Apakah Kamu Sedang Mengerjakan Keselamatanmu?
Hari ke-10 | 30 Hari Saat Teduh bersama Kitab Filipi
Baca Konteks Historis Kitab Filipi di sini
Baca: Filipi 2:12-13
2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
2:13 karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Ketika aku pertama kali magang, aku melakukan yang terbaik untuk memberikan kesan yang baik bagi atasanku. Aku buru-buru memperbarui isi lemariku (yang dulu isinya cuma kaos dan celana jins). Aku mengerjakan semua tugas yang diberikan sebaik mungkin, meskipun tugas itu hanya mengambilkan kopi. Aku hidup dalam ketakutan kalau-kalau hasil kerjaku tidak sesuai dengan standar yang ada.
Supervisorku adalah wanita yang sangat baik dan bersemangat. Dia tidak pernah marah kepadaku. Jika aku salah ia mengoreksinya dengan sangat lembut. Tapi, tetap saja, ketika ia memanggilku ke ruangannya, aku masuk dengan was-was, aku takut kalau-kalau aku telah mengecewakannya (meskipun aku tahu ia tidak menyalahkan kurangnya pengalamanku). Selama aku bekerja magang itu, rasanya aku mendapat gajiku dengan “takut dan gemetar”.
Menulis kepada jemaat di Filipi, Paulus mendorong mereka untuk “bekerja untuk keselamatan [mereka] dengan takut dan gemetar,” tanpa memedulikan apakah Paulus ada di sana dan melihat mereka atau tidak. Aku merasa ayat ini aneh, bukannya kita sudah diselamatkan oleh iman kita sendiri (Efesus 2:8)? Tentunya Paulus tidak bermaksud menyuruh kita untuk bekerja agar mendapatkan keselamatan kita sendiri kan?
Sebelumnya, Paulus mendeskripsikan bagaimana Yesus merendahkan diri-Nya sendiri untuk menjadi pelayan umat manusia, dan ditinggikan di atas semua. Paulus mengingatkan kita bahwa semua ciptaan akan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan (Filipi 2:5-11). Paulus pada dasarnya sedang memberitahu kepada para jemaat Filipi, “Lihat, ini adalah Tuan yang kita layani, Tuan yang ditinggikan dan dimuliakan!”
“Maka dari itu,” lanjut Paulus, kita harus melayani-Nya dengan takut dan gemetar. Sama seperti ketika aku menjadi seorang anak magang, aku sangat menghargai pengalaman dan kebijakan supervisorku. Meskipun aku sangat gembira dengan kesempatan yang telah diberikan padaku, aku menghadap supervisorku dengan sikap penuh hormat. Jika kepada manusia saja kita bisa bersikap demikian, bagaimana tidak kita gemetar dalam takjub di hadapan Pencipta dunia?
Paulus mendorong kita untuk “mengerjakan keselamatan kita” bukan karena kita belum diselamatkan. Di surat-surat lain, ia dengan jelas mengajarkan bahwa jika kita benar-benar mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, kita telah diselamatkan (Roma 10:9). Tapi itu hanyalah permulaannya. Kita belum menjadi orang yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita belum menjadi orang kudus yang mulia, tidak bersalah dan tidak berdosa, yang akan ada bersama Kristus di dalam surga dan dunia yang baru (Wahyu 20:4).
Dan, Paulus terus mendorong kita hari demi hari untuk berjuang menuju akhir yang indah. Ini tidak berarti kita memberikan yang terbaik hanya di gereja atau di pelayanan saja, tetapi di dalam semua yang kita lakukan. Baik itu belajar untuk ujian, melakukan tugas dari bos yang menyebalkan, atau memasak makan malam dan mencuci piring kotor. Marilah kita mengerjakan segalanya dengan sepenuh hati karena kita tahu bahwa Tuhan telah menebus kita dan bekerja setiap hari untuk membawa kita makin dekat kepada-Nya.
Dalam semua ini, kita terhibur karena segala pencapaian kita bukan karena usaha kita sendiri, tapi karena Roh Kudus yang bekerja dalam kita. Dalam segala keadaan, ada Roh Tuhan yang mendorong kita dan memampukan kita untuk mengingini apa yang baik dan melakukan apa yang baik di mata-Nya (Filipi 2:13). Marilah kita berjuang untuk hidup layaknya anak-anak Tuhan, percaya setiap hari bahwa Tuhan akan memenuhi kehendak-Nya yang baik lewat kehidupan kita.)—Christine Emmert, Amerika Serikat
Handlettering oleh Gerardine Eunike
Pertanyaan untuk direnungkan
1. Apakah kamu termotivasi untuk berbuat baik karena rasa hormat kepada Tuhan atau karena penilaian orang lain terhadapmu?
2. “Tetaplah kerjakan keselamatanmu”, bagaimana kamu mempraktikkan ayat ini? Bagaimana ayat hari ini dapat mendorongmu?
3. Apakah ada bagian dalam hidupmu yang menurutmu sulit bagimu untuk melakukan yang baik di mata Tuhan? Tulislah semuanya dan berkomitmenlah kepada Tuhan.
Bagikan jawaban atas perenunganmu ini di kolom komentar. Kiranya jawaban sobat muda dapat menjadi inspirasi dan berkat bagi orang lain.
Tentang Penulis:
Christine Emmert, Amerika Serikat | Christine adalah seorang pengikut Kristus, kutu buku, dan penyuka makanan. Hidup ini indah, setiap hembusan nafas adalah pengingat bahwa apapun keadaannya, Tuhan itu baik.
Tuhan itu baik dan sungguh mengasihi saya. lewat Roh Kudus Tuhan memampukan saya menjalani segala pergumulan, mengingatkan saya akan kemuliaan Tuhan. semakin hari semakin mengajarkan saya untuk fokus memuliakan Tuhan. kiranya kita bisa menjadi pengikut Kristus, melayani dengan takut dan gentar, aminn. Haleluya, terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus
Amin
saat saya mulai hampir tidak fokus dengan
Firman Tuhan ,Roh Kudus selalu mengingat kan saya jangan sampai lupa akan perintah Tuhan dan FirmanNya ,,
namun jujur saya sering mengalami intimidasi atau gangguan dari si jahat atau dri dunia ini,,tapi Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan saya ,saya sringkali di ingatkan kembali ,bahwa saya harus tetap kuat didalam Tuhan Yesus
saudara2 seiman mohon dukungannya lewat doa untuk saya 🙏 Tuhan Yesus berkati
Fil2:13 Setelah kita mendapat karunia, karunia itu harus dilipat gandakan. “menurut kerelaan Nya ” juga berarti “sesuai kehendakNya”. Pemikiran perbuatan baik, harapan baik, dan rencana / obsesi baik didalam hati kita adalah bukti buah2 Roh hasil kasih karunia yang sudah kita terima dan accepted. Itu semua adalah kategori kehendak Tuhan. Kita harus terus bekerja dalam Doa bahwa rencana berbuat baik itu bisa terlaksana dengan pertolongan Tuhan. Semoga Tuhan ikut mengatur hidup kita sehingga pemikiran berbuat baik itu tidak sekedar wacana, cita2, obsesi tetapi benar2 terjadi melalui kita sebagai anak2 Tuhan, sehingga nama Tuhan akan selalu dimuliakan. Sebagai anak2 Tuhan kita harus bisa menjadi agen dalam “heal the world, make a better place”.