Aku Suka Sekali -Sampai Segini
Kamis, 7 November 2019
Baca: 1 Yohanes 4:7-19
4:7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.
4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
4:9 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
4:10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
4:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
4:12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.
4:13 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.
4:14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.
4:15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.
4:16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
4:17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
4:19 Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. —1 Yohanes 4:16
Jenna, keponakan saya yang berusia 3 tahun, memiliki kebiasaan yang selalu berhasil meluluhkan hati saya. Bila menyukai sesuatu (sangat menyukainya), apakah itu pai krim pisang, loncat-loncatan di trampolin, atau bermain frisbee, ia akan berseru, “Aku suka sekali—sampai segini!” (“sampai segini” itu selalu dengan kedua tangan yang dibentangkannya lebar-lebar).
Terkadang saya takjub, Kapan terakhir kalinya saya suka sesuatu sampai seperti itu? Tanpa menutup-nutupi, tanpa takut sama sekali?
“Allah adalah kasih,” tulis Yohanes (1Yoh. 4:8,16). Ia menulisnya berulang kali mungkin karena kebenaran tentang kasih Allah—dan bukan kemarahan, ketakutan, atau rasa malu kita—sebagai dasar yang menopang segala realitas itu tidak mudah dimengerti oleh orang-orang dewasa. Dunia membagi kita dalam kelompok-kelompok berdasarkan apa yang paling kita takuti—dan kita sering menurutinya, sambil mengabaikan atau mengecam suara-suara yang menentang pilihan kita untuk memandang realitas yang ada.
Namun, di tengah segala tipu daya dan perebutan kekuasaan yang duniawi (ay.5-6), kebenaran tentang kasih Allah tetap sama, bagaikan terang yang menyinari kegelapan, yang mengajak kita untuk belajar tentang kerendahan hati, kepercayaan, dan kasih (1:7-9; 3:18). Meskipun terang itu mungkin menyingkapkan kebenaran yang menyakitkan, kita dapat meyakini bahwa kita akan tetap dikasihi (4:10,18; rm. 8:1).
Ketika Jenna mencondongkan badan dan berbisik kepada saya, “Aku sayang Tante—sampai segini!” Saya membalasnya dengan berbisik, “Tante juga sayang kamu—sampai segini!” Saya pun bersyukur sudah diingatkan bahwa di setiap saat saya ditopang oleh kasih dan anugerah Allah yang tak berkesudahan. —Monica Brands
WAWASAN Kata kasih dipakai 22 kali dengan berbagai bentuk dalam 1 Yohanes 4:7-19. Pengulangan menunjukkan bahwa kata itu penting—10 kali sebagai kata kerja agapao (ay.7,8,10,11,12,19), dan 12 kali sebagai kata benda agape (ay.7,8,9,10,12,16,17,18). Agape dipakai dalam seluruh Kitab Suci untuk menggambarkan kasih di antara orang-orang percaya dan kasih Allah kepada kita serta kasih Bapa kepada Kristus. —Julie Schwab
Kapan kamu pernah merasa tertekan sampai meyakini bahwa ketakutan telah mengalahkan kasih? Apa yang mungkin terjadi pada hubunganmu dengan orang lain apabila ketakutan tidak lagi menguasaimu?
Allah yang baik, terima kasih untuk kasih-Mu. Tolonglah kami mempercayai dan mengikuti terang serta kasih-Mu sekalipun aku berjalan dalam gelap.
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 40-42; Ibrani 4
Amin,
God bless you all
Sate tgl 7 november 2019
rusak dan tidak menampilkan ayat saat teduh.
Tolong di perbaiki ya admin.
GBU
shalooom, ada kesalahan kah di bagian ilustrasinya?
kok error gt punyaku 🙁
Kok nggak terbaca?
amin
mengapa tulisannya tidak bisa dibaca?
Ga bisa dibuka min mohon bantuannya
error min
.tidak ada renunangannya ya?
Puji Tuhan atas hari yang baru ini
amin
haleluyah amin
Amin, ajar kami Tuhan untuk saling mengasihi yg dari pada Mu
.AmiN.
Amin Haleluya terimakasih Tuhan untuk hari yang baru 🙏🙏🙏
Amin..Puji Tuhan..Terima kasih buat Kasih dan AnugrahMu Tuhan..Amin
Sungguh kasihMu sangat kami rasakan stiap hari
amin
Ajar kami ya Tuhan. Terpujilah nama Tuhan skarang dan sampai slamaNya. Amin
Amin Tuhan.