Warisan Iman
Kamis, 8 Agustus 2019
Baca: 2 Timotius 1:5-14
1:5 Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.
1:6 Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.
1:7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
1:8 Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.
1:9 Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman
1:10 dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.
1:11 Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru.
1:12 Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.
1:13 Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
1:14 Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike. —2 Timotius 1:5
Jauh sebelum Billy Graham memutuskan untuk beriman kepada Kristus di usia enam belas tahun, kedua orangtuanya sudah setia mengikut Tuhan Yesus. Masing-masing dari mereka beriman saat bertumbuh dalam keluarga yang sudah percaya kepada Yesus. Setelah menikah, orangtua Billy meneruskan warisan iman itu dengan terus membimbing anak-anak mereka di dalam Tuhan, dengan bersama berdoa, membaca Alkitab, dan setia beribadah di gereja. Teguhnya dasar yang diletakkan oleh orangtua Graham dalam hidup Billy menjadi bagian dari cara Allah membawanya beriman dan kemudian menerima panggilan sebagai penginjil.
Timotius, salah seorang anak muda yang dididik Rasul Paulus, juga merasakan manfaat dari adanya fondasi spiritual yang teguh. Paulus menulis, “Imanmu yang tulus ikhlas, . . . pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike.” Warisan iman itu membantu menyiapkan dan mengarahkan hati Timotius untuk beriman kepada Kristus.
Sekarang Paulus mendorong Timotius untuk meneruskan tradisi iman (ay.5), untuk “mengobarkan karunia Allah” yang ada pada dirinya melalui Roh Kudus, yang “membangkitkan kekuatan” (ay.6-7). Dengan kuasa Roh, Timotius dimampukan untuk bersaksi dan menderita demi Injil tanpa rasa malu (ay.8). Warisan rohani yang kuat memang tidak menjamin bahwa kita akan beriman, tetapi teladan dan bimbingan orang lain dapat membantu menyiapkan jalan kepada iman. Setelah kita menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat, Roh Kudus akan membimbing kita dalam pelayanan, dalam menjalani hidup bagi-Nya, dan juga dalam menolong pertumbuhan iman sesama. —Alyson Kieda
WAWASAN
Pada surat kedua Paulus untuk Timotius, terdapat beberapa perkataan terakhir menjelang ajalnya. Dalam keadaan dipenjara di Roma karena memberitakan Injil dan menyatakan bahwa bukan Kaisar melainkan Yesus adalah Tuhan, Paulus sedang menantikan waktu eksekusinya yang sudah dekat (2 Timotius 1:8; 11-12; 2:8-9; 4:6). Saat hari-hari hidupnya tinggal sedikit, perkataan Paulus justru mencerminkan kepercayaannya pada Allah, perhatiannya pada tubuh Kristus (jemaat), dan kasih sayangnya kepada anak rohaninya—Timotius—yang disebut Paulus sebagai rekan sekerja yang paling dipercayainya (Filipi 2:19-22). —Mart DeHaan
Siapa atau apa yang dipakai Allah untuk menolong meletakkan dasar imanmu? Dapatkah kamu melakukan hal yang sama dalam hidup seseorang hari ini?
Tuhan, terima kasih untuk orang-orang percaya yang telah menolong membentuk imanku. Tolonglah aku bersandar kepada Roh Kristus agar aku mempunyai kekuatan untuk bersaksi dengan berani bagi nama-Mu!
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 74-76; Roma 9:16-33
Handlettering oleh Novelia
.AmiN.
Amin
haleluyah amin
Amin..
terimakasih, Tuhan Memberkati Kita
Ajar kami ya Tuhan. Terpujilah nama Tuhan skarang dan sampai slamaNya. amin
sangat memberkati
Amin..Tuhan memberkati@
Terimakasih Tuhan, atas penyertaanMu setiap hari, Amin
keluarga adalah fondasi yg kuat untuk berpegang teguh pada firman ALLAh.amin
amin
amin
Amen.
amin
amin
amin
☺ haleluya
Bersyukur karena memiliki keluarga yg takut akan Tuhan dan setia merenungkan Taurat-Nya siang dan malam. Terpujilah Tuhan!
amenn
amin
Amin
amin …