Tuhan, Kapan Aku Harus Memulai?
Oleh Ezra A. Hayvito, Tangerang Selatan
Tuhan, Kapan Aku Harus Memulai?
Mengawali tahun 2020, aku diingatkan tentang beberapa ide dan mimpi yang sudah cukup lama aku tunda. Cukup lama terkubur karena kesibukan, akhirnya muncul pertanyaan ini dalam doaku, “Tuhan, kapan aku harus memulai?”
Kalau kamu merasa pertanyaan ini juga tidak asing buat kamu, izinkan aku membagikan sedikit ceritaku dalam tulisan ini.
Maret 2019, aku diberikan undangan untuk menulis artikel rohani oleh salah satu sahabatku. Tawaran itu begitu menarik bagiku karena saat itu aku memang sedang giat menulis catatan dari renungan pribadiku. Namun bagiku menulis artikel rohani adalah sebuah area baru yang belum siap untuk aku masuki sehingga tawaran itu hanya kusimpan sebagai mimpi dan terkubur dalam kesibukanku yang lain.
Waktu berlalu dan pada Desember 2019, tawaran itu datang kembali. Seketika, aku mendapat keyakinan untuk mengiyakan undangan itu. Tidak ada keraguan dan itu cukup aneh bagiku.
Aku percaya keyakinan itu berasal dari Tuhan. Aku meyakini jika itu memang kehendak Tuhan, pasti ada dorongan yang kuat yang bisa kita hindari dan Tuhan pasti memberikan damai sejahtera ketika hal itu dilakukan.
Berkaca dari pengalaman ini, aku mencoba menyelami pikiranku untuk melihat proses pembelajaran apa saja yang aku alami mulai dari aku mendapat tawaran menulis hingga akhirnya aku mulai menulis. Berikut ini adalah proses yang aku pelajari tentang kapan dan bagaimana harus mulai melaksanakan sesuatu.
1. Cari Tahu Kehendak Tuhan
Salah satu pelajaran berharga yang aku dapatkan adalah melakukan hal yang menurut kita baik belum tentu sesuai dengan kehendak Tuhan. Untuk itu penting sekali bagi kita untuk mencari tahu apakah ide dan mimpi kita ini sesuai dengan kehendak-Nya.
Awalnya aku tidak dapat memahami bagaimana aku bisa mengetahui apakah hal ini sesuai dengan kehendak Allah atau tidak. Inilah yang aku lakukan. Aku membuang semua kebingungan dari pikiranku, aku menolak segala ketakutan dan keraguan, lalu aku mulai berdoa dan bersyukur.
Aku berdoa sambil memuji dan menyembah hingga segala ketakutan dan keraguan itu hilang. Aku percaya, Tuhan bertakhta di atas pujianku. Ketika aku datang berdoa dan bersyukur dengan hati yang tulus, aku yakin Ia dan Kerajaan-Nya datang dan aku ada dalam hadirat-Nya.
Aku tahu, Tuhan juga ingin berbicara kepadaku. Ia bukan allah yang tidak bisa berbicara kepada umatnya. Dia Allah yang mau memiliki relasi dengan kita. Seperti komunikasi pada umumnya, ini harus berlangsung dua arah. Dalam doa dan penyembahanku, aku telah berbicara kepada Tuhan. Sekarang giliran Tuhan menyampaikan isi hati-Nya.
Biasanya aku akan mulai dengan membaca Alkitab dengan meminta hikmat dari Tuhan. Aku percaya Alkitab adalah kebenaran dan Roh Kudus yang adalah Roh Kebenaran akan menuntun kita kepada segala kebenaran.
Dalam 1 Korintus 2:10-12, Rasul Paulus juga menyampaikan tidak ada yang mengetahui isi pikiran (kehendak) seseorang selain rohnya, begitu pula dengan Allah, tidak ada yang mengetahui kehendak-Nya selain Roh Allah atau Roh Kudus.
Sehingga dapat aku simpulkan sebelum memulai melaksanakan ide dan mimpi, aku harus terlebih dahulu memastikan itu adalah kehendak Tuhan. Hal ini aku lakukan dengan bersekutu selalu dengan Roh Kudus dan peka terhadap suara-Nya.
2. Buat Perencanaan
Dalam Amsal 24:6 dikatakan kita hanya dapat berperang dengan perencanaan dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak. Aku ingat pesan seorang teman yang berkata jika kita berperang tanpa rencana artinya kita sedang berencana untuk kalah. Ini membuat ku yakin aku harus menuliskan rencanaku sebelum memulai menjalankan ide dan mimpi itu.
Namun dalam menyusun rencana ini, nasihat siapa yang harus kuminta? Aku berpikir dan teringat salah satu lagu pada ibadah Natal.
“… dan Nama-Nya pun disebut orang. Penasihat Ajaib. Allah yang Perkasa. Bapa yang Kekal. Raja Damai.”
“Nama-Nya akan disebut sebagai Penasihat Ajaib.” Ini yang membuatku yakin bahwa aku harus membuat rencana sebelum aku berperang dan aku sudah memiliki Penasihat yang bukan sembarang penasihat, Ia adalah Penasihat Ajaib yang adalah Yesus sendiri.
Dalam perencanaanku aku melibatkan Tuhan dan ini yang aku pelajari. Aku harus membuat target dalam jangka waktu tertentu karena aku termasuk orang yang akan menunda pekerjaan apabila tidak ada tenggat waktu yang diberikan.
Tuhan memberiku inspirasi untuk bangun setiap pagi dan menentukan progress apa yang mau aku capai di hari itu, bagaimana prioritasnya terhadap aktivitasku yang lain, dan menentukan berapa lama durasi yang mau aku luangkan untuk mengerjakan hal tersebut.
Aku menemukan hal ini efektif bagiku. Kalau menurutmu cara ini tepat bagimu untuk kamu lakukan, coba lakukan itu. Pastikan kamu menyediakan waktu khusus untuk menulis rencana dan berdoalah sebelumnya untuk meminta hikmat dari Tuhan.
3. Laksanakan Rencana
Tahap pelaksanaan sering menjadi bagian yang sulit untuk aku lakukan. Aku menyadari hal ini disebabkan karena ketika aku berusaha menggenapi kehendak Tuhan, Iblis pun akan berusaha membuatku gagal dalam menggenapi rencana Tuhan.
Distraksi adalah salah satu musuh besar yang harus aku lawan. Tanpa aku sadari, ketika aku lengah dan mengizinkan diriku untuk bersantai di Instagram, Youtube, atau media sosial lainnya, aku perlahan-lahan sedang di jerat Iblis untuk tidak produktif selama berjam-jam dan berujung pada dosa.
Mengatasi hal ini, Roh Kudus mengingatkanku untuk setia terhadap perkara yang kecil. Melawan kemalasan dan distraksi dengan kesetiaan dan ketaatan. Ini aku terapkan dengan bangun pagi, merapikan tempat tidur, bersaat teduh, dan membuat rencana aktivitasku untuk hari itu. Ketika aku memiliki to-do-list yang jelas dan target untuk dicapai, aku menjadi tidak mudah terdistraksi.
Aku yang sedang giat dalam menyelesaikan pekerjaan bertemu dengan masalah baru. Keasyikan bekerja membuatku menyampingkan waktu istirahat dan tidak jarang aku lalai dalam doa pribadiku. Tanpa sadar aku masuk dalam jerat lain si Iblis dengan menjadikan pekerjaanku sebagai berhala.
Tuhan menegurku. Aku tidak merasakan damai sejahtera dan kreativitasku menjadi terbatas. Di momen inilah aku sadar, aku harus taat terhadap rencana waktu yang sudah kutentukan sebelumnya, termasuk taat apabila tiba waktu untukku beristirahat dan berdoa.
Selanjutnya adalah pikiran yang berkata aku tidak sanggup, perasaan jenuh, dan rasa ingin menyerah. Ini adalah contoh selanjut yang sering menjadi penghambatku dalam mengerjakan apa yang aku kerjakan. Di saat seperti ini, Roh Kudus mengingatkanku terhadap alasan aku melakukan semua ini. Dan jawabannya sesederhana karena ini adalah kehendak Tuhan dan di dalam Dia terletak kekuatanku untuk terus berjuang.
Kunci yang aku pelajari untuk taat dan setia adalah untuk menjadikan perjalanan kita sebagai penyembahan kita kepada Tuhan. Ketaatan dan kesetiaan yang sejati lahir dari luapan kasihku kepada Tuhan.
Lebih dari sekadar mengikuti peraturan, kasihku kepada Tuhan seharusnya pendorong untuk aku berani melangkah lebih jauh. Aku percaya, dengan mengasihi Tuhan aku dimampukan untuk melakukan apapun yang Tuhan perintahkan, termasuk untuk taat dan setia.
***
Bagiku, ini adalah salah satu kehendak Tuhan yang berhasil aku mulai dalam hidupku. Aku bersyukur untuk setiap proses yang Tuhan ajarkan hingga akhirnya aku dapat menuangkannya dalam tulisan ini. Aku berdoa agar dalam segala keterbatasan tulisanku, Roh Kudus menyempurnakan setiap tulisan ini dalam hatimu. Haleluya!
Immanuel, God with us!
Mengapresiasi Diri, Resolusi Tahun Baru
Aku pernah merasa hidupku penuh cela, lapuk, atau pun tidak berguna, tapi Allah memandangku bernilai. Tahun ini, aku belajar untuk menghargai diriku sendiri. Inilah resolusiku.
Amen, hal yg sering terjadi jg dalam hidup aku, semoga aku bisa menjadi manusia yang setia dan taat sama kehendak-Nya. Amen
Sangat terberkati! Terima kasih untuk refleksinya, Imanuel.
Pas bangettttttt. aku lagi ada mimpi yang udah kayak 4 tahun selaluuuu jadi Goals awal tahun (dan sepanjang tahun pun dia selalu muncul di hati) tapi ga pernah terlaksana2 karena kebanyakan mikir dan bimbang. Awal tahun ini emang mulai bertanya2, Tuhan mau aku kejar mimpi ini atau enggak heheee.. Thank you yaaa sharing nya! Gbu!!
Luar biasa.. Smoga kita dpt selalu menjadi pribadi yg taat dan setia.. Aminn
Amin.. thanks for share.. sangat memberi kekuatan baru untuk mencapai resolusi 2020
Jujur cerita ini sangat menginspirasi,
aku sering baget membuat plan, selalu bermasalah dengan distraksi.
Aku bersyukur atas pengalaman ini, mudah2an aku semakin dikuatkan menjalankan setiap planku brsama Tuhan
Terima kasih sobat..
FirmanNya Ya & Amin..
Miliki kesadaran akan realita hadiratNya 24 jam x 7 hari
Alami kemenangan Bersama Tuhan Yesus setiap hari
Immanuel 🙂
Terima kasih untuk sharingnya. Kejadian yg sama saya alami. Semoga ini memberi kekuatan bagiku dan bagi semua untuk jadi lebih baik lagi, terlebih “selalu punya waktu yang intim dengan Tuhan”. Tuhan Yesus memberkati