Siapa Bisa Menjinakkan Lidah?
Hari ke-17 | 30 Hari Saat Teduh bersama Kitab Yakobus
Baca Pengantar Kitab Yakobus di sini
Baca: Yakobus 3:7-8
3:7 Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,
3:8 tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Aku berjanji pada diri sendiri bahwa aku tidak akan bicara jelek tentang rekan kerjaku ketika aku mendengar orang lain membicarakan rekan itu. Namun, suatu hari rasa penasaranku menang dan aku pun ikut nimbrung dalam percakapan. Lalu, aku berjanji pada diri sendiri bahwa aku hanya akan mendengarkan apa yang mereka katakan dan tidak akan menambahkan apa-apa. Meskipun rekan kerja ini adakalanya memang sulit diajak bekerja sama, aku bertekad untuk memegang janjiku. Sayangnya, tekadku tidak cukup kuat, dan tidak berapa lama kemudian aku sudah ikut membicarakan rekan kerja itu.
Ya, lidahku berhasil mengendalikanku.
Aku suka menonton berbagai atraksi di kebun binatang atau sirkus, entah itu singa yang melompati lingkaran api atau singa laut yang melambaikan siripnya sesuai aba-aba. Mereka bukan tipe binatang yang ingin aku dekati di alam bebas, tetapi mereka sudah dijinakkan oleh manusia dan dilatih untuk menuruti perintah.
Berbeda dengan kebanyakan binatang liar, lidah manusia sulit dijinakkan atau dilatih. Alkitab menyebut lidah itu seperti binatang liar yang tidak bisa dijinakkan, “buas, tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan (ayat 7-8). Tidak terkuasai karena selalu gatal untuk meneruskan gosip terbaru, dan berusaha menyamarkan gosip sebagai pertanyaan yang kelihatannya wajar, ”Apa kamu sudah tahu …?” atau “Apa kamu sudah dengar …. ?” Namun, setiap gosip mengeluarkan racun yang mematikan terhadap reputasi seseorang. Racun itu mengubah keluhan kecil menjadi cerita kebencian yang besar, dan membunuh korban-korbannya sebelum mereka sempat membela diri.
Namun, kita tidak diciptakan untuk hidup demikian. Menyadari kebenaran yang mengerikan tentang natur lidah kita dan dampaknya ini seharusnya mendorong kita semua makin bergantung kepada anugerah Tuhan. Melihat kerusakan-kerusakan yang bisa kita timbulkan kepada sesama manusia lewat ucapan kita, seharusnya membuat kita datang berseru kepada Tuhan, memohon anugerah dan pertolongan-Nya untuk mengendalikan ucapan kita.
Tidak pernah mudah untuk bersikap manis kepada seseorang yang sudah berbuat kesalahan terhadap kita atau memperlakukan kita dengan tidak sepatutnya. Namun, kita dapat meminta Roh Kudus untuk menolong kita berbicara dengan cara yang baik, menghindar dari “pembicaraan tak berguna” dan menyampaikan “hanya perkataan yang berguna untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia” (Efesus 4:29).
Kiranya kita terus bergantung kepada Tuhan, karena hanya Dia satu-satunya Pribadi yang memiliki kuasa untuk menjinakkan lidah kita dan menuntun setiap ucapan kita. —Michele Ong, Selandia Baru
Handlettering oleh Teguh Arianto
Pertanyaan untuk direnungkan
1. Bagaimana kamu dapat membicarakan hal-hal positif tentang orang lain hari ini?
2. Bagaimana kamu dapat lebih bijaksana dengan perkataanmu?
3. Bagaimana agar perkataanmu dapat mendatangkan kasih karunia bagi yang mendengarnya?
Bagikan jawaban atas perenunganmu ini di kolom komentar. Kiranya jawaban sobat muda dapat menjadi inspirasi dan berkat bagi orang lain.
Tentang Penulis:
Michele Ong, Selandia Baru | Michele adalah seorang sarjana Akuntansi namun dia percaya bahwa Tuhan memanggilnya untuk menulis. Michele pernah bekerja selama beberapa tahun sebagai seorang jurnalis untk menyenangkan hati kedua orang tuanya. Menulis adalah hal yang penting untuk Michele, sebagaimana bernafas. Dia tahu bahwa kata-kata punya kekuatan untuk mengubahkan hidup. Dia suka meluangkan waktu luangnya untuk membeli buku, tapi biasanya buku itu tidak selesai dibaca, bersantai dengan teman-teman, dan bersantai di tepi pantai saat musim panas. Sekarang dan seterusnya, dia mendorong dirinya untuk keluar dari zona nyaman dengan mengikuti aktivitas luar ruangan seperti hiking, tapi seringkali pilihan ini menjadi sesuatu yang berisiko.
1.dengan tidak memandang orang dari hal negatif. Tetapi memandangnya dengan hal positif yg dimilikinya.
2.dengan cara mendekatkan diri atau bergantung pada Tuhan dan kebenaran firman-nya
3.mengingat kebenaran Firman Tuhan dan hidup dalam kebenaran Kristus.
Hubungan Pribadi Dengan Tuhan (HPDT) adalah satu hal yg bisa membuat kita mengendalikan apa yg bisa kita lakukan, dengan kita menjaga HPDT kita maka kita tidak akan mudah untuk melakukan hal2 yg menyakiti orang lain dengan lidah kita, kita akan membicarakan hal2 yg jika didengar orang lain merasa damai dan disaat kita mau mbicarakan orang lain kita mungkin lebih bijaksana lagi dalam berkata2.
1. Mulailah pagi dengan sukacita dan bersekutu dengan Tuhan. Pikirkanlah hal positif tentang sesama dan orang yang kita kenal
2. Agar lebih bijaksana dalam berkata, ingat untuk selalu berpikir sebelum berbicara. Pertimbangkanlah apakah yang akan kita ucapkan mendatangkan kebaikan atau malah petaka.
3. Hendaklah kata-kata yang kita sampaikan penuh kasih dan membangun bagi yang mendengarnya. Selalu andalkan Tuhan untuk menuntun apa yang ingin kita ucapkan.
Tuhan memberkati.
Selamat pagi dan selama beribadah…semoga segala yang kita ucapkan selalu dapat saling membangun satu sama lain dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus
1. Bagaimana kamu dapat membicarakan hal-hal positif tentang orang lain hari ini?
Dengan Kasih
2. Bagaimana kamu dapat lebih bijaksana dengan perkataanmu?
Dengan memikirkan resiko ketika kita mengucapkan perkataan
3. Bagaimana agar perkataanmu dapat mendatangkan kasih karunia bagi yang mendengarnya?
Amin dengan kuasa Roh kudus dan pimpinan Tuhan Yesus
1.Memuji setiap perilaku mereka. yang membuat kita senang melihatnya dan memberikan tanggapan yang positif.
2.Memberikan nasehati pada teman2 kita dalam hal positif dan mengarakan mereka untuk lebih berhati-hati dalam menilai orang lain ke hal yang negativ
3.Aku bisa mencapaikan sesuatu yang membangun dan menceritakan Kebaