Revolusi Bernyanyi

Senin, 20 April 2020

Revolusi Bernyanyi

Baca: Mazmur 42:1-5

42:1 Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah.

42:2 Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.

42:3 Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?

42:4 Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: “Di mana Allahmu?”

42:5 Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.

 

Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!—Mazmur 42:6

Revolusi Bernyanyi

Faktor apa yang bisa memicu bangkitnya revolusi? Senjata? Bom? Perang gerilya? Di Estonia pada akhir dekade 1980-an, lagulah pemicunya. Setelah berdekade-dekade warga Estonia hidup di bawah pendudukan Soviet, muncul pergerakan yang dimulai dengan menyanyikan serangkaian lagu-lagu patriotik. Lagu-lagu tersebut melahirkan “Revolusi Bernyanyi,” yang kemudian memainkan peran kunci dalam memulihkan kemerdekaan Estonia pada tahun 1991.

“Ini adalah revolusi damai yang menggulingkan pendudukan yang sangat kejam,” demikian keterangan pada sebuah situs yang menjelaskan pergerakan itu. “Namun, bernyanyi selalu menjadi kekuatan pemersatu utama bagi rakyat Estonia selama lima puluh tahun berada di bawah kekuasaan Soviet.”

Musik juga berperan penting untuk membantu kita melewati masa-masa sulit. Saya bertanya-tanya, mungkinkah hal itu yang membuat kitab Mazmur terasa begitu mengena bagi kita. Di dalam kekelaman jiwanya pemazmur bernyanyi, “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!” (Mzm. 42:6). Di tengah kekecewaan yang mendalam, Asaf, si pemimpin pujian, mengingatkan dirinya sendiri, “Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya” (73:1).

Dalam masa-masa sulit yang kita alami, marilah mengikuti pemazmur untuk merevolusi hati kita dengan bernyanyi. Revolusi seperti itu akan menggantikan keputusasaan dan kegalauan yang meliputi diri kita dengan keyakinan iman pada kasih dan kesetiaan Tuhan yang besar.—Bill Crowder

WAWASAN
Mazmur 42 dan 43 saling berkaitan yang baik-baitnya mengalir mulus dan mungkin saja ditulis sebagai satu nyanyian. Ayat akhir Mazmur 43 mirip dengan Mazmur 42 ayat 6 dan 12. Kedua mazmur ini bagaikan jendela dan dari sana kita bisa melihat ke dalam jiwa manusia ketika emosinya sedang bergumul hebat. Pemazmur berusaha menghadapi krisis pribadinya dengan pertama-tama mengakui bahwa ia sangat membutuhkan Allah. Kemudian ia memaparkan permasalahannya. Ia berada di tempat yang gelap (42:4) maka ia mengingat hari-harinya dulu yang lebih baik (ay.5). Menyadari kebaikan Allah yang diterimanya di masa lalu, ia menantang dirinya sendiri: “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku? . . . Berharaplah kepada Allah” (ay.6,12; 43:5). Namun berbagai pertanyaan tetap berkecamuk (42:10; 43:2). Dalam pergumulan rohani, kita harus mengakui keadaan emosi kita. Adalah baik bila kita jujur sepenuhnya di hadapan Allah, dan penting bagi kita untuk tetap fokus kepada Dia dalam kesusahan jiwa yang kita alami.—Tim Gustafson

Bagaimana cara kamu merespons persoalan hidup yang bertubi-tubi melandamu? Lagu apa saja yang paling menghibur hatimu dan apa alasannya?

Ya Bapa, aku berterima kasih kepada-Mu karena rahmat-Mu selalu baru tiap pagi dan besar kesetiaan-Mu. Mampukan aku menyanyikan lagu tentang kasih-Mu yang agung—meski kadang harus dengan bersimbah air mata.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Samuel 9-11; Lukas 15:11-32

Bagikan Konten Ini
26 replies
  1. astried
    astried says:

    betul dr nyanyian untuk Tuhan, ada kekuatan baru untuk menjalani hidup ini di tengah pandemi corona ini… 🎶 bila Engkau tak besertaku, kutak mau berjalan. kuperlu Engkau pimpin langkahku dengan kasih karuniamu. 🎶 GBU tetap berjalan bersama Tuhan

  2. Estherlie
    Estherlie says:

    Ya Bapa, ingatkanlah stiap kami di setiap saat untuk tetap memuji dan meninggikan nama-Mu.. amin🙏🏻😇

    God bless you all🧡

  3. JecksonPalallo_BuraPin
    JecksonPalallo_BuraPin says:

    Amin Haleluya.terpujilah Nama Aba dengan Pujian-Penyembahan baik dalam ibadat maupun kehidupan Umat-Nya

  4. Kristin S Silaban
    Kristin S Silaban says:

    Jadi ingat lagu “Jujur” ( bukan lagu Radja ya hehe) liriknya bilang “Ku kan bernyanyi sampai jiwaku percaya dan sampai hati ku mendengar lagu pengharapan,…. bahkan di dalam apipun ku kan menyembahMu”
    Sangat relevan dng firman hari ini dalam pemazmur, ditengah situasi apapun kita diminta tidak berhenti untuk mengucap syukur dan menyanyikan pujipujian bagi Allah..
    Menenangkan jiwa kita di tengah situasi sekaramg akan membantu kita keluar dari rasa takut dan mempercayakan segalanya kepada Allah.
    Jika sekarang keadaannya tidak baik, mungkin esok akan lebih baik. Semangaaaat

  5. Sara Wijaya
    Sara Wijaya says:

    Terima kasih Tuhan.. FirmanMu kembali mengingatkan kami ada kuasa ketika sebuah pujian dan pengagungan dinaikkan, Pujian yang menguatkan setiap kami. Biarlah setiap kami yang masih bernafas,senantiasa memuji NamaMu,Haleluya! .

  6. Aaron Sebastian Surya
    Aaron Sebastian Surya says:

    🎶 S’mua baik, s’mua baik, apa yang t’lah Kau perbuat di dalam hidupku.
    S’mua baik, s’mua baik, Kau jadikan hidupku berarti 🎶

  7. Richard Anderson
    Richard Anderson says:

    terima kasih Tuhan segala puji syukur kupersembahkan bagi-Mu Allahku yang hidup.
    Tuhan memberkati kita semua Amin.

  8. samuel
    samuel says:

    kiranya dengan nyanyian dan pujian kita kepada Tuhan Yesus, pandemi ini dapat berlalu dengan cepat. amin
    Tuhan Yesus Memberkati kita semua😇

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *