Mengasihi Orang Asing

Senin, 18 November 2019

Mengasihi Orang Asing

Baca: Keluaran 23:1-9

23:1 “Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar.

23:2 Janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang melakukan kejahatan, dan dalam memberikan kesaksian mengenai sesuatu perkara janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang membelokkan hukum.

23:3 Juga janganlah memihak kepada orang miskin dalam perkaranya.

23:4 Apabila engkau melihat lembu musuhmu atau keledainya yang sesat, maka segeralah kaukembalikan binatang itu.

23:5 Apabila engkau melihat rebah keledai musuhmu karena berat bebannya, maka janganlah engkau enggan menolongnya. Haruslah engkau rela menolong dia dengan membongkar muatan keledainya.

23:6 Janganlah engkau memperkosa hak orang miskin di antaramu dalam perkaranya.

23:7 Haruslah kaujauhkan dirimu dari perkara dusta. Orang yang tidak bersalah dan orang yang benar tidak boleh kaubunuh, sebab Aku tidak akan membenarkan orang yang bersalah.

23:8 Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.

23:9 Orang asing janganlah kamu tekan, karena kamu sendiri telah mengenal keadaan jiwa orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.

Janganlah kautindas atau kautekan seorang orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir. —Keluaran 22:21

Mengasihi Orang Asing

Setelah salah seorang anggota keluarga saya berpindah agama, sejumlah teman Kristen mendesak agar saya “meyakinkannya” untuk kembali kepada Yesus. Saya justru didorong untuk pertama-tama berusaha mengasihinya seperti yang Kristus lakukan—termasuk di tempat-tempat umum ketika orang-orang memandang heran karena penampilannya yang “asing”. Sebagian orang bahkan berkata kasar. “Pulang sana!” teriak seseorang dari dalam mobil, tanpa memahami atau peduli bahwa anggota keluarga saya itu bukan pendatang.

Musa mengajarkan cara yang lebih lembut dalam menghadapi mereka yang memiliki kepercayaan atau penampilan yang berbeda dari kita. Saat mengajarkan hukum tentang keadilan dan belas kasih, Musa memerintahkan umat Israel, “Orang asing janganlah kamu tekan, karena kamu sendiri telah mengenal keadaan jiwa orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir” (Kel. 23:9). Ketetapan itu menunjukkan kepedulian Allah kepada semua orang asing, yaitu mereka yang rentan dicurigai dan ditindas. Perintah yang sama diulangi lagi di Keluaran 22:21 dan Imamat 19:33.

Oleh karena itu, saat saya sedang bersama anggota keluarga saya itu—di restoran, di taman, di jalan, atau saat duduk mengobrol dengannya di teras rumah—saya terlebih dahulu berusaha menunjukkan kepadanya kebaikan dan sikap hormat yang juga ingin saya dapatkan dari orang lain. Inilah salah satu cara terbaik untuk mengingatkannya kepada kasih Yesus yang indah, bukan dengan mempermalukannya karena sudah menolak-Nya, tetapi dengan mengasihinya seperti Dia mengasihi kita semua—dengan kasih karunia yang ajaib. —Patricia Raybon

WAWASAN
Umat Perjanjian Allah haruslah berbeda dan terpisah dari bangsa-bangsa di sekeliling mereka. Tujuannya terutama untuk melindungi mereka dari penyembahan berhala. Keluaran 34:15 berkata, “Janganlah engkau sampai mengadakan perjanjian dengan penduduk negeri itu; apabila mereka berzinah dengan mengikuti allah mereka dan mempersembahkan korban kepada allah mereka, maka mereka akan mengundang engkau dan engkau akan ikut makan korban sembelihan mereka.” Perintah-perintah Allah dimaksudkan untuk melindungi, tetapi bukan berarti bangsa Israel harus sepenuhnya mengisolasi diri dari orang asing. Kata yang di terjemahkan sebagai “orang asing” dalam Keluaran 23:9 berarti hidup di tengah orang-orang yang bukan saudara sedarah. Karena para pendatang tidak memiliki keluarga, mereka bergantung pada keramahtamahan/penerimaan orang-orang di tempat mereka tinggal. Orang Israel sendiri pernah mengalaminya di Mesir pada masa kelaparan (Kejadian 50:15-21). —Bill Crowder

Apa sikapmu terhadap mereka yang terlihat “berbeda” atau “asing”? Dengan cara apa kamu dapat menerapkan ketetapan Allah untuk tidak menindas “orang asing” atau “pengembara” di sekitarmu?

Bapa yang penuh belas kasih, bukalah hatiku hari ini untuk mengasihi orang asing di sekitarku, supaya aku boleh membawa mereka kepada-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 8-10; Ibrani 13

Bagikan Konten Ini
18 replies
  1. Megaria
    Megaria says:

    mungkin ini sebuah kebetulan… saya memiliki sahabat yang pada waktu itu tiba-tiba terasa “asing” ketika ia tiba2 berpindah ke agama lain. refleks saya menangis dan sempat beberapa kali ingin mengajaknya kembali. lalu saya menyadari, mungkin semua org memiliki prosesnya. tugas saya adalah tetap mengasihi dan mendoakannya, terlepas apapun pilihannya skrg ataupun nanti…. mengasihi mereka yg mjd “asing” dimulai dengan mengurangi mengungkit alasan2 mereka dan bertemanlah seperti biasa. tetaplah berdoa utk mereka. Gbu.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *