Tangan yang Lembut

Hari ke-22 | 30 Hari Saat Teduh bersama Kitab Filipi
Baca Konteks Historis Kitab Filipi di sini

Baca: Filipi 4:5

4:5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!

Ketika bekerja di sebuah pusat penitipan anak di musim panas beberapa tahun lalu, suasana kelas seringkali terlihat seperti miniatur kehidupan. Anak-anak kecil berusia satu sampai dua tahun bermain dengan mainan buah-buahan dan sayur-sayuran yang terbuat dari plastik. Mereka akan mengisi keranjang belanjanya dengan makanan sebelum memindahkan semuanya ke dapur mainan mereka, lengkap dengan microwave, oven, dan wastafel yang berukuran mini. Aku senang melihat mereka “memasak” dan “bersih-bersih” di dapur mainan mereka dengan penuh semangat, selayaknya melakukan pekerjaan tersebut di dunia nyata.

Tiba-tiba, seorang anak mencuri satu buah makanan plastik itu dari anak lain. Anak yang mainannya dicuri itu lalu berteriak penuh amarah dan berusaha membalas temannya dengan tamparan atau cakaran. Aku segera melompat untuk menangkis serangan itu sambil berkata, “Jangan! Tangan yang lembut, Sarah. Connor, Kembalikan buahnya pada Sarah. Kita harus menggunakan tangan yang lembut pada teman kita. Lembut.

“Tangan lembut” adalah bahasa lain untuk memperingatkan anak-anak agar tidak saling menampar. Cara ini dianggap lebih baik untuk mengajarkan sikap lemah lembut daripada menggunakan kekerasan. Tetapi, sulit bagi anak berusia dua tahun untuk memahami mengapa dia tidak boleh membalas perbuatan temannya dengan tamparan, meskipun ia tidak diperlakukan dengan seharusnya. Konsep kebaikan dan sikap lemah lembut dalam menghadapi ketidakadilan bisa jadi sulit untuk dicerna oleh siapapun dari berbagai usia.

Dalam Filipi 4:5 (TSI), Paulus menasihati umat Kristen di Filipi: “Biarlah melalui hidup kalian masing-masing nyata bahwa kamu selalu lemah-lembut. Tuhan Yesus akan segera datang!”. Jika dibahasakan ulang, kira-kira inilah yang ingin dikatakan Paulus: “Gunakan tangan yang lembut! Tidak perlu marah. Janganlah memperlakukan saudara-saudari kita dengan kasar.” Kita mungkin bisa tertawa melihat balita yang marah karena memperebutkan buah-buahan plastik di pusat penitipan anak, tetapi kecenderungan untuk menyerang tidak berubah seiring bertambahnya usia.

Dalam Galatia 5:22-23, kita belajar bahwa kelemahlembutan adalah buah Roh, sesuatu yang Tuhan tanamkan dan hasilkan dalam hidup kita ketika kita mendekatkan diri pada-Nya dan tinggal di dalam-Nya. Buah “kelemahlembutan” mungkin tidak terdengar semewah penguasaan diri dan tidak didambakan sebesar sukacita. Namun, memelihara kelemahlembutan adalah cara yang menakjubkan untuk bersikap serupa dengan Kristus. Yesus menyebutkan dirinya sendiri “lemah lembut dan rendah hati” (Matius 11:29), sehingga seperti Dialah kita harus bersikap.

Lalu, apakah kaitan antara bersikap lemah lembut dengan pernyataan “Tuhan Yesus akan segera datang”? Ketika kita memelihara buah kelemahlembutan, kita memberi orang lain kesempatan untuk menyicip keindahan Kerajaan Surga. Kita menyatakan bahwa hari keselamatan sudah dekat, hari di mana semua yang salah akan dibenarkan dan kita akan dipanggil untuk mempertanggungjawabkan sikap dan perbuatan kita. Ketika kita memilih untuk memelihara kelemahlembutan, kita menegaskan kepercayaan kita pada kekuatan yang tertinggi. Dan, ketika kita bersikap lemah lembut terhadap orang yang mungkin kurang layak menerima perlakuan baik ini, kita telah mencerminkan pengorbanan dan pengampunan yang diberikan Kristus kepada dunia yang tidak layak mendapatkannya.

Hari ini, kiranya kita mengingat kelemahlembutan Yesus. Tahan amarah kita dan janganlah kita melakukan kekerasan, baik dalam kata-kata maupun perbuatan. Marilah kita saling mengutamakan kepentingan orang lain. Tuhan sendiri yang akan memberikan kita “tangan lembut”.— Karen Pimpo, Amerika Serikat

Handlettering oleh Marcella Leticia Salim

Pertanyaan untuk direnungkan

1. Mengapa kita terkadang lebih sulit untuk bersikap lemah lembut terhadap orang yang kita kenal dibandingkan terhadap orang-orang yang belum kita kenal?

