Apakah Kamu Mencari Alasan untuk Memaklumi Dosa?

Hari ke-5 | 30 Hari Saat Teduh bersama Kitab Filipi
Baca Konteks Historis Kitab Filipi di sini

Baca: Filipi 1: 27- 28

1:27 Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,

1:28 dengan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah.

Kita sangat ahli membuat alasan ketika kita melakukan dosa. Kita memakai imajinasi kita untuk membuat alasan-alasan baru, untuk menjelaskan dosa yang kita lakukan tidaklah seburuk yang dikira. Biasanya, mudah sekali bagi kita untuk menyalahkan kondisi yang sulit sebagai penyebab kita bersikap.

“Ya, memang aku tadi bersikap kasar, tetapi aku mengalami masalah dalam pekerjaanku hari ini.”

“Mungkin aku tadi tidak bisa menahan amarahku, tetapi itu karena ia bersikap bodoh.”

“Betul aku tidak membayar tiket kereta tadi, namun perusahaan itu juga sudah mendapatkan banyak keuntungan tanpa aku harus membayar.”

Jemaat Filipi, sebagai jemaat yang berhadapan dengan pengajaran sesat, argumen-argumen di dalam jemaat, dan persekusi dari luar, mungkin memiliki banyak alasan untuk memaklumi sikap buruk. Namun Paulus tidak menerima alasan apapun. Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, seperti tercantum dalam Alkitab versi NIV, tertulis demikian: “Whatever happens, conduct yourselves in a manner worthy of the gospel of the Christ.” yang artinya, “Apapun yang terjadi, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus…”

Bagi orang Kristen, tidak peduli tekanan apa pun yang kita alami atau seberapa sulitnya kondisi yang terjadi, hidup kita harus dijalani dengan suatu cara yang akan membuat Kristus bangga, cara hidup yang menghormati dan memuliakan-Nya. Tidak ada cara hidup lain yang dapat diterima selain ini bagi seorang Kristen.

Sebuah standar yang tinggi, bukan? Selalu memiliki sikap yang berpadanan dengan Injil tidaklah mudah. Namun ada hal yang dipertaruhkan di sini: dunia yang perlu tahu bahwa kekristenan menawarkan kepuasan yang radikal sedang melihat kita, dan seharusnya mereka dapat melihat melalui kehidupan orang Kristen bahwa mereka sedang melewatkan suatu hal yang menakjubkan!

Maka dari itu, Paulus mencatat dua cara khusus agar kita dapat memiliki sikap yang berpadanan dengan Injil. Pertama-tama, kita harus disatukan—kita harus “teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman” (ayat 27).

Mungkin kita tidak menyangka standar pertama Paulus adalah untuk dipersatukan dengan saudara-saudari kita di dalam Kristus. Ini tugas yang sulit, namun sangat diperlukan untuk menunjukkan dunia bahwa Yesus yang menyelamatkan dan mempersatukan kita jauh lebih penting dari hal apapun yang dapat memisahkan kita.

Karena kita suka berselisih dan berdebat, perintah ini menantang kita sebagai orang Kristen untuk tidak membiarkan keangkuhan diri kita mengalahkan kesatuan. Melihat semua fitnah dan gosip yang berada di sekitar kita, terlihat jelas bahwa perintah Paulus untuk jemaat Filipi masih relevan bagi kita hari ini.

Kedua, kita harus berani—kita harus hidup dengan “tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu” (ayat 28).

Menulis surat ini dari dalam penjara pada abad pertama, Paulus tahu persis bahwa ada banyak alasan yang logis untuk merasa takut pada lawan. Namun melakukan apapun dengan didasari rasa takut pada manusia tidaklah pantas bagi seorang Kristen; hal itu berarti kita lupa bahwa Dia yang bersama kita lebih besar dari kuasa maupun pencobaan apapun, lupa bahwa Yesus sudah menaklukkan dunia!

Maka sebagai ganti dari menggunakan ancaman penderitaan atau kesulitan untuk memaklumi dosa dan kegagalan kita, Paulus mengatakan kita harus menjadi seperti orang-orang Kristen berabad-abad lalu yang tidak takut, orang-orang yang terlihat berbeda dari kasihnya yang rela berkorban dan bukan dari rasa takutnya. Tidak ada hal lain yang bisa lebih membedakan orang Kristen dengan yang lainnya dibanding ini.

Jadi, standar dan harga yang harus dibayar dari kehidupan orang Kristen sangatlah tinggi. Kenapa kita tidak menjauh saja dari masalah, menunggu surga, dan menghindar dari drama-drama yang dapat terjadi?

Alasannya adalah, pola hidup Kristen untuk menderita sekarang dan dimuliakan nanti bukanlah suatu ketidaksengajaan. Pada Filipi 1:29, Paulus mengatakan dan mencontohkan bahwa salah satu ciri-ciri orang Kristen adalah kita mendapat penderitaan karena iman kita. Dan ketika kita menanggung penderitaan demi Kristus, tanpa dilumpuhkan oleh ketakutan atau mengabaikan saudara-saudari kita, dan dalam keberanian dan kesatuan yang tampak dengan jelas, kita menunjukkan pada dunia bahwa Kristus adalah pribadi yang layak untuk kita pertaruhkan nyawa kita.

Dan mari kita bayangkan; ketika pada akhirnya kita menyembah dengan sukacita yang mendalam pada takhta Anak Domba Allah bersama dengan orang-orang percaya lainnya di dunia yang baru, kita tidak akan menyesal sudah berkorban demi Kristus pada masa sekarang.—James Bunyan, Inggris

Handlettering oleh Robby Kurniawan

Pertanyaan untuk direnungkan

1. Alasan apa yang kamu gunakan untuk meremehkan dosa atau kegagalanmu? Bagaimana bacaan hari ini mendorongmu untuk menjalani hidup yang berpadanan dengan Injil?

2. Langkah praktis apa yang dapat kamu ambil untuk memastikan kamu tetap disatukan dengan orang Kristen lainnya?

3. Kapan kamu merasa sulit untuk menjadi berani demi Kristus? Mengapa?

Bagikan jawaban atas perenunganmu ini di kolom komentar. Kiranya jawaban sobat muda dapat menjadi inspirasi dan berkat bagi orang lain.

Tentang Penulis:

James Bunyan, Inggris | James tinggal dan bekerja di London, menolong para mahasiswa berjumpa dengan Yesus lewat pembacaan Alkitab. Itu bukanlah pekerjaan yang sulit, sebab Alkitab memang buku yang luar biasa!

Baca 30 Hari Saat Teduh bersama Kitab Filipi

Bagikan Konten Ini
11 replies
  1. Vini Tindan
    Vini Tindan says:

    biarlah aku selalu mengingat kristus dlm hidupku… sehingga setiap mslh itu aku tak focus dlm mslh. namun bisa focus saja pada kasih kristus amin.

  2. indah
    indah says:

    1. aku pernah marah kepada orang dengan alasan aku lagi datang bulan 😂 sebenernya emang ga logis sih itulah yg dinamakan dosa beralasan. yg aku dapat dalam renungan ini, aku belajar untuk tidak menyepelekan dosa.. dan ketika kita berbuat dosa hendaklah tidak membuat alasan atas dasar apa kita berbuat dosa. karena Tuhan tidak suka akan hal itu
    2. aktif digereja dan ikut dalam organisasi kristen
    3. ketika di lingkungan mayoritasku. aku menjadi tidak berani dan ketika dikucilkan aku mundur. karena ya ga berani aja ketika di kucilkan

  3. Priskadara
    Priskadara says:

    Belajar untuk tidak seperti dunia, tetapi kita harus kuat di dalam kristus. Susah di dunia tidak berati susah seterusnya kita akan akan menerima kesenangan di sorga jika kita mau di berpadanan dengan kristus.
    Belajar membawa diri untuk bersekutu dan beribadah melakukan kegiatan rohani.
    meskipun saya mengerti bahwa sy harus berani namun tetapi menjadi sulit saat berkumpul dengan teman2 atau orang lain, karena saya merasa takut untuk di sisihkan atau di merasa di cemooh untuk keberanian yg mgkn org lain tdk perhitungkan, merasa orang lain lebih bijaksana

  4. arnes
    arnes says:

    1. Kadang ketika saya berbuat dosa yang disengaja itu alasan yang saya gunakan yaitu nanti saya akan bertobat dan mengakui kelahan saya kepada Tuhan, dan sebenarnya ketika saya sudah melakukan dosa timbul rasa penyesalan dalam diri. Tetapi setelah saya sering membaca firman Tuhan dan renungan rohani saya mulai berkomitmen jika saya dapat melakukan hal baik maka saya harus melakukannya dan saya juga percaya roh kudus yang akan memampukan kita.
    2. Saling mendoakan.
    3. Ketika berkumpul bersama teman-teman karena saya merasa bahwa iman saya masih terlalu kecil.

  5. Ria
    Ria says:

    Hmm sangat nancep :”

    1. Belakangan jadi sering mencari alasan untuk memaklumi dosa. “gapapalah ga Sate, lagi ga mood”, “gapapalah marah2 ke dia, kan aku juga lagi kecer”, dll.
    2. me-chat temen2 KTB
    3. Saat rasa lelah-malas muncul dengan rutinitas. Melan ego diri sendiri adalah hal yang paling sulit.

    terima kasih untuk saat teduh hari ini yang sangat menegur saya. semog saya, kamu, kita bisa semakin hidup sesuai kehendak-Nya. GBU

  6. Dotty Berta
    Dotty Berta says:

    Bacaan SaTe hari ini sangat relevan:

    1. Sering mencari alasan untuk memaklumi dosa seperti ah lagi berhalangan ini gapapa dong marah2 semacam itu lah, jadi merasa tertampar dengan SaTe hari ini, berusaha untuk menjalani hidup ini sesuai dengan kehendakNya

    2. Berkumpul dengan orang-orang yang seiman

    3. Ketika berada di tengah2 lingkungan yang berbeda sehubungan takut akan dikucilkan

    Semoga kita semua semakin bertumbuh dalam iman kepada Nya amin amin amin

  7. prissilia millenia
    prissilia millenia says:

    1. “ah yaudah gapapa, Tuhan juga pasti ngerti kok”, seakan2 Allah itu bukan Allah yang adil. seakan2 aku jg ngerasa kaya aku tu anak spesial. pdhl dosa ya ttp aja dosa.
    2.ikut pmk di kampus dan aktif di gereja
    3. ketika ada di kaum mayoritas. aku takut nanti dijahatin karena bukan bagian dr mereka

  8. Aldi Sihotang
    Aldi Sihotang says:

    Tuhan, tolong bimbing hambamu ini agar selalu dijalan yang engkau inginkan. Hidup seperti garam dan terang di dunia ini.

  9. Asytar
    Asytar says:

    1. Alasan yang masih sering saya gunakan yaitu, disetiap dosa yg saya lakukan pasti akan diampuni dan itu bukanlah pemikiran yg baik tentunya. Dan firman Tuhan selalu mendorong saya untuk taat akan printah-Nya
    2. Komunikas yg terus terjalin dan saling mengingatkan satu sama lain untuk hidup berkenan kepada Tuhan.
    3. Disaat bersama dgn teman”. Karna sering kali lupa diri bahwa saya adalah anak Kristus dan malah terbawa suasana pergaulan yg duniawi

  10. RIRIS
    RIRIS says:

    1. Selalu beranggapan bahwa Tuhan pasti mengampuni padahal apa yang kita lakukan pasti akan di pertanggung jawabkan nantinya dan terus seperti itu, apalagi disaat masa sedang sulit sulitnya .

    2. Langkah praktis yang di ambil adalah dengan berkumpul bersama teman2 seiman dan sharing mengenai pergumulan dan solusinya di dalam TUHAN.

    3. Saya sering sekali lupa dan terbawa arus jika saya sedang bersama2 dengan banyak org dan dengan kesibukan yang dilalui sehingga lupa akan waktu yang harus intim dengan Tuhan. Mudah mudahan dengan membaca sate ini saya bisa merubah pola hidup saya agar selalu mengingatnya dan menyediakan waktu utk Tuhan.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *