Bangku Persahabatan

Senin, 27 Januari 2020

Bangku Persahabatan

Baca: Keluaran 33:9-11

33:9 Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah dan berbicaralah TUHAN dengan Musa di sana.

33:10 Setelah seluruh bangsa itu melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah, maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya.

33:11 Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu.

Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya. —Keluaran 33:11

Bangku Persahabatan

Di Zimbabwe, Afrika, trauma akibat perang dan tingginya angka pengangguran membuat banyak orang putus asa—sampai kemudian mereka menemukan pengharapan ketika duduk di sebuah “bangku persahabatan”. Mereka yang putus asa boleh duduk di bangku itu dan berbicara dengan para “nenek” yang sudah dilatih untuk mendengarkan orang-orang yang sedang bergumul dengan depresi, suatu kondisi yang dalam bahasa Shona—bahasa ibu bangsa itu—disebut sebagai kufungisisa, atau “berpikir terlalu jauh.”

Program Bangku Persahabatan ini sedang digalakkan juga di tempat-tempat lain, termasuk Zanzibar, London, dan New York. “Kami sangat senang dengan hasilnya,” kata seorang peneliti di London. Seorang konselor di New York juga setuju. “Tanpa terasa, kamu tidak saja duduk di bangku tetapi juga asyik ngobrol dengan seseorang yang peduli kepadamu.”

Program ini mengingatkan pada kehangatan dan keindahan berbicara dengan Allah kita yang Mahakuasa. Untuk bersekutu dengan Allah, Musa tidak membuat bangku, melainkan suatu kemah yang disebut Kemah Pertemuan. Di sana, “Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya” (Kel. 13:11). Yosua, abdi Musa, bahkan tidak beranjak dari kemah itu, mungkin karena ia begitu menghargai waktunya bersama Allah (ay.11).

Hari ini, kita tak lagi memerlukan kemah pertemuan. Yesus telah mendekatkan kita dengan Bapa. Dia berkata, “Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah kudengar dari Bapa-Ku” (Yoh. 15:15). Ya, Allah sedang menunggu kita. Dialah penolong hati kita yang Mahabijaksana dan Sahabat yang selalu mengerti. Berbicaralah dengan-Nya sekarang.—Patricia Raybon

WAWASAN
Dalam Keluaran 25:8, Allah memberikan petunjuk-petunjuk yang spesifik kepada Musa untuk membangun sebuah “tabernakel” atau tempat ibadah: “Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.” Untuk memenuhi perintah ini, Musa mengarahkan pembangunan sebuah bangunan seperti tenda yang sangat terperinci dan mudah dipindahkan (pasal 25-31). Kediaman ini sering disebut dengan “Kemah Pertemuan” (27:21; 29:44; 40:2). Ketika tabernakel tersebut sedang dibangun, anak-anak Israel berdosa dengan menyembah anak lembu emas (pasal 32). Di bawah penghakiman Allah (ay.35), mereka menghadapi ancaman tidak akan disertai Allah di dalam perjalanan mereka (33:3). Karenanya, Musa mendirikan sebuah “Kemah Pertemuan” di luar perkemahan (ay.7-11), yang menyediakan semacam jarak antara Allah dan umat-Nya yang tegar tengkuk. Di sana, Musa mengurus perkara Allah dengan umat-Nya. Kemah Pertemuan ini adalah bangunan yang berbeda dari tabernakel yang dideskripsikan dalam pasal 25-31, yang baru selesai beberapa waktu setelahnya (lihat 39:32). —Arthur Jackson

Kekhawatiran apa yang menguasaimu hari ini? Ketika kamu menyampaikan segala kekhawatiran itu kepada Allah, hal baik apa tentang Allah yang dapat kamu fokuskan?

Ya Allah, kami bersyukur Engkau membuat kami memikirkan hal-hal mulia tentang-Mu. Ketika kami khawatir, bawa kembali pikiran kami kepada-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 16-18; Matius 18:1-20

Handlettering oleh Gabrielle Imelda

Bagikan Konten Ini
28 replies
  1. Gita
    Gita says:

    Allah itu maha tahu walau sudah tau Ia tetap mau mendengar apa yg kita ceritakan walaupun tiap hari kita bicarakan hal yg sama Allah tdk pernah bosan mendengar. Allahku adalah sahabatku yang sejati.

  2. Kristin S Silaban
    Kristin S Silaban says:

    Khawatir yang sangat berlebihan masih aja terjadi 🙁 Terkadang merasa sangat tidak mengandalkan kekuatan Allah namun selalu mengandalkan kekuatan sendiri. Ternyata Allah lelalu menunggu kita dalam kondisi apapun.
    Khawatir boleh saja asalkan tetap dalam koridornya Allah. Selamat mengaplikasikan firman 🙂

  3. Rosmauliana Damanik
    Rosmauliana Damanik says:

    terima kasih Tuhan, telah dan akan terus jadi sahabatku, tak terbatas ruang dan waktu, Bila Engkau bersamaku maka itu lah yang terpenting

  4. basaria renata
    basaria renata says:

    thanks god sudah mau menjadi temen curhat,walaupun aku masih sering meninggalkanMu tapi engkau tetap setia kepada aku. Thanks Papi Jesus😊

  5. yonathan timothy
    yonathan timothy says:

    ya,Tuhan maafkan kesalahanku yang telah berdosa ampuni aku ya Tuhan,kabulkanlah doaku ya Tuhan

  6. natalia
    natalia says:

    mau nanya donk klo buat kita2 yang mau belajar pendalaman Alkitab itu dimana ya?saya mau belajar tp Tdk di gereja saya.karena saya ga ingin orang tau.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *