Berjalan Mundur
Sabtu, 7 September 2019
Baca: Filipi 2:1-11
2:1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
2:2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Melainkan [Yesus] telah mengosongkan diri-Nya sendiri. —Filipi 2:7
Tanpa sengaja, saya menemukan potongan film milik kru berita Inggris yang merekam Flannery O’Connor saat masih berumur enam tahun di lahan pertanian keluarganya pada tahun 1932. Flannery menarik perhatian kru tersebut karena mengajari seekor ayam berjalan mundur. Bagi saya, terlepas dari uniknya perbuatan Flannery, potongan masa lampau itu adalah gambaran yang sempurna dari pencapaian Flannery di kemudian hari sebagai penulis terkenal. Lewat ketajaman sastra dan keyakinan imannya, Flannery menghabiskan tiga puluh sembilan tahun masa hidupnya berpikir dan menulis dengan “berjalan mundur”—melawan arus budaya pada masanya. Baik penerbit maupun pembaca dibuat tercengang karena tema-tema iman yang diangkatnya telah melawan arus pandangan agama yang lazim saat itu.
Kehidupan yang melawan arus juga tidak terhindarkan bagi mereka yang sungguh-sungguh ingin meneladan Yesus. Dalam surat Filipi kita melihat bagaimana Yesus, yang “walaupun dalam rupa Allah”, melakukan sesuatu yang tak terduga dan tak lazim (flp. 2:6). Dia tidak menganggap kuasa-Nya “sebagai milik yang harus dipertahankan”, tetapi justru “mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba” (ay.6-7). Kristus, Tuhan atas seluruh ciptaan, telah menyerahkan nyawa-Nya karena kasih. Dia tidak mengejar gengsi tetapi justru menunjukkan kerendahan hati. Dia tidak merebut kekuasaan tetapi justru melepaskan kendali. Dengan kata lain, Yesus “berjalan mundur”—melawan arus dunia yang mengejar dan mengutamakan kuasa.
Kitab Suci memerintahkan kita untuk melakukan hal yang sama (ay.5). Seperti Yesus, kita dipanggil untuk melayani dan bukan mendominasi. Kita mengejar kerendahan hati dan tidak meninggikan diri. Kita harus lebih suka memberi daripada menerima. Dengan kuasa Tuhan Yesus, kita pun berani melawan arus. —Winn Collier
WAWASAN
Dalam Filipi 2:1-11, Paulus menasihati orang percaya untuk tidak terseret oleh kebudayaan mereka. Ia paham bahwa orang-orang percaya bisa saja digerakkan oleh “kepentingan sendiri” (ay.3), oleh ambisi atas kuasa atau kendali. Sangat wajar bila orang percaya di Filipi meneruskan kebiasaan yang mereka serap dari budayanya, suatu gaya hidup yang Paulus gambarkan sebagai “angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat” (ay.15). Namun, Paulus mendorong mereka untuk hidup “berpadanan dengan Injil Kristus” (1:27). Dalam pasal 2, ia memaparkan gaya hidup luar biasa yang seharusnya dinikmati oleh orang percaya, yaitu kasih yang berkorban (ay.1-4). Hidup dalam komunitas yang penuh kerukunan, sukacita, dan kebebasan hanya bisa terjadi bila kita mengikuti teladan Kristus (ay.5) dan tetap berakar dalam Roh, dipelihara, serta ditopang oleh-Nya (ay.1). —Monica Brands
Bagaimana Yesus memperlihatkan cara hidup yang melawan arus di dunia ini? Di manakah Allah memanggilmu untuk meneladan Kristus yang rendah hati?
Satu-satunya jalan menuju pemulihan, kebaikan, dan kemajuan, adalah dengan “berjalan mundur” dan melawan arus bersama Yesus.
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 1-2; 1 Korintus 16
.AmiN.
amin
amin haleluyah
😇😇😇😇
amin😇
Amin
aku mau berjalan mundur bersama-MU Tuhan, Amiin
rendahkanlah hatiku ya tuhan amin
Amen Firman Tuhan🙏😇
Amin..mampukan aq Tuhan Yesus semakin serupa denganMu..
Ajar kami ya Tuhan. Terpujilah nama Tuhan skarang dan sampai slamaNya. amin
Amen.
Amin…
Thanks God
Kerendahan hati mendahului kehormatan 😇🙏
amin
Halluyaa
Haleluya Amin