Pemimpin yang Benar-benar Peduli
Hari ke-12 | 30 Hari Saat Teduh bersama Kitab Filipi
Baca Konteks Historis Kitab Filipi di sini
Baca: Filipi 2:19-24
2:19 Tetapi dalam Tuhan Yesus kuharap segera mengirimkan Timotius kepadamu, supaya tenang juga hatiku oleh kabar tentang hal ihwalmu.
2:20 Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan aku dan yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu;
2:21 sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus.
2:22 Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya.
2:23 Dialah yang kuharap untuk kukirimkan dengan segera, sesudah jelas bagiku bagaimana jalannya perkaraku;
2:24 tetapi dalam Tuhan aku percaya, bahwa aku sendiri pun akan segera datang.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Aku tidak begitu menyukai bubur, tapi hari itu, aku sangat menikmati tiap suapannya. Ketika tahu aku sakit, bosku mendadak menjengukku dan memberikanku semangkuk bubur yang ia masak sendiri.
Buburnya memang sangat enak, tapi yang membuatnya istimewa bukanlah rasanya, melainkan betapa perhatiannya bosku kepada pegawainya. Itu bukan kali pertama ia memasak bubur sendiri dan memberikannya kepada pegawai yang sedang sakit.
Di saat-saat lain, bosku mengantarku dan rekan sekerjaku lainnya ke rumah kami masing-masing. Padahal kami tinggal di arah yang berlawanan dari rumahnya. Ia juga bersedia menghabiskan waktu dan tenaganya untuk menuliskan kami surat yang panjang dengan penuh perhatian, yang berisi apresiasi dan perhatiannya atas pekerjaan yang sedang kami lakukan. Ia juga sering menanyakan kabar keluarga kami.
Aku tidak akan pernah melupakan hari ketika ia datang ke ibadah penghiburan saat kakekku meninggal. Ia tetap di sana hingga subuh dan menghabiskan waktu berbincang bersamaku dan sepupu-sepupuku. Kami bercerita tentang kakekku di masa mudnya dan bagaimana ia menerima Yesus.
Sangat jarang untuk menemui bos—bahkan yang Kristen sekalipun—yang benar-benar peduli dengan semua pegawainya dan yang mau melakukan segala cara untuk melayani mereka, bahkan dalam masa rasul Paulus. Dulu, gereja Roma (karena Paulus menulis suratnya dari Roma) diisi dengan pemimpin yang egois dan orang-orang yang tidak peduli dengan kehendak Kristus dan kebutuhan gereja Filipi (Filipi 1:14-18, 2:21).
Sebaliknya, ada pemimpin yang benar-benar peduli dengan kepentingan para jemaat Filipi karena Kristus (ayat 20-21)—namanya Timotius. Dia bersedia mendengar kebutuhan dan menolong, cara yang juga dilakukan oleh Paulus jika ia sedang mengunjungi jemaatnya.Tidak seperti orang banyak, Timotius menunjukkan kerendahan hatinya dan kepeduliannya seperti Kristus, juga seperti yang telah Paulus ajarkan kepada para jemaat Filipi di ayat-ayat sebelumnya (ayat 1-8).
Selain kepeduliannya, Timotius juga terkenal akan kebaikannya. Hal itu terlihat dari pelayanannya yang setia ketika membantu Paulus membangun gereja di Filipi, Tesalonika, dan Berea (Kisah Para Rasul 16:1-14), saat ia bekerja sebagai kurir ke Makedonia, Korintus, dan Efesus, dan juga saat ia memperdalam iman para orang percaya (1 Tesalonika 3:1-2). Selama ia melayani di bawah kepimpinan Paulus, pertemanan Timotius dengan Paulus terus berkembang dan dibentuk melalui waktu-waktu sulit. Bahkan, Paulus pernah memanggil Timotius sebagai “anakku” (1 Timotius 1:18, 2 Timotius 2:1, Filipi 2:22).
Sama seperti Timotius, Paulus, dan bosku, kita sebagai orang percaya dipanggil untuk menjadi berbeda dari dunia—menjadi orang-orang yang melayani dengan kerendahan hati dan sungguh-sungguh memperhatikan kebutuhan orang-orang sekitar kita. Ini bisa terasa sulit dilakukan dalam budaya yang mempromosikan “cinta akan diri sendiri” dan “kepuasan bagi diri sendiri”, terutama ketika kita lelah secara fisik dan emosional. Aku berbicara ini dari pengalaman pribadi.
Tapi ketika kita tahu betapa Kristus telah mencintai dan melayani kita, bahkan hingga Ia mengorbankan diri-Nya sendiri untuk kita, maukah kita memedulikan sesama kita sebelum kita peduli akan diri kita sendiri?—Joanna Hor, Singapura
Handlettering oleh Christa Brilian
Pertanyaan untuk direnungkan
1. Kapan kamu merasa tergoda untuk fokus terhadap kebutuhanmu sendiri dan bukan kebutuhan orang lain?
2. Bisakah kamu menyebutkan pemimpin yang peduli dengan orang lain seperti Timotius? Bagaimanakah kehidupan mereka dapat menginspirasimu untuk melakukan hal yang sama?
3. Dengan cara simpel apakah kamu dapat menunjukkan perhatian kepada sesama saudaramu dalam Kristus?
Bagikan jawaban atas perenunganmu ini di kolom komentar. Kiranya jawaban sobat muda dapat menjadi inspirasi dan berkat bagi orang lain.
Tentang Penulis:
Joanna Hor, Singapura | Joanna suka sekali makan kentang dan mendengar cerita-cerita yang menginspirasi. Namun, tidak ada yang lebih menantangnya selain mendengarkan kisah tentang kuasa firman Tuhan yang mengubah hidup seseorang.
Ajar kami ya Tuhan. Terpujilah nama Tuhan skarang dan sampai slamaNya. Amin