Saatnya Memakai Hiasan Kepala

Minggu, 2 Februari 2020

Saatnya Memakai Hiasan Kepala

Baca: Yesaya 61:1-7

61:1 Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,

61:2 untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung,

61:3 untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka “pohon tarbantin kebenaran”, “tanaman TUHAN” untuk memperlihatkan keagungan-Nya.

61:4 Mereka akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan mendirikan kembali tempat-tempat yang sejak dahulu menjadi sunyi; mereka akan membaharui kota-kota yang runtuh, tempat-tempat yang telah turun-temurun menjadi sunyi.

61:5 Orang-orang luar akan melayani kamu sebagai gembala kambing dombamu, dan orang-orang asing akan bekerja bagimu sebagai petani dan tukang kebun anggurmu.

61:6 Tetapi kamu akan disebut imam TUHAN dan akan dinamai pelayan Allah kita. Kamu akan menikmati kekayaan bangsa-bangsa dan akan memegahkan diri dengan segala harta benda mereka.

61:7 Sebagai ganti bahwa kamu mendapat malu dua kali lipat, dan sebagai ganti noda dan ludah yang menjadi bagianmu, kamu akan mendapat warisan dua kali lipat di negerimu dan sukacita abadi akan menjadi kepunyaanmu.

Perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung. —Yesaya 61:3

Saatnya Memakai Hiasan Kepala

Pada suatu pagi di bulan Januari, saya bangun tidur dan berharap bakal melihat pemandangan suram pertengahan musim dingin seperti yang sudah terjadi berminggu-minggu: rumput coklat menyembul di sela petak-petak salju, langit kelabu, dan pohon-pohon meranggas. Namun, ada yang tidak biasa terjadi malam sebelumnya. Embun beku menyelimuti semuanya dengan kristal es. Pemandangan muram telah menjadi panorama indah yang berkilauan oleh pantulan cahaya matahari pagi, sehingga saya pun dibuat takjub.

Terkadang kita memandang masalah tanpa membayangkannya dari sudut pandang iman. Kita merasa penderitaan, ketakutan, dan keputusasaan akan menyambut kita setiap pagi, tetapi mengabaikan kemungkinan terjadinya sesuatu yang berbeda. Kita tidak mengharapkan pemulihan, pertumbuhan, atau kemenangan oleh kuasa Allah. Padahal, Alkitab mengatakan bahwa hanya Allah yang menolong kita melewati masa-masa sulit. Dia memulihkan hati yang hancur dan membebaskan manusia dari keterikatan. Dia menghibur mereka yang berduka dengan memberikan “perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar” (Yes. 61:3).

Ini bukan berarti Allah hanya ingin menyemangati kita yang sedang menghadapi masalah. Akan tetapi, Dia sendirilah yang menjadi harapan kita di tengah pencobaan. Sekalipun kita harus menunggu sebelum mengalami kelepasan yang sesungguhnya di dalam surga, Allah senantiasa menyertai kita, menguatkan kita, dan sering kali mengizinkan kita melihat sekilas keberadaan diri-Nya. Dalam perjalanan hidup ini, kiranya kita dapat memahami ucapan Santo Agustinus: “Dalam lukaku yang terdalam, kulihat kemuliaan-Mu, dan itu membuatku terpesona.”—Jennifer Benson Schuldt

WAWASAN
Lebih dari tujuh abad setelah kitab Yesaya ditulis, Lukas menulis bahwa ketika Yesus berdiri untuk membaca Kitab Suci di sinagoge di kampung halaman-Nya, Nazaret, “kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya” (Lukas 4:17). Berdiri untuk membaca (ay.16) adalah praktik umum pada zaman itu (dan juga duduk untuk mengajar, ay.20). Ketika Yesus membaca nats yang kita kenal sebagai Yesaya 61:1-2, Dia tidak membaca bagian kedua dari ayat 2—“dan hari pembalasan Allah kita.” Mungkin Dia berhenti membaca karena fokus pelayanan-Nya bukanlah menghukum Israel maupun musuh-musuhnya. Dia datang untuk menyelamatkan; fokus-Nya adalah penyelamatan, seperti yang dapat dilihat dari semua karya-Nya yang membebaskan beserta kematian dan kebangkitan-Nya (lihat Lukas 19:10).—Arthur Jackson

Bagaimana kamu dapat berpaling kepada Allah saat berada dalam kesulitan? Apa upah yang dapat kita terima dari keputusan untuk mengandalkan Allah itu?

Allah yang setia, berikanlah iman yang kuperlukan untuk menjalani hari ini dan tolong aku melihat-Mu berkarya di tengah kesulitan yang kuhadapi.

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 29-30; Matius 21:23-46

Bagikan Konten Ini
12 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *