Dijamah oleh Kasih Karunia
Selasa, 20 Agustus 2019
Baca: Lukas 6:27-36
6:27 “Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;
6:28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.
6:29 Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.
6:30 Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.
6:31 Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.
6:32 Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.
6:33 Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian.
6:34 Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.
6:35 Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.
6:36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu. —Lukas 6:27
Novel Leif Enger berjudul Peace Like a River (Damai Bak Aliran Sungai) berkisah tentang Jeremiah Land, seorang ayah tunggal beranak tiga yang bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah sekolah. Sebagai seorang yang beriman teguh, Jeremiah pernah mengalami sejumlah mukjizat, tetapi tidak jarang imannya juga diuji.
Sekolah tempat Jeremiah bekerja dipimpin oleh Chester Holden, pengawas kejam yang memiliki kelainan kulit. Meskipun Jeremiah sangat rajin bekerja, Holden tetap ingin menyingkirkannya. Suatu hari, di depan para murid, ia menuduh Jeremiah mabuk lalu memecatnya. Sungguh memalukan.
Apa tanggapan Jeremiah? Ia bisa saja memperkarakan pemecatan itu atau melaporkan atasannya. Ia bisa juga pergi tanpa banyak ribut dan menerima ketidakadilan itu. Jika itu terjadi pada kamu, apa yang mungkin kamu lakukan?
Yesus berkata, “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu, mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu” (luk. 6:27-28). Kata-kata yang sulit ini tidak dimaksudkan untuk membenarkan kejahatan atau melarang orang mencari keadilan. Sebaliknya, kita dipanggil untuk menjadi sama seperti Allah (ay.36) dengan bertanya lebih dalam: Bagaimana saya dapat menolong musuh saya agar ia berubah menjadi seperti yang Allah kehendaki?
Jeremiah menatap Holden sesaat, lalu mengulurkan tangan dan menyentuh wajahnya. Holden mundur sedikit dengan sikap defensif, lalu meraba dagu dan pipinya sambil terheran-heran. Sakit kulitnya sembuh seketika. Ia telah dijamah oleh kasih karunia. —Sheridan Voysey
WAWASAN
Perkataan Kristus dalam bacaan hari ini mengulang pengajaran-Nya dari Khotbah di Bukit (lihat Matius 5-7, terutama 5:38-48). Beberapa pakar Alkitab mengatakan keduanya mengacu pada kejadian yang sama, tetapi penafsir lainnya menunjukkan sejumlah perbedaan yang ada. Contohnya, Lukas secara spesifik mengatakan bahwa Yesus “turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar” (6:17), sedangkan Matius berkata, “Naiklah [Yesus] … ke atas bukit dan … duduk” (5:1). Matius memuat daftar delapan ucapan bahagia (ay.2-12); Lukas memberikan hanya empat dan dalam urutan yang berbeda (6:20-23). Lukas juga menulis gaya yang berbeda, menurut catatannya, Yesus berkata, “Berbahagialah kamu” sedangkan catatan Matius berbunyi, “Berbahagialah mereka.” Namun, yang penting, inti pesan Kristus dalam kedua catatan adalah sama: kasih Allah melampaui tuntutan hukum apapun mengenai apa yang adil dan benar. Yesus mengajar kita untuk meneladani kasih yang luar biasa itu. —Tim Gustafson
Apakah reaksi pertamamu bila berada dalam situasi seperti yang dialami Yeremia? Bagaimana kamu dapat menolong orang yang sulit sehingga ia bisa lebih dekat pada tujuan Allah bagi mereka?
Tuhan, ketika aku diperlakukan buruk dan tidak adil, tunjukkanlah kepadaku bagaimana aku dapat menolong musuhku untuk lebih mengenal-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 105-106; 1 Korintus 3
Handlettering oleh Agnes Paulina
inilah jawaban doa yg TUhan sudah berikan
.AmiN.
Amin
amin haleluyah
Ajarilah kami saling mengasihi, mengampuni dan belajar melupakan kesalahan seseorang di masa lalu terhadap kami.
Amin.Trimakasih Tuhan Engkau telah mengajarkan kami tentang kasih dan cara mengasihi
Ajar kami ya Tuhan. Terpujilah nama Tuhan skarang dan sampai slamaNya. amin
❤❤❤
Amin
Amin!
pas banget dengan situasi yg bangsa Kita alami. Penghinaan, Ketidakadilan dan Rasisme. semua itu terjadi untuk memecahbelahkan kesatuan Bangsa ini. Marilah tuk kita tetap saling mengasihi dgn tulus.
Amin
Amin
Amin…Tuhan memberkati!
Amen🙏 Praise the LORD!
Amin😇🙏
God bless us all😇🙏
berbahagialah kita punya Tuhan yang luar biasa Amin
Setahun lalu aku mengalami kejadian yang bagi ku serasa tak adil. Dan beberapa hari lalu aku mencoba meminta pertolongan pada seorang teman yang di masa laluku itu. Namun benar saja dia melakukan hal yang sama lagi. Rasa sakit dan kecewa terhadap teman itu.
Emang sempat aku mendoakan nya agar “kelak suatu hati nanti dia merasakan apa yg kurasakan hari ini”, begitu pikirku saat itu. Sungguh aku amat sangat jadi orang jahat. Sesudah itu aku menyesal akan perkataaanku itu. Aku pun minta ampun padaNya karena kejahatan yg ku lakukan itu. Tangis sedih dan tragis. Semua kembali diingatan, segala perlakuan yang ku alami karena merasa mereka yang datang dalam hidup ku hanyalah untuk memanfaatkan ku saja. Hingga akhirnya ku minta ampun pada Bapa di surga atas semua yang ku lakukan. Pergumulan terjadi lagi dan lagi. Hingga akhirnya aku minta ampun pada Nya. Dan terlebih ku minta untuk Tuhan Yesus membuat ku lupa ingatan tentang setiap kebaikan yang pernah ku lakukan pada orang lain, supaya kelak ketika aku diperhadapkan pada situasi yang sama kembali aku tak merasakan sakit yang sama.
Dan sore ini baca renungan ini benar-benar menyadarkan ku kembali. Berasa seperti Tuhan sedang mengingatkan ku kembali dan menyuruhku untuk tetap bersabar. Serta tetap melakukan apa pantas dilakukan, tetap melakukan yang mula-mula ku lakukan dahulu meskipun tak kan ada balasan dari mereka yang ku dapati baik pada ku. Karena mungkin mereka hanya mau memanfaatkan ku saja.
Tapi cukup kasih karunia Tuhan lah yang ada pada ku.
semoga saudara yang di papua mampu memaafkan penghinaan orang yg tidak kenal Yesus…walaupun itu sangat sulit.
FT menjadi pelita hidupku. amin
Amin…
amin
Amin
💖
Amin.
Praise the Lord
Puji Tuhan…Memang hidup ini harus ada Kasih yg telahbTuhan Yesus Ajarkan kpda kita…aku mau Tuhan hidup dudalam FirmanMU.Amin.
Amin… 💝