Sudah Lapar?

Senin, 1 Juli 2019

Sudah Lapar?

Baca: Yakobus 2:14-18

2:14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?

2:15 Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,

2:16 dan seorang dari antara kamu berkata: “Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?

2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

2:18 Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.”

Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? —Yakobus 2:14

Sudah Lapar?

Thomas lahir dari keluarga miskin di India lalu diadopsi oleh orang Amerika. Dalam kunjungan ke India, ia menyaksikan banyak anak berkekurangan di kampung halamannya. Ia pun tahu ia harus membantu mereka. Mulailah ia membuat rencana untuk kembali ke AS, menyelesaikan pendidikannya, menabung banyak uang, dan kembali ke India suatu saat nanti.

Kemudian, setelah membaca Yakobus 2:14-18, yang bertanya, “Apakah gunanya . . . jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan?” Thomas mendengar seorang gadis kecil di negara asalnya berseru kepada ibunya: “Ibu, aku sudah lapar!” Thomas teringat bagaimana semasa kecil ia pernah merasa sangat kelaparan sampai harus mengorek-ngorek tong sampah untuk mencari makanan. Thomas sadar bahwa ia tidak bisa menunggu beberapa tahun lagi untuk membantu. Ia pun memutuskan, “Aku akan mulai sekarang!”

Hari ini panti asuhan yang dirintisnya menampung lima puluh anak yang mendapat cukup makanan dan perawatan. Di panti itu mereka belajar tentang Yesus dan menerima pendidikan—semua karena ada seseorang yang tidak menunda-nunda dalam melakukan apa yang Allah minta darinya.

Pesan Yakobus berlaku juga untuk kita semua. Iman kita kepada Yesus Kristus memberi kita keuntungan besar—hubungan dengan Dia, kehidupan yang berkelimpahan, dan pengharapan masa depan yang pasti. Namun, apa gunanya bagi orang lain jika kita tidak menjangkau dan menolong mereka yang membutuhkan? Dapatkah kamu mendengar teriakan: “Aku sudah lapar”? —Dave Branon

WAWASAN
Surat Yakobus dimulai dengan “Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan” (1:1). Siapakah Yakobus? Sebagian besar pakar Alkitab berpendapat bahwa ia adalah saudara Yesus. Markus 6:3 memberikan informasi tentang saudara-saudara Yesus, dan dalam daftar tersebut ada nama Yakobus. Rasul Paulus menceritakan bahwa Yesus menampakkan diri kepada Yakobus setelah kebangkitan-Nya (1 Korintus 15:7; Galatia 1:19), sementara saudara-saudara-Nya yang lain tidak langsung percaya kepada-Nya. Mungkin inilah sebabnya nama Yakobus dan saudara-saudaranya ada dalam daftar orang-orang percaya yang hadir di ruang atas seperti yang disampaikan oleh Kisah Para Rasul 1:14. Setelah Yakobus, saudara Yohanes, dibunuh dengan pedang (Kisah Para Rasul 12:2), Yakobus, saudara Kristus, menjadi pemimpin gereja (ay. 17), menengahi sidang gereja mula-mula di Yerusalem (15:13-29). Yakobus ini dijuluki “Yakobus yang Adil,” mati sebagai martir sekitar tahun 60 M. —Bill Crowder

Kebutuhan apa yang saat ini menggugah hatimu? Apa satu hal yang bisa kamu lakukan untuk membantu orang lain—sekalipun kelihatannya tidak terlalu berarti?

Arahkan langkah-langkahku, ya Allah, agar aku bertindak aktif sesuai kehendak-Mu untuk menolong seseorang yang membutuhkan pertolongan. Terima kasih Engkau melibatkanku dalam pekerjaan-Mu di muka bumi.

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 20–21; Kisah Para Rasul 10:24-48

Background photo credit: Ian Tan