Memahami Cobaan Hidup

Senin, 29 April 2019

Memahami Cobaan Hidup

Baca: Ayub 12:13-25

12:13 Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian.

12:14 Bila Ia membongkar, tidak ada yang dapat membangun kembali; bila Ia menangkap seseorang, tidak ada yang dapat melepaskannya.

12:15 Bila Ia membendung air, keringlah semuanya; bila Ia melepaskannya mengalir, maka tanah dilandanya.

12:16 Pada Dialah kuasa dan kemenangan, Dialah yang menguasai baik orang yang tersesat maupun orang yang menyesatkan.

12:17 Dia yang menggiring menteri dengan telanjang, dan para hakim dibodohkan-Nya.

12:18 Dia membuka belenggu yang dikenakan oleh raja-raja dan mengikat pinggang mereka dengan tali pengikat.

12:19 Dia yang menggiring dan menggeledah para imam, dan menggulingkan yang kokoh.

12:20 Dia yang membungkamkan orang-orang yang dipercaya, menjadikan para tua-tua hilang akal.

12:21 Dia yang mendatangkan penghinaan kepada para pemuka, dan melepaskan ikat pinggang orang kuat.

12:22 Dia yang menyingkapkan rahasia kegelapan, dan mendatangkan kelam pekat pada terang.

12:23 Dia yang membuat bangsa-bangsa bertumbuh, lalu membinasakannya, dan memperbanyak bangsa-bangsa, lalu menghalau mereka.

12:24 Dia menyebabkan para pemimpin dunia kehilangan akal, dan membuat mereka tersesat di padang belantara yang tidak ada jalannya.

12:25 Mereka meraba-raba dalam kegelapan yang tidak ada terangnya; dan Ia membuat mereka berjalan terhuyung-huyung seperti orang mabuk.”

Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian. —Ayub 12:13

Memahami Cobaan Hidup

Ayah seorang teman saya didiagnosis mengidap penyakit kanker. Namun, saat menjalani proses kemoterapi, ia bertobat dan menjadi percaya kepada Kristus. Penyakitnya pun berangsur-angsur membaik. Ia bebas dari penyakit kanker selama delapan belas bulan, tetapi kemudian kanker itu kambuh lagi, bahkan lebih parah dari sebelumnya. Ia dan istrinya menghadapi kenyataan tentang penyakit itu dengan rasa prihatin dan banyak pertanyaan. Namun, mereka juga menghadapinya dengan iman yang tunduk kepada Allah karena mereka melihat bagaimana Dia memelihara mereka saat pertama kalinya penyakit itu menyerang.

Kita tidak selalu bisa memahami mengapa kita harus menghadapi berbagai cobaan hidup. Itulah yang terjadi pada Ayub yang mengalami penderitaan dan kehilangan yang luar biasa beratnya. Meski hatinya bertanya-tanya, Ayub tetap menegaskan kemahakuasaan Allah di pasal 12. ”Bila Ia membongkar, tidak ada yang dapat membangun kembali” (ay.14) dan “pada Dialah kuasa dan kemenangan” (ay.16). “Dia yang membuat bangsa-bangsa bertumbuh, lalu membinasakannya”(ay.23). Dalam daftar panjang yang ditulis Ayub, tak sekalipun ia menyebutkan motivasi Allah atau alasan-Nya mengizinkan kesakitan dan kesukaran terjadi. Ayub tak punya jawabannya. Namun, dengan penuh keyakinan, Ayub menyatakan, “Pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian”(ay.13).

Mungkin kita tidak mengerti mengapa Dia mengizinkan kesulitan tertentu terjadi dalam hidup kita, tetapi seperti orangtua teman saya tadi, kita dapat mempercayakan hidup kita kepada-Nya. Allah mengasihi dan memelihara kita dalam tangan-Nya (ay.10; 1ptr. 5:7). Hikmat, kuasa, dan pengertian ada pada-Nya! —Julie Schwab

WAWASAN

Setelah mendengarkan berpasal-pasal ceramah yang tidak berguna dari teman-temannya, Ayub tidak tahan lagi. Ia pun memulai pasal 12 dengan sarkasme yang tajam: “Memang, kamulah orang-orang itu, dan bersama-sama kamu hikmat akan mati” (ay.2). Kemudian ia berkata, “Penghibur sialan kamu semua! Belum habiskah omong kosong itu?” (16:2-3).
Karena tidak mendapat jawaban dari teman-temannya, Ayub beralih kepada satu-satunya pengharapannya: “Pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian” (12:13). Namun, sekalipun mengakui kuasa dan hikmat Allah, ia tetap mengajukan pertanyaan demi pertanyaan kepada Yang Maha Kuasa. Kitab Ayub memuat banyak dialog antara Ayub dan para penghiburnya yang tidak mumpuni, sudut pandang dari teman keempat, Elihu, yang juga tidak lebih berguna (pasal 32-37), serta jawaban Allah yang tak terbantahkan (pasal 38-41).—Tim Gustafson

Pergumulan apa yang sedang Anda hadapi? Bagaimana Anda terhibur oleh kenyataan bahwa Allah selalu menyertai Anda?

Tuhan, tolong aku mempercayai-Mu, bahkan di saat aku tidak mengerti cara kerja-Mu. Terima kasih Engkau memegangku dengan tangan kasih-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Raja-Raja 6–7; Lukas 20:27-47

Background photo credit: Nathanael Tan

Handlettering oleh Novia Jonatan

Bagikan Konten Ini
21 replies
  1. susi
    susi says:

    Amin. biarlah qta ttap bersandar pd Allah terlebih saat qta menghadapi ujian iman. terkadang qta merasa bimbang ttpi terus berserulah pd Allah mohon kekuatan iman. Tuhan Yesus memberkati.

  2. imelda
    imelda says:

    cobaan, ujian…
    yang aku rasakan begitu sangat berat dan sering kali aku merasa Tuhan tidak adil mrngapa aku diberikan ujian seberat ini…??
    tapi aku selalu percaya bahwa apa yang alamai semua ini adalah sesuai rencanaNya dan kehendakNya.
    Dia juga tidak meninggalkanku sendirian, Dia selalu menemaniku setiap saat karena aku selalu merasakan pertolonganNya saat aku sangat tidak memiliki jalan keluar dan jawaban lada masalahku.
    aku selalu percaya bahwa Tuhan Yesus selalu menyertaiku setiap waktu dan cobaan itu pasti aku sanggup dan mampu utk melaluinya karena Tuhan selalu besertaku saat suka dan duka.
    dan Dialah yang berkuasa atas hidupku.

  3. ruthoktalina
    ruthoktalina says:

    Biarlah Allah selalu bekerja dalam hidup kita masing-masing. Bagaimana pun cara kerja Allah, apapun yang dilakukan Allah, keputusan apa yg diambil Allah, maka tidak satu pun dari kita yg dapat menggagalkanNya. Jesus loves us ❤

  4. Purborani
    Purborani says:

    Saat mengalami pergumulan, kadang kita hanya fokus pada kondisi itu. Terus belajar memahami kehendakNya dan tetap percaya walaupun tampak sulit 🙂

  5. Yoyada Sitorus
    Yoyada Sitorus says:

    Kita dapat menyikapi pergumulan secara positif. Bahwa rancangan Tuhan adalah damai sejahtera untuk kita. Di balik hujan ada pelangi yang menanti.
    Haleluya, Amin.

  6. Nover
    Nover says:

    Ajarilah kami ya Tuhan agar tetap setia dalam setiap apa yang Engkau rencanakan dalam hidup kami.
    Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *