Perhatian Penuh

Sabtu, 1 Februari 2020

Perhatian Penuh

Baca: 1 Tesalonika 5:12-28

5:12 Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu;

5:13 dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain.

5:14 Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang.

5:15 Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.

5:16 Bersukacitalah senantiasa.

5:17 Tetaplah berdoa.

5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

5:19 Janganlah padamkan Roh,

5:20 dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat.

5:21 Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.

5:22 Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.

5:23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

5:24 Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.

5:25 Saudara-saudara, doakanlah kami.

5:26 Sampaikanlah salam kami kepada semua saudara dengan cium yang kudus.

5:27 Demi nama Tuhan aku minta dengan sangat kepadamu, supaya surat ini dibacakan kepada semua saudara.

5:28 Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu!

Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal. —1 Tesalonika 5:16-18

Perhatian Penuh

Dewasa ini, teknologi seakan terus-menerus menuntut perhatian kita. Internet sebagai “keajaiban” modern memberikan kapasitas luar biasa bagi kita untuk mengakses berbagai hal yang ada di dunia ini dengan ujung jari kita. Namun, bagi banyak orang, akses terus-menerus semacam itu bukanlah tanpa risiko.

Penulis Linda Stone menciptakan istilah “perhatian parsial berkesinambungan” untuk menjelaskan dorongan manusia modern yang selalu ingin tahu apa yang terjadi “di luar sana” supaya tidak ketinggalan berita. Benar-benar resep untuk mengalami kecemasan kronis!

Meski Rasul Paulus juga bergumul dengan kecemasan karena alasan yang berbeda, ia tahu bahwa jiwa kita dirancang untuk menemukan kedamaian di dalam Allah. Itulah sebabnya, dalam suratnya kepada para petobat baru yang telah menderita penganiayaan (1Tes. 2:14), Paulus mengakhirinya dengan mendorong mereka: “Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal” (5:16-18).

Berdoa secara “tetap” terdengar sangat sulit dilakukan. Namun pikirkan, seberapa sering kita terdorong untuk memeriksa telepon kita? Bagaimana jika kita menggantikannya menjadi dorongan untuk berbicara kepada Allah?

Yang lebih penting lagi, bagaimana jika kita belajar menggantikan keinginan untuk selalu mengetahui kabar terbaru dengan perhentian untuk berdoa di dalam hadirat Allah secara terus-menerus? Dengan bersandar kepada Roh Kristus, kita dapat belajar memberikan perhatian penuh secara terus-menerus kepada Bapa Surgawi dalam perjalanan hidup kita dari hari ke hari.—Adam Holz

WAWASAN
Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika adalah salah satu suratnya yang paling pribadi dan hangat—dan sudah seharusnya demikian. Ia sendiri yang merintis gereja di Tesalonika dan mengenal akrab orang-orang di sana. Perkenalannya dengan kota di Yunani itu terjadi pada perjalanan misinya yang kedua, di antara perhentiannya di Filipi dan Atena (lihat Kisah Para Rasul 17:1-9). Meski relatif singkat (ay.2), tetapi waktunya di Tesalonika dipenuhi tantangan dan kontroversi. Terjadi kerusuhan yang berujung pada penyerangan terhadap seseorang bernama Yason, seorang yang baru percaya, dan Paulus dan Silas diminta untuk pergi ke Berea. Kesusahan bersama ini telah mengikat tali persaudaraan di antara mereka—dan menjelaskan mengapa surat ini menunjukkan relasi yang sangat akrab.—Bill Crowder

Bagaimana dampak teknologi terhadap imanmu, baik negatif maupun positif? Apa yang dapat menolongmu semakin memiliki fokus yang penuh kepada Allah?

Terima kasih, Bapa, karena Engkau mengundang kami masuk ke dalam hubungan dengan-Mu, dan lewat hubungan itu, Engkau rindu mendengar seruan yang kami naikkan terus-menerus.

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 27-28; Matius 21:1-22

Handlettering oleh Febronia

Bagikan Konten Ini
15 replies
  1. Kristin S Silaban
    Kristin S Silaban says:

    Tak disangkal kebanyakan kebiasaan kita bangun pagi buat cek medsos masing masing untuk mengetahui apa yg lg up to date hari ini sebagai rasa penasatan kita. Tapi pembiasaan dan rasa butuh, akan membawa kita kepada kebiasaan komitmen baik untuk terlebih dahulu berdoa berbicara pada Tuhan dan membaca kebenaranNya.

    Mengetahui apa yg terbaru di dunia ini memang penting, namun datang pada Dia adalah hal terutama yang harus kita lakukan.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *