Dalam Kegagalanku, Rencana Tuhan Tidak Pernah Gagal

Oleh Dita Eka Octalina Napitupulu, Bekasi

Tahun 2012 merupakan tahun yang berat bagiku ketika aku dinyatakan tidak lulus di universitas negeri yang kuimpikan sejak masa SMA. Aku belum menyerah, kucoba mengikuti seleksi dari jalur lain, tapi hasilnya pun sama: gagal.

“Gagal”, kata ini hinggap di pikiranku hingga aku berpikir untuk tidak usah kuliah saja setelah SMA. Namun, keluarga dan orang-orang terdekatku tidak menyerah menyemangatiku. Aku ingat sahabatku berkata, “ke mana pun kita coba lari dari hadapan-Nya, Dia pasti akan menaruh kita di tempat yang memang sudah Dia pilih.”

Kalimat itu menegurku. Kucoba bangkit kembali dari kegagalan, merenungkan segala kebaikan Tuhan, dan bertekad untuk terus mengandalkan-Nya atas segala pencapaian dan upayaku meraih masa depan.

Ditempa di tempat lain

Singkat cerita, aku melanjutkan pendidikanku di perguruan tinggi swasta. Di luar dugaanku, IPK semester pertamaku hasilnya baik, tapi aku malah jadi angkuh dan berpuas diri. Akibatnya, semester dua sampai semester ke-empat, IPK-ku mengalami penurunan yang signifikan. Aku takut, tapi juga sadar bahwa Tuhan telah memberikanku hikmat, tetapi aku malah menyalahgunakannya. Alih-alih tekun belajar dan bersyukur, aku malah sombong dan tidak mengandalkan Tuhan. Setelah semester empat, aku memperbaiki diriku dengan tekun belajar dan bertekad untuk terus mengandalkan Tuhan.

Di semester lima, aku merasa kemampuan studiku cukup baik. Aku pun mendaftarkan diri untuk menjadi asisten lab. Aku cukup percaya diri bisa diterima, tapi di tahapan wawancara akhir aku malah gagal. Aku tidak mau menyerah. Lowongan asisten lab yang kedua dibuka dan aku pun mendaftar lagi. Aku berdoa, belajar lebih sungguh. Namun, setelah ujian tertulis dan wawancara yang dilakukan dalam satu hari bersamaan, aku harus menerima kenyataan kembali bahwa aku “Tidak Lulus”.

“Oh Tuhan,” sebutku dalam hati. Apalagi ini? Dalam hatiku timbul kekecewaan besar. “Kenapa Tuhan aku harus gagal lagi? Sekarang aku sudah di kampus swasta, lantas kenapa aku harus kecewa lagi?” Kenapa? Kenapa? Kenapa?”

Dalam kekecewaanku, aku merasakan suara dalam hatiku berbisik, “Apa yang sedang kamu cari, Nak? Bukankah Aku sudah cukup bagimu? Hanya tinggal kamu percaya saja dengan-Ku.” Aku terdiam.

Lowongan asisten lab dibuka untuk ketiga kalinya. Di kampusku ada berbagai divisi dan beragam mata kuliah, sehingga ada banyak lowongan asisten lab yang dibuka. Aku tidak berniat untuk mendaftar lagi, tapi orang terdekatku bilang, “Coba saja ikut, sekali lagi saja, biar tiga kali.”

Aku memutuskan untuk ikut seleksi kembali, tapi aku berdoa bukan supaya aku diterima, melainkan supaya kehendak Tuhan saja yang terjadi. Kumantapkan motivasiku, bahwasannya aku mengikuti seleksi ini karena aku ingin Tuhan dimuliakan lewat apa pun yang kukerjakan.

Tahap demi tahap kulakukan, hingga akhirnya aku tiba pada tahapan wawancara akhir. Ketika hasilnya diumumkan, aku lulus menjadi seorang aslab! Puji Tuhan! Air mataku menetes saat itu.

Peristiwa gagal dan diterimanya aku menjadi aslab mungkin hal yang biasa dalam dinamika perkuliahan, tetapi bagiku pengalaman itu menjadi suatu momen yang mempererat relasiku pada Tuhan. Bukan semata-mata karena aku diberi-Nya keberhasilan pada seleksi ketiga, melainkan karena Tuhan senantiasa menyertaiku baik kala aku senang maupun aku susah. Tuhan terus memampukanku menyelesaikan studiku hingga akhirnya aku dapat lulus dengan predikat cum laude pada tahun 2016 dengan tepat waktu. Semuanya terjadi atas perkenanan Tuhan.

Seringkali kita mungkin tidak mengerti akan apa yang Tuhan inginkan atas hidup kita, bagaimana rancangan-Nya, dan kegagalan apa yang kelak akan kita alami. Terlepas dari berbagai kekhawatiran, Tuhanlah yang memampukan kita dan Tuhan jugalah yang menjamin masa depan setiap kita. Kuncinya hanya satu: percaya dan selalu mengandalkan-Nya. Tuhan sanggup bekerja dengan luar biasa dalam hidup kita.

Baca Juga:

Tak Cuma Sungai, Hati Kita Pun Perlu Dinormalisasi

“Kita sering mendengar kata “hati” dalam khotbah-khotbah di mimbar gereja. Kita juga tak asing dengan pernyataan, “Tuhan Yesus ada di hatiku.” Saking seringnya kita mendengar kalimat itu, mungkin kita pun mengira bahwa di Alkitab ada banyak ayat yang berkata, “Tuhan Yesus ada di hatiku.”

Padahal, jika dicermati, hanya ada satu bagian dalam Alkitab yang secara khusus merujuk pada kalimat Yesus hidup dalam hati seseorang.”

Bagikan Konten Ini
12 replies
  1. Lamrista nababan
    Lamrista nababan says:

    So blessed😇 Aku juga berharap pada Tuhan, agar tahun ini aku bisa masuk PTN yang kurindukan. Tetapi diatas itu semua aku mau belajar berserah pada Tuhan, biarlah kehendakNya yang terjadi atas hidupku😊😊

  2. siholl
    siholl says:

    Amin. Aku yakin Tuhan selalu besertaku dan kehendak Nya adalah yang terbaik untuk ku dan masa depan ku sudah dipersiapkan Nya dan aku tidak akan ragu lagi😇

  3. Sinarta Nababan
    Sinarta Nababan says:

    Aku juga pernah mengalami kegagalan, kegagalan pada saat SMA dimana saat itu ada OSN pada tingkat kabupaten, aku akui aku sombong pada kemampuan ku, karena dikelas hanya akulah siswa terpintar dikelas. OSN berlalu, hasil yang kudapat adalah aku gagal. alih-alih merasa malu aku malah mengatakan kebohongan kepada teman-temanku untuk menutup malu. waktu berlalu SNMPTN pun dibuka, aku mendaftar dan akhirnya aku gagal lagi. ada seseorang guru yang mengatakan, kau tidak mengandalkan tuhan dalam rencanamu. itulah sebabnya kau selalu merasa kamu bisa karena dirimu sendiri, bagaimana kau bisa terbuka dengan orang lain, sementara dengan tuhanmu sendiri kamu tertutup. mulai hari itu, aku selalu kegereja bukan lagi karena sebuah formalitas semata, melainkan karena memang diriku membutuhkan Yesus Kristus kembali. hari terus berganti, akupun semakin mengandalkan Yesus, SBMPTN pun dibuka, aku mendaftar sesuai dengan apa yang aku diskusi kan dengan Tuhan melalu saat teduhku, dan yang ku diskusi kan dengan keluargaku. yahh Puji tuhan aku diterima di PTN. setelah diterima, aku juga mulai melupakan tuhan yesus, namun hari ini, detik ini setelah membaca artikel ini, mengingat ka ku tentang hari lalu dimana hari kegagalanku. belajar dari hari lalu, aku tidak ingin mengandalkan diriku untuk hidupku sendiri, namun aku ingin mengandalkan Tuhan yesus Kristus dalam segala rencana yang ada dihidupku. amin 🙏 Gbu 😇❤

  4. nina
    nina says:

    sebagaimana Tuhan sudah bekerja dalam hidupku sampai hari ini,,, begitu juga Tuhan menyertaiku dalam masa depanku. amin

  5. Rahayu Widyastuti
    Rahayu Widyastuti says:

    kadang cara Tuhan memang bukan seperi apa yang kita rencanakan, tapi percaya kalau itu selalu yang terbaik. amin 🙏

  6. Yuyun Lency Butarbutar
    Yuyun Lency Butarbutar says:

    Saya mengalami hal yg sama 2011 saat mencoba Universitas Negeri saya kalah dan akhirnya saya kuliah di swasta dan saat ini saya jga mencoba CPNS yg kedua dan saya gagal di TWK hanya karena 1 soal lagi, saya Down tetapi sya pikir-pikir tidak ada gunanya dan akhirnya saya bangkit dan ke depannya jika berdoa biarlah kehendak Tuhan yg jadi dan jangan terlalu terobsesi. Tuhan memberkati. Amin🙏

  7. monika
    monika says:

    Biarlah apa yang kujalani sekarang lebih diberkati lagi begitupun dengan aku dapat menyenangkan hati Tuhan🤗

Trackbacks & Pingbacks

  1. […] Dalam Kegagalanku, Rencana Tuhan Tidak Pernah Gagal […]

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *