Objek dalam Cermin
Sabtu, 1 Juni 2019
Baca: Filipi 3:7-14
3:7 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
3:9 dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
3:10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
3:11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
3:12 Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.
3:13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,
3:14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
[Aku] berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.—Filipi 3:14
“Harus. Lari. Lebih cepat.” Begitulah ucapan legendaris Dr. Ian Malcolm, diperankan oleh Jeff Goldblum, dalam adegan film Jurassic Park keluaran tahun 1993 saat ia dan dua rekannya melarikan diri dari amukan tiranosaurus dengan mengendarai sebuah mobil jip. Ketika pengemudi melihat ke belakang dari kaca spion, rahang dari reptil raksasa itu terlihat tepat di atas kata-kata: “OBJEK DALAM CERMIN MUNGKIN LEBIH DEKAT DARIPADA YANG TERLIHAT.”
Adegan tersebut sukses memadukan ketegangan dengan rasa humor. Namun, adakalanya kita memang merasa bahwa “raksasa-raksasa” dari masa lalu seakan terus mengejar kita. Kita melihat dalam “cermin” kehidupan dan kesalahan demi kesalahan masa lalu terlihat begitu menjulang, hendak menelan kita dengan rasa bersalah atau malu.
Rasul Paulus mengerti bagaimana masa lalu mempunyai potensi untuk melemahkan kita. Selama bertahun-tahun ia pernah mencoba hidup tanpa Kristus sama sekali, bahkan menganiaya umat Kristen (flp. 3:1-9). Penyesalan akan masa lalu bisa saja melemahkan dirinya.
Namun, Paulus menemukan keindahan dan kekuatan dalam hubungannya dengan Kristus sehingga ia terdorong untuk melepaskan hidup lamanya (ay.8-9). Ia pun terbebas untuk memandang ke depan dan tidak lagi menoleh ke belakang dalam ketakutan atau penyesalan: “Ini yang kulakukan: Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan” (ay.13-14).
Penebusan kita dalam Kristus telah membebaskan kita untuk hidup bagi-Nya. Kita tidak perlu membiarkan “objek dalam cermin” mendikte arah langkah kita untuk maju. —Adam Holz
WAWASAN
Dalam Filipi 3:13, Paulus berkomitmen, “Ini yang kulakukan. . .” Ada tiga hal yang kemudian disebutkannya, dan setiap poin memiliki makna penting. Pertama, Paulus hendak “melupakan apa yang telah di belakang.” Hal ini mungkin merujuk pada hal-hal yang membuatnya “menaruh percaya pada hal-hal lahiriah” di masa lalu (ay.4-6) karena dahulu ia menghidupi Yudaisme dengan sekuat tenaga. Kedua, Paulus “mengarahkan diri kepada apa yang ada di hadapan[nya].” Ia tidak menjelaskan maksudnya, tetapi pernyataan ini sejalan dengan Filipi 1:21, yaitu bahwa “hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Terakhir, ia berkomitmen untuk “berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah” (3:14)—analogi ini mengacu pada hadiah yang diterima oleh pemenang dalam lomba atletik Yunani. Secara keseluruhan, tujuan akhir Paulus adalah menyelesaikan semua panggilannya dalam Kristus. —Bill Crowder
Bagaimana pemahaman Paulus tentang pengampunan Yesus bagi kita menolongmu mengatasi pergumulan soal masa lalu kamu? Bila kamu bergumul dengan konsekuensi dari keputusan di masa lalu, kepada siapa kamu meminta tolong agar dapat terus melangkah maju?
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 15–16; Yohanes 12:27-50
Handlettering oleh Priska Sitepu
.AmiN.
haleluyah amin
Amin ,,,! Berbahagia bersama Kristus yg Maha Pengasih dan Penyayang , GBU
Ajar kami ya Tuhan. Terpujilah nama Tuhan skarang dan sampai selamaNya. amin
Amin
Amin
Puji Tuhan.Amin
TerimaKasih Tuhan
Topik yang sangat kuat.
Terima kasih untuk renungannya.
Kita bisa belajar melupakan masa lalu kita yang kelam hanya oleh kuasa pengampunanNya.
PengampunanNya adalah kasih karuniaNya, sama seperti karya pengorbananNya di kayu salib untuk kita.
Ia begitu tahu bahwa kita tidak akan sanggup membayar harga tebusan untuk kita bisa diampuni.
Ia hanya minta satu hal saja dari kita:
Hidup di dalamNya dan hidupi panggilan-panggilanNya untuk kita.
Amin.