Dihancurkan untuk Dipakai Allah

Selasa, 10 Maret 2020

Dihancurkan untuk Dipakai Allah

Baca: Lukas 9:11-17

9:11 Akan tetapi orang banyak mengetahuinya, lalu mengikuti Dia. Ia menerima mereka dan berkata-kata kepada mereka tentang Kerajaan Allah dan Ia menyembuhkan orang-orang yang memerlukan penyembuhan.

9:12 Pada waktu hari mulai malam datanglah kedua belas murid-Nya kepada-Nya dan berkata: “Suruhlah orang banyak itu pergi, supaya mereka pergi ke desa-desa dan kampung-kampung sekitar ini untuk mencari tempat penginapan dan makanan, karena di sini kita berada di tempat yang sunyi.”

9:13 Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Kamu harus memberi mereka makan!” Mereka menjawab: “Yang ada pada kami tidak lebih dari pada lima roti dan dua ikan, kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini.”

9:14 Sebab di situ ada kira-kira lima ribu orang laki-laki. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Suruhlah mereka duduk berkelompok-kelompok, kira-kira lima puluh orang sekelompok.”

9:15 Murid-murid melakukannya dan menyuruh semua orang banyak itu duduk.

9:16 Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak.

9:17 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian dikumpulkan potongan-potongan roti yang sisa sebanyak dua belas bakul.

Kamu harus memberi mereka makan!—Lukas 9:13

Dihancurkan untuk Dipakai Allah

Saya bertemu dengan seorang pria setiap Kamis setelah istrinya meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Kadang ia datang membawa pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab; kadang dengan kenangan-kenangan yang ingin dihidupkannya kembali. Seiring waktu, ia bisa menerima bahwa meskipun kecelakaan itu adalah akibat dari kehancuran dalam dunia ini, Allah sanggup bekerja di tengah keadaan tersebut. Beberapa tahun kemudian, ia pun mengajar kelas pembinaan di gereja kami tentang kedukaan dan cara menjalani dukacita dengan baik. Tak lama kemudian, ia menjadi sosok yang selalu dicari untuk membimbing orang-orang yang sedang kehilangan orang yang mereka kasihi. Adakalanya ketika kita merasa tidak mempunyai apa pun yang bisa kita bagikan kepada orang lain, Allah mengambil perasaan “tidak cukup” itu dan mengubahnya menjadi “lebih dari cukup.”

Yesus menyuruh murid-murid-Nya memberi makan orang banyak. Mereka protes karena tidak mempunyai cukup makanan untuk dibagikan. Namun, kemudian Yesus melipatgandakan persediaan makanan mereka yang tidak seberapa, berbalik kepada murid-murid-Nya, lalu memberi mereka roti itu, seolah-olah berkata, “Aku tidak main-main. Kamu yang harus memberi mereka makan!” (lihat Luk. 9:13-16). Mukjizat adalah bagian Kristus, tetapi sering kali Dia memilih untuk melibatkan kita di dalam pekerjaan-Nya.

Yesus juga berkata kepada kamu, ”Serahkanlah dirimu dan apa yang kaumiliki kepada-Ku. Hidupmu yang hancur. Kisah hidupmu. Kerapuhan dan kegagalanmu, kepedihan dan penderitaanmu. Letakkan semuanya dalam tangan-Ku. Kamu akan takjub melihat apa yang sanggup Kulakukan dengan semua itu.” Yesus tahu bahwa dari kekosongan kita, Dia sanggup mendatangkan kepenuhan. Lewat kelemahan kita, Dia sanggup menunjukkan kekuatan-Nya.—Glenn Packiam

WAWASAN
Catatan Matius tentang pemberian makan lima ribu orang memberi kesan bahwa Yesus hendak mengasingkan diri ke tempat yang sunyi untuk meratapi kematian Yohanes Pembaptis (14:12-13). Namun, ketika orang banyak mengikuti Dia, “tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka” (ay.14). Hal ini menunjukkan karakter-Nya yang memberi diri untuk orang lain. Dia menunda keinginan-Nya untuk memenuhi kebutuhan mereka yang datang kepada-Nya. Dia berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu harus memberi mereka makan” (Lukas 9:13). Bayangkan bagaimana kedengarannya. Yesus bukannya tidak tahu bahwa mereka tidak memiliki cukup makanan untuk semua orang. Yesus tahu apa yang kita miliki dan apa yang diperlukan untuk kita bisa melakukan apa yang Dia kehendaki. Ketika kita memberikan apa yang kita punyai kepada-Nya, Dia akan memakainya dengan cara-Nya sendiri. —J. R. Hudberg

Kehancuran apa yang pernah kamu hadapi? Apa yang akan terjadi saat kamu menyerahkannya kepada Yesus dan meminta-Nya memakai pengalaman itu untuk memberkati orang lain?

Ya Yesus, ambillah perasaan “tidak cukup” dalam diriku dan ubahlah menjadi “lebih dari cukup.” Ambillah kepedihanku, kegagalanku, kerapuhanku, dan ubahlah menjadi sesuatu yang bernilai.

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 11-13; Markus 12:1-27

Bagikan Konten Ini
25 replies
  1. Kristin S Silaban
    Kristin S Silaban says:

    Saat kita rapuh dan hilang harap, Yesus memanggil kita untuk datang padaNya dan menerima hidup baru. Tak peduli apa yg menjadi kondisi kita baik maupun buruk sekalipun Ia sanggup memulihkan kita.

  2. winda
    winda says:

    amin Tuhan kuat kan aku dalam menghadapin kegagalan aku ini aku yakin bah enggak ada dalam setiap langkah aku bantu aku Tuhan untuk mencapainya nyata kan muzijat mu Tuhan🙏🙏🙏

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *