Menemukan Damai Sejahtera
Selasa, 2 Juli 2019
Baca: Kolose 3:12-17
3:12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
3:15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. —Kolose 3:15
“Apa pendapatmu tentang damai sejahtera?” tanya teman saya saat kami makan siang bersama. “Damai sejahtera?” tanyaku bingung. “Entahlah—mengapa kau bertanya?” Ia menjawab, “Karena kau menggoyang-goyangkan kaki terus selama kebaktian tadi. Jadi kupikir mungkin kau sedang gelisah tentang sesuatu. Ingatkah bahwa Tuhan memberi damai sejahtera kepada mereka yang mengasihi Dia?”
Pertanyaan teman saya beberapa tahun lalu itu sempat membuat saya tersinggung, tetapi justru itulah titik awal perjalanan saya. Saya mulai mempelajari Alkitab untuk mencari tahu bagaimana umat Allah dapat mengalami ketenangan dan damai sejahtera, bahkan saat berada dalam situasi yang sangat sulit. Ketika membaca surat Paulus kepada jemaat di Kolose, saya mencoba menghayati perintah sang rasul tentang memberikan hati mereka dipimpin oleh damai sejahtera Kristus (Kol. 3:15).
Paulus menulis kepada gereja yang belum pernah ia kunjungi, tetapi ia telah mendengar tentang mereka dari rekannya, Epafras. Ia khawatir, apabila jemaat berhadapan dengan pengajaran palsu, mereka akan kehilangan damai sejahtera Kristus. Namun, alih-alih menegur, Paulus justru mendorong mereka untuk percaya kepada Tuhan Yesus, yang akan memberikan kepada mereka kepastian dan pengharapan (ay.15).
Kita semua akan mengalami momen-momen yang menghadapkan kita pada pilihan menerima atau menolak damai sejahtera Kristus untuk memerintah dalam hati kita. Ketika kita berpaling kepada-Nya, meminta Yesus tinggal dalam kita, maka dengan lembut Dia akan melepaskan kita dari kecemasan dan kekhawatiran yang membebani kita. Saat kita merindukan damai sejahtera-Nya, kita percaya Dia akan menjamah kita dengan kasih-Nya. —Amy Boucher Pye
WAWASAN
Surat Paulus kepada jemaat Kolose merupakan satu dari empat surat yang ditulisnya saat mendekam di penjara kota Roma. Empat surat ini, yaitu Efesus, Filipi, Kolose, dan Filemon, dikenal dengan sebutan “Surat-Surat Penjara”. Surat-surat gereja ini dikirim ke tiga tujuan berbeda pada dua wilayah yang berbeda pada masa itu. Surat Filipi ditujukan kepada gereja di Filipi, sebuah kota di Makedonia (wilayah timur Yunani pada zaman kuno), sementara Surat Efesus dan Kolose ditulis untuk dua kota (Efesus, Kolose) di Asia Kecil (Turki modern). Surat pribadi kepada Filemon juga dikirim ke Kolose, tempat Filemon diperkirakan pernah tinggal serta aktif terlibat di gereja setempat. Surat-surat ini mungkin dimaksudkan sebagai surat edaran untuk dibaca dan diedarkan ke gereja-gereja lain. —K.T. Sim
Situasi atau kondisi sulit apa yang membebani hati dan pikiranmu? Bagaimana kamu dapat meminta kepada Yesus untuk memberikan damai sejahtera-Nya?
Tuhan Yesus, Engkau memberi damai sejahtera yang melampaui segala akal. Mampukanku mengalami damai sejahtera-Mu dalam setiap aspek hidupku.
Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 22-24; Kisah Para Rasul 11
Handlettering oleh Tora Tobing
.AmiN.
Amen..
Kondisi yg membebani hati dan pikiran
kondisi kurgnya kesatuanya dalam hati dan pikiran dalam melayani.
Diingatkan apapun yg kmu kerjakan kerjakan untuk Kristus bukn utk manusia..
semangt.
haleluyah amin
Trimakasih Tuhan Engkau telah memberikan damai sejahtra bagiku
mampukan aku utk mengalami damai sejahtraMu dalam setiap
aspek kehidupanku
amin
amin.
Amien
amin
Ajar kami ya Tuhan. Terpujilah nama Tuhan. amin
Terima kasih Yesus, karena begitu baik
hati yang percaya dan berserah membawa damai sejahtera dalam segala kekwatiran dan memberi kekuatan untuk menghadapi setiap masalah dengan penyelesaian secara iman . amin
Amin
amin
amen
Amin
puji Tuhan, pas sesuai yang saya alami, jadi saya sudah dapat pencerahan. TerimaKasih Tuhan Yesus Kristus.
Amin