time!
    Ya, dia baik, dan selalu baik.
    KasihNya nggak akan pernah berkesudahan sampai kapanpun juga
    Yuk cari Dia lebih lagi guys
    kenali Dia lebih dalam lagi
    Dan percayalah bahwa Dia nggak akan tinggal diam saat kau sedang kesusahan
    Dia Allah yang penuh belas kasih dan kasih karunia
    Dia bukan Allah yang jahat sama anak-anakNya
    So, Yuk Perbaiki Hubungan Kita DenganNya lagi..
    Bangun lagi jam2 doa kita..
    Semoga Tuhan memberkati kita semuanya😊

  7. Renato
    Renato says:

    Ya Allah kami percaya Engkau selalu mendengar dan melihat kekurangan kami atas Engkau. Amien

  8. Yuliana Rose
    Yuliana Rose says:

    aminn, terima kasih Tuhan buat renungan ini. kiranya dapat menguatkan hati yang sedang bersedih 🙏

  9. Sherlly Shynthia
    Sherlly Shynthia says:

    Duh hujan lokal nih hehe renungan ini lg pas bgt sm situasi aku, ketika dirundung cercaan dan fitnahan ada kalanya kita berusaha untuk tetap tegar, tp nyatanya sulit untuk nanggung semua itu sendiri, hanya Tuhanlah satu – satunya penolong yg bersedia membukakan telinganya untuk mendengarkan seruan ratapan kita. Kiranya kita dapat semakin dikuatkan✨

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *