Perhatikan Rambu-rambunya

Hari ke-14 | 30 Hari Saat Teduh bersama Kitab Filipi
Baca Konteks Historis Kitab Filipi di sini

Baca: Filipi 3:1-3

3:1 Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan. Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.

3:2 Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu,

3:3 karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.

Beberapa tahun lalu, aku melakukan camping solo pertamaku. Setelah seharian mendaki, akhirnya aku tiba di tempat perkemahan, sebuah pantai yang tenang dikelilingi oleh pegunungan dan laut yang luas. Karena takjub akan pemandangannya, aku pun berjalan-jalan santai setelah mendirikan tenda.

Aku sangat terpikat dengan pemandangan sampai-sampai tidak menyadari gonggongan anjing dari kejauhan. Tak lama kemudian, aku terpaksa lari tunggang langgang menghindari sekawanan anjing galak.

Seumur hidup, aku tinggal dengan aman di perkotaan, dan selama ini, gonggongan anjing yang kudengar selalu berasal dari balik pagar sehingga aku yakin tak akan diserang.

Itu sebabnya aku sudah kebal dengan suara anjing yang menakutkan. Hari itu, ketika berjalan-jalan di pinggir pantai, aku lengah akan tanda-tanda hewan yang hendak menyerangkau. Dengan santainya, aku mengabaikan gonggongan anjing-anjing itu, membuat mereka berpikir kalau aku ingin mengusik wilayah mereka.

Dalam suratnya kepada jemaat Filipi, Paulus juga menulis tentang anjing sebagai kiasan—yaitu guru-guru palsu yang memaksa gereja Filipi untuk mencari kebenaran selain iman dalam Kristus.

Para guru palsu itu mengajar jemaat bahwa memercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan saja tidaklah cukup, mereka harus melakukan adat agama Yahudi juga—misalnya sunat. Hal ini tampak dalam ayat 2 ketika Paulus menyebut mereka “penyunat-penyunat yang palsu”, juga pada ayat 3 ketika Paulus meyakinkan jemaat Filipi bahwa merekalah “orang-orang bersunat yang sesungguhnya”.

Seperti yang dapat kita lihat dalam seluruh Filipi 3, iman kepada Yesus Kristus adalah satu-satunya yang diperlukan oleh orang Kristen untuk dibenarkan—atau berdamai dengan Allah. Bahkan, Paulus mengajarkan bahwa seorang Kristen sejati “tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah” dalam menentukan kebenaran (ayat 3). Namun, selama perjalananku sebagai orang Kristen, aku menyadari bahwa aku harus terus melawan godaan untuk percaya pada hal lahiriah.

Tantangan kita mungkin bukan sunat atau peraturan makan ala Yahudi, tetapi kita sering tergoda untuk terlalu percaya diri akan pekerjaan kita. Misalnya, semakin banyak kita terlibat dalam urusan gereja, atau semakin disiplin membaca renungan harian, kita semakin cenderung berpikir bahwa hal-hal itulah yang membuat kita layak berdiri di hadapan Allah.

Sepanjang perjalanan iman, ada banyak rambu peringatan. Biasanya hal itu dimulai dari pikiran sederhana yang tercetus, mungkin berasal dari pujian teman setelah sesi pendalaman Alkitab yang bagus, lantas kita pun berbangga akan pekerjaan atau “wawasan” kita sendiri. Namun, ketika kita tidak waspada terhadap pikiran-pikiran tersebut, kita bisa menjadi kebal dan tidak peka terhadap akibatnya. Perlahan, pikiran-pikiran itu mulai menguasai kita. Seperti pengalamanku di pantai tadi, kita tidak menyadari peringatan awal. Tanpa sadar, kita telah melanggar peringatan Paulus dalam surat Filipi—kita menaruh percaya pada hal lahiriah.

Setelah mendapat dua gigitan di bokong, pantai itu tak lagi senyaman sebelumnya. Esoknya, saat kembali turun ke kota, aku berjaga-jaga terhadap segala suara anjing yang mungkin ada.

Demikian pula kita sebagai orang Kristen harus berhati-hati ketika rasa percaya diri kita mulai beralih dari Kristus kepada perbuatan kita sendiri. Kita harus mematikan pemikiran seperti itu ketika mulai muncul dan terus memusatkan pikiran kita kepada Kristus dan karya-Nya di kayu salib. Tak ada perbuatan baik yang dapat menggantikan pengorbanan-Nya.—Andrew Koay, Australia

Handlettering oleh Kent Nath

Pertanyaan untuk direnungkan

1. Adakah prestasi atau perbuatan yang kamu anggap merupakan hasil kerja kerasmu sendiri dan bukan dari Tuhan? Tuliskanlah.

2. Doakan semua yang telah kamu tulis dan mintalah Tuhan untuk menolongmu percaya hanya kepada karya Kristus.

3. Bagaimana cara melindungi imanmu dari ajaran-ajaran palsu?

Bagikan jawaban atas perenunganmu ini di kolom komentar. Kiranya jawaban sobat muda dapat menjadi inspirasi dan berkat bagi orang lain.

Tentang Penulis:

Andrew Koay, Australia | Andrew meluangkan waktunya untuk menonton film dokumenter. Andrew juga suka mendengarkan suara Tuhan lewat firman-Nya dalam Alkitab.

Baca 30 Hari Saat Teduh bersama Kitab Filipi

Bagikan Konten Ini
7 replies
  1. Budi Heryanto
    Budi Heryanto says:

    amin.Segalanya adalah krn berkat Tuhan saja dan untuk kemulyaanNya.sebab diluar Tuhan kita tak bisa berbuat apa apa.tetap percaya pd firmanNya.FirmanNya itu Ya dan Amin.

  2. Darlen
    Darlen says:

    1. Dulu terkadang dengan segala prestasi yg saya miliki saya merasa menjadi orang yg hebat tanpa memikirkan bahwa itu adalah campur tangan dari Tuhan

    3. Caranya dengan terus berdoa dan mendekatkan diri pada Allah, meminta pertolongan-Nya selalu agar dapat melewati segala cobaan yang ada. Roh memang penurut tetapi daging itu lemah. Oleh sebab itu, kita membutuhkan tuntunan Roh Kudus dan Tuhan untuk selalu menjaga hati dan pikiran kita.

  3. jahja budi
    jahja budi says:

    Yg pernah saya alami, selain bersyukur kepada Tuhan Yesus pada saat tercapai prestasi yg baik, ada rasa bangga.
    Nah… perenungan hari ini mengingatkan… kita, Bahwa karena iman kepada Kristus kita mendapatkan jaminan keselamatan.
    Walaupun… hanya rasa bangga… kita harus ingat… karena Kristus juga kita Dimampukan…, selain keselamatan yg Dia janjikan.

  4. Sari Mase
    Sari Mase says:

    1. Sampai saat ini belum ada satu pun prestasi dari karya yang saya raih tanpa pertolongan dari Kristus. Semua keberhasilan yang saya raih berasal dari pertolongan Tuhan, karena Dialah yang telah menolong saya untuk meraih kesuksesan/prestasi saya. Hasil kerja keras saya dan disertai pertolongan dari Tuhan pasti nyata untuk meraih kesuksesan saya. Tanpa Tuhan, sia-sialah keberhasilan saya.
    2. Ya Tuhan. Saya memerlukan Engkau. Tolong saya agar bisa menyelesaikan ujian demi ujian di kampus saya. Berikan saya hikmat, kekuatan, kesabaran dan kesehatan agar bisa mengikuti seminar/ujian untuk penyelesaian studi di kampus saya. Engkau juga tolong keluarga saya untuk mencukupi kebutuhan kami. Saya percaya Tuhan maha kaya dan bisa menolong keluarga saya untuk mencukupi perekonomian kami sekeluarga. Saya mohon melalui pimpinan Roh Kudus, Engkau menjamah saya dan keluarga untuk selalu dan selalu percaya akan Engkau dalam kehidupan kami, ya Tuhan. Amin
    3. Jika ada ajaran-ajaran yang menyesatkan saya pasti saya cuek, karena tidak ada satupun ajaran-ajaran yang sempurna selain dari ajaran Kristus. Karena melalui ajaran Kristus lebih nyata buat saya sebagai orang yang percaya akan firman Tuhan.

  5. Bayu Suwandi
    Bayu Suwandi says:

    1. tidak ada
    karena saat ini kita masih bernafas saja …itu adalah anugrah dari Tuhan .
    coba kalau di renungkan …
    saat ini kalau kita tidak di kasih udara dan tidak bernafas , tentunya kita akan mati dan tidak
    dapat melakukan karya apapun .

    2. Tuhan saya mempercayai Maz 127 : 1-2

    Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya,
    jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota , sia-sialah pengawal berjaga jaga .

    sia-sialah kamu bangun pagi -pagidan duduk-duduk sampai jauh malam , dan makan roti yang
    diperolehnya dengan susah payah — sebab Ia memberikannya kepada yang di cintai-Nya pada
    waktu tidur

    Didalam nama Tuhan Yesus berdoa :
    Tuhaan Yesus engakau maha tahu segalanya , begitu juga dengan apa yang ada di fikiranku
    hanya kepadaMU lah permemohon ini ku panjatkan , semoga engkau mengasihiku dan
    mengabulkan permohonanku ini
    amin

    3. – Dengan sering membaca alkitab, dan memohon Roh Kudus

    2 Tim 3 : 16
    segala tulisan yang di ilhamkan Allah memang bermanfaat :
    untuk mengajar,
    untuk menyatakan kesalahan,
    untuk memperbaiki kelakuan dan
    mendidik orang dalam kebenaran .

    – Memohon kepenuhan dan bimbingan Roh Kudus

    2 Kor 3 : 17
    sebab Tuhan adalah Roh , dan dimana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan .

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *