Waktunya Tunduk kepada Allah

Hari ke-23 | 30 Hari Saat Teduh bersama Kitab Yakobus
Baca Pengantar Kitab Yakobus di sini

Waktunya Tunduk kepada Allah

Baca: Yakobus 4:7-10

4:7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!

4:8 Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!

4:9 Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita.

4:10 Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.

Waktunya Tunduk kepada Allah

Aku ingat sewaktu kecil aku senang mewarnai ayat-ayat dan perintah yang aku suka, bagian Alkitab yang enak didengar dan mudah untuk ditaati. Alkitabku bisa dibilang cukup bersih, karena ada banyak kebenaran yang tidak mudah aku terima dan terapkan, dan karenanya, aku memilih untuk mengabaikannya.

Lagipula, mengapa aku harus mengasihi sesamaku seperti diriku sendiri (Markus 12:31) jika aku bisa saja berfokus untuk mengasihi diriku sendiri? Mengapa aku harus lebih dahulu mengampuni (Matius 18:22) orang-orang di sekitarku saat orang-orang itu bersikap kejam kepadaku? Mengapa aku harus hidup dalam damai (Roma 12:18) jika aku bisa berdiri sendiri dan memilih siapa yang harus aku singkirkan?

Pergumulan yang sungguh tidak mudah.

Terus terang saja, tunduk kepada Allah—baik kepada firman-Nya atau pribadi-Nya—lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Dibutuhkan komitmen yang besar untuk menyingkirkan keegoan kita dan hak-hak yang menurut kita sudah selayaknya kita dapatkan, demikian pula untuk taat kepada Tuhan dengan kerendahan hati. Mengakui kedaulatan Tuhan dan percaya bahwa Dia tak pernah gagal, bukan sesuatu yang gampang diterapkan. Kita bisa merasa takut, apalagi saat menyadari bahwa mempercayai Tuhan itu berarti melepaskan kendali atas situasi yang sedang kita hadapi. Dunia dan daging kita secara konsisten terus menggoda kita dengan dusta, mengatakan bahwa akan lebih baik dan menyenangkan bila kita tetap mengendalikan situasi dan membuat keputusan-keputusan yang memuaskan keinginan dan harga diri kita yang egois.

Meski demikian, Yakobus mengajar kita untuk tunduk kepada Tuhan dengan kerendahan hati (ayat 7). Aku bersyukur bahwa Yakobus tidak sekadar meninggalkan kita dengan sebuah perintah tanpa banyak penjelasan tentang bagaimana menaati perintah itu. Yakobus di sini menyediakan kita langkah demi langkah prosesnya dan menyimpulkan semuanya dengan tema yang sama tentang ketaatan yang rendah hati dalam ayat 10.

Sebelumnya, Yakobus sudah menyoroti tentang konsekuensi persahabatan kita dengan dunia (Yakobus 4:4). Sekarang, ia mengingatkan kita bahwa penundukan diri yang ditunjukkan melalui ketaatan kita kepada Tuhan itu harus dilakukan dengan sengaja. Dibutuhkan perubahan total dalam hati—sebuah resolusi untuk mencintai Tuhan daripada dunia. Yakobus menantang kita untuk mengesampingkan keinginan kita, mempertimbangkan dan melakukan apa yang Tuhan mau kita lakukan.

Kita diberitahu untuk tunduk dengan dua pendekatan—dengan melawan iblis (ayat 7b), dan mendekat kepada Allah (ayat 8a). Melawan berarti menolak dengan kesadaran penuh, aktif dan terus-menerus. Kita seperti sedang berperang melawan iblis, menangkis setiap tuduhan dan dusta yang ia lemparkan, dan pada akhirnya menang melawan godaan.

Menjauh dari iblis, kita berbalik arah dan mendekat kepada Allah. Ini dapat dilakukan melalui doa dan membaca firman-Nya. Datang mendekat kepada Tuhan mengharuskan kita untuk menahirkan tangan kita dan menyucikan hati kita (ayat 8b). Kita harus melakukannya dengan fokus yang jelas dan tekad yang kuat—kita tidak lagi mengizinkan hati kita goyah dan kembali pada kondisi lama kita yang berdosa.

Semua tindakan ini menyimbolkan usaha luar dalam yang kita lakukan demi berdamai dengan Allah. Sebuah instruksi untuk membersihkan apa yang tidak tampak (pikiran kita) dan juga apa yang tampak (perbuatan) kita. Bahkan faktanya, diri kita yang berdosa itu begitu kotor dan menjijikkan di hadapan Tuhan sehingga kita diperintahkan untuk “Sadari kemalanganmu, berdukacita dan merataplah” (ayat 9). Sebab itu, memilih untuk datang kepada Tuhan dalam pengakuan dan pertobatan adalah tindakan yang berharga. Pada saat itulah pengudusan mulai terjadi.

Melakukan semua hal di atas mungkin terdengar sulit dan melelahkan, tetapi Yakobus melanjutkan suratnya untuk meyakinkan kita tentang hadiah yang akan kita terima. Saat kita mendekati Tuhan dengan tangan yang bersih dan hati yang sudah disucikan, kita tidak sekadar menerima pujian. Kita menerima hadiah terbesar—Tuhan sendiri—saat Dia datang mendekat kepada kita (ayat 8).

Secara pribadi, selalu mengarahkan mataku pada upah yang luar biasa ini menyemangatiku untuk datang kepada Tuhan setiap hari dalam ketaatan dan pertobatan saat aku memilih untuk menyerahkan kehidupanku kepada-Nya.

Kiranya hadiah terbesar itu menyemangati kamu juga. —Constance Goh, Singapura

Handlettering oleh Claudia Rachel
Photo Credit: Blake Wisz

Pertanyaan untuk direnungkan

1. Adakah dosa atau kebiasaan tertentu yang sulit kamu hilangkan untuk menaati Tuhan?

2. Langkah-langkah nyata apa yang dapat kamu ambil untuk mendekat kepada Allah?

Bagikan jawaban atas perenunganmu ini di kolom komentar. Kiranya jawaban sobat muda dapat menjadi inspirasi dan berkat bagi orang lain.

Tentang Penulis:

Constance Goh, Singapura | Constance adalah pembaca yang rajin dan juga seorang pecandu Milo. Jika dia tidak sedang membaca buku, dia mungkin sedang menonton drama Korea atau bermain gitar. Dia suka menemani anak-anak dan berharap bisa bekerja di bidang itu di masa depan. Sebagai seseorang yang percaya bahwa segala kesulitan di dunia ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang kelak didapat di surga, dia bangga dapat berjuang keras untuk Tuhan.

Baca 30 Hari Saat Teduh bersama Kitab Yakobus

Bagikan Konten Ini
14 replies
  1. Vicky Nainggolan
    Vicky Nainggolan says:

    1. Kemalasan. ini adalah dosa terbesar dalam hidupku. ketika aku mulai berjanji dan memiliki komitmen untuk mengikatkan hidupku kepadaNya tapi aku malah mengingkarinya. aku mengikuti kemalasanku dan egoku yg begitu besar dibanding niatku.
    2. Sadar diri. aku harus sadar diri bahwa aku sudaj berjanji untuk memulai hidupku bersamaNya.
    . berdoa. aku selalu berdoa baik didalam hati dan disetiap hari2ku untuk memohon kepada Tuhan agar niat dan komitmen baik ku ini Tuhan berkati, Tuhan kuatkan. agar jgn sampai aku terlena dgn dosa2ku sendiri.

  2. Happy Natalisa
    Happy Natalisa says:

    1. Sikap egois saya yang ingin menang sendiri dan kadang juga merendahkan kemampuan orang lain.
    2. Mencoba untuk selalu mereendahkan diri jika ego saya muncul dan berpikir bahwa setiap orang Tuhan ciptakan karena Tuhan mengasihi mereka dan setiap orang berharga dimata Tuhan, sehingga cara berpikir saya berubah. Tidak lagi merendahkan orang lain, namun belajar melihat orang lain dari sisi Tuhan.

  3. Barevo
    Barevo says:

    Iya adaa.

    Menyadari salah yang kita lakukan dan mengarahkan diri kepada Tuhan lewat FirmanNya

  4. Messy permatasary
    Messy permatasary says:

    Hai kak, skrg saya sedang duduk di kls 12 sma. Skrg saya menghadapi situasi yg berat bagi saya, saya ingin skli kuliah di luar kota namun hal itu di tentang oleh org tua sya. Saya juga punya riwayat sakit dan hal itu yg membuat org tua saya tidak mengijinkan saya untuk kuliah ke luar kota. Saya sedang bergumul meminta petunjuk dari Tuhan. Namun di satu sisi tunduk ke pada org tua adalah perwujudan tunduk kepada Tuhan krna org tua adalah Tuhan kita di dunia. Jujur ini berat untuk saya. Tolong bantu saya dalam doa ya kak. Gbu

  5. Jack Arnoldy Weo
    Jack Arnoldy Weo says:

    Amin
    Sangat memberkati n menjadi remah buat sy..

    1.sifat masih Menilai
    -Sombong diri

    2 Sikap Hati
    # Sy Harus Rubah Sikap Hati
    # Sy Harus Rendah Hati. agar Tuhan yg di Tinggiin
    # Taat ( Saat Teduh n baca Firman)
    # Sy Harus selalu. bersyukur
    Gbu

  6. Santy
    Santy says:

    1. Dosa tidak bersyukur, bersungut-sungut, dendam dan kepahitan yang diingat terus menerus.

    2. Terus berdoa meminta bantuan roh kudus untuk menjamah hati dan pikiran ku agar meninggalkan hal2 duniawi dan fokus kepada hal yang menyenangkan bapa di sorga.

  7. jessicaarianto
    jessicaarianto says:

    1.dosa yg merasa diri bisa berbuat sendiri. padahal Tuhan yg punya kuasa atas diriku.
    2.langkah nya itu melawan daging untuk tetap komit mempunyai waktu saat teduh, dan hati yg sungguh2 utk berusaha melakukan setiap Firman Nya

  8. Frensia tanaga
    Frensia tanaga says:

    1. Adakah dosa atau kebiasaan tertentu yang sulit kamu hilangkan untuk menaati Tuhan?
    Saya punya kebiasaan buruk yaitu menonton film dewasa saya sangat menyesal tapi saya merasa kesepian dgn tidk ada orang tua ,teman,saudara
    2. Langkah-langkah nyata apa yang dapat kamu ambil untuk mendekat kepada Allah?
    Membaca firman Tuhan berdoa
    Dan menyibukkan hal positif

  9. Divaa Aryastari
    Divaa Aryastari says:

    aku harus membangun kembali jam doaku, kadang terlalu asyik dengan kesibukan membuatku mengakhiri hari dengan “menyisakan” waktu untuk Tuhan, pdhl seharusnya terlebih dulu aku “menyisihkan” waktu ku untukNya.

  10. Chitra Badudu
    Chitra Badudu says:

    Jawaban nomor 2/
    Pertama, aku memilih untuk lebih sering membaca firman dan belajar setiap kali membaca firman (bukan hanya mengambil tindakan membaca), dengan cara: mencatat bagian² yang berbicara kepadaku.
    Kedua, yang kulakukan adalah setia dengan kelompok PA, seminggu sekali. Setia artinya: berpartisipasi penuh dalam kegiatan PA, membuat ‘pe-er’ yang disepakati bersama –datang ke PA bukan hanya untuk hadir tetapi terlibat aktif dalam setiap diskusi.
    Ketiga, yang kulakukan secara pribadi adalah menghafalkan ayat dalam jumlah tertentu setiap bulan, mengulangnya sesering mungkin, dan minta dukungan rekan² PA untuk mengeceknya setiap minggu di hari PA. Jumlah ayat hafalan harus terus bertambah dan memiliki target jumlah.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *