Memikirkan Sukacita
Rabu, 26 Februari 2020
Baca: Filipi 4:4-9
4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
4:5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
4:7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
4:9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! —Filipi 4:4
Dalam buku koleksi wawancara Bill Shapiro yang berjudul What We Keep (Apa yang Kita Simpan), setiap orang bercerita tentang satu benda yang mereka anggap sangat penting dan membawa kesenangan hingga orang itu tidak mau berpisah darinya.
Membaca hal tersebut membuat saya merenungkan apa benda milik saya yang sangat berarti dan membuat saya gembira. Salah satunya adalah selembar kartu berumur empat puluh tahun yang berisi resep tulisan tangan ibu saya. Barang lainnya adalah cangkir teh merah jambu milik nenek saya. Orang lain mungkin menyimpan kenangan berharga—pujian yang membesarkan hati, gelak tawa cucu, atau pencerahan yang mereka dapatkan dari Alkitab.
Namun, sering kali, apa yang kita simpan dalam hati justru hal-hal yang membuat kita sangat tidak bahagia. Kekhawatiran—memang tersembunyi, tetapi siap melanda kapan saja. Kemarahan—tidak kelihatan di permukaan, tapi sewaktu-waktu siap meledak. Kebencian—diam-diam merusak dan mengotori pikiran kita.
Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Rasul Paulus mengajarkan cara “berpikir” yang lebih positif. Ia mendorong jemaat agar senantiasa bersukacita, baik hati, dan membawa segala keinginan dalam doa kepada Allah (flp. 4:4-9).
Dorongan Paulus tentang apa yang sebaiknya kita pikirkan dapat menolong kita untuk melihat bahwa kita bisa mengenyahkan pikiran-pikiran buruk dan mengizinkan damai sejahtera Allah memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus (ay.7). Pada saat pikiran kita dipenuhi dengan semua yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, penuh kebajikan, dan patut dipuji maka damai sejahtera-Nya akan memerintah dalam hati kita (ay.8).—Cindy Hess Kasper
WAWASAN
Tidak seperti surat-suratnya yang lain, surat Paulus kepada jemaat di Filipi tampaknya bukan sebuah respons terhadap krisis yang serius atau konflik dalam jemaat (hanya satu konflik relasi yang disebutkan di 4:2). Sebaliknya, motivasi utama Paulus sepertinya adalah untuk menyampaikan ucapan syukurnya untuk dukungan dari orang-orang percaya di Filipi (ay.14-18) dan juga untuk mendukung dan bersukacita bersama komunitas orang beriman yang sangat dikasihinya. Suasana surat tersebut menunjukkan bahwa ia memiliki jiwa persaudaraan dan kepercayaan dengan komunitas orang beriman tersebut, yang ia deskripsikan sebagai “sukacitaku dan mahkotaku” (ay.1). Paulus merasakan kesatuan yang mendalam dengan orang-orang percaya ini sebagai “mendapat bagian dalam kasih karunia” (1:7). Ia tidak berfokus pada menegur kelemahan-kelemahan dalam jemaat tersebut, melainkan ia dapat dengan sukacita mendorong mereka untuk mendalami Injil Kristus dalam hidup mereka (ay.27) dan belajar untuk mengalami sukacita dalam Kristus bahkan di tengah penderitaan (ay.29).—Monica Brands
Pikiran buruk apa saja yang terus mengisi pikiran dan hatimu? Satu cara apa yang bisa kamu terapkan agar pikiranmu terisi dengan hal-hal yang baik tiap hari?
Ya Allah, arahkanlah pemikiranku hari ini, sembari Engkau menggenggam hati dan hidupku dalam tangan kasih-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 15-16; Markus 6:1-29
Handlettering oleh Tora Tobing
Banyak pikiran buruk saat aq pernah trauma
Cara mengatasinya dengan membaca dan menghapal dan meresapi firman Tuhan, seperti Filipi 4:4-9 yg menjadi peganganq saat ini
amin
Ajar kami ya Tuhan. Terpujilah nama Tuhan skarang dan sampai slamaNya. Amin
Amin
amin
Terimakasih Tuhan atas berkat dan pertolonganMu kepada kami yang tiada hentinya
Amin
Amiin
Amien.
amen
sungguh pikiran2 negatif ini emang akhir2 ini sering melanda hidup saya.. firmanNya ini bantu saya melawannya dengan cara bersukacita…
Amin😇
langkah awal pertobatan = mengubah cara berpikir (metanoia)
amin haleluyah
Amen…
amin
Amin….
Banyak pikiran krn udah kelas 12, cemas sama seleksi masuk ptn, takut ga lolos dimana,² takut gabisa ngadepij UN atau UTBK nantinya, satu-satunya yg bisa nolong yaitu dgn trs berdoa aja sm belajar walopun pelan🙏
amin
bersukacitalah karna Tuhan selalu menyergai kita