2. Bagaimanakah mengetahui “Tuhan Yesus sudah dekat” mendorongmu untuk bersikap lemah lembut?

3. Langkah konkret apakah yang akan kamu lakukan untuk menghadiahkan sikap lemah lembut kepada orang lain?

Bagikan jawaban atas perenunganmu ini di kolom komentar. Kiranya jawaban sobat muda dapat menjadi inspirasi dan berkat bagi orang lain.

Tentang Penulis:

Karen Pimpo, Amerika Serikat | Karen menyukai musik, bertemu orang-orang, dan makan camilan sebanyak mungkin. Karen juga suka mencari dan menemukan kebenaran di dalam Alkitab.

Baca 30 Hari Saat Teduh bersama Kitab Filipi

Bagikan Konten Ini
9 replies
  1. 費蒂亞
    費蒂亞 says:

    1. Karena semakin kita mengenal seseorang, kita juga mengenal kelemahannya. Jadi, lebih mudah mengasihi orang yang belum kita tahu latar belakangnya. Tapi menurutku ada juga case di mana kita makin mengasihi seseorang ketika
    2. Mengingat kita terlebih dulu dikasihi-Nya.
    3. Mencoba menahan emosi ketika ada yg membuat marah sambil memusatkan pikiran bahwa kita harus mengasihi dia.

  2. lentini
    lentini says:

    1. karena orang yg kita kenal sudah lebih sering berinteraksi dengan kita. baik hal yg lembut ataupun tidak. sementara orang yg tidak kita kenal, kita belum tau bagaimana sifatnya. jadi ketika berinteraksi, kita cenderung lembut dan menjaga perasaannya. mungkin akan berbeda lagi jika sudah dekat.

    2. ketika Tuhan Yesus sudah dekat dan akan kembali datang, kita sudah melakukan bagian kita ttg kelembutan. kita mencerminkan kekristenan itu, mencerminkan Sifat Tuhan Yesus melalui perbuatan kita. tentang pengorbanannya kepada kita setelah kita berbuat dosa, dia tetap mengasihi bahkan berkorban untuk kita. sehingga nanti saatnya, kita bisa mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita.

    3. pertama berdoa dan bertekad. lalu selalu mohon agar Tuhan selalu ingatkan dan bantu kita untuk bersikap lembut ke orang lain bahkan jika perbuatan mereka ke kita menyakiti perasaan kita. dan selalu ingat, bahwa sikap kita tindakan kita ke orang lain akan mencerminkan bahwa pengikut Yesus adalah baik. sehingga ketika kita selalu lembut dan mengasihi orang lain, Tuhanlah yg dipermulialan melalui perbuatan kita. amin.

  3. Binsar Hutagalung
    Binsar Hutagalung says:

    3.Dengan cara mengasihi orang lain seperti kita mencintai diri kita sendiri, dengan begitu kasih dalam diri kita akan bertumbuh, tidak ada dendam dan benci, tindakan ini akan menyenangkan hati Tuhan Yesus, syalomm gbu

  4. Novie Kurniawan
    Novie Kurniawan says:

    Mampukan aq Bapa di Surga untuk jadi anakMu yang memelihara kelembutan dan kerendahan hati kami..Amin

  5. Sylvia
    Sylvia says:

    1. Karna kalau dengan org baru kita masih berhati2 dengan perkataan maupun perbuatan kita yg mungkin bisa menyinggung mereka karna kita belum sama2 mengenal lebih dalam tetapi kalau dengan yg sudah kenal kita sudah mengenal satu sama lain sehingga lebih terbuka.
    2. Dengan sikap kelemahlembutan kita, kita bisa mencerminkan kasih Allah kepada sesama.
    3. Berdoa dan meminta Tuhan untuk mengaruniakan kelemahlembutan dalam setiap perbuatan kita. Agar apa yg kita lakukan dapat memuliakan nama Tuhan Yesus.

  6. melita
    melita says:

    1. Karena kita sudah terlebih dahulu mengenal sifat dan karakter org tersebut.
    2. Tuhan sudah lebih mengasihi kita umatNya.
    3. Lebih ke menghargai proses yang terlalui. Gimana kita kita tidak mudah marah, tidak menghakimi saudara kita, lebih menerima segala karakter dan sifat yang ada.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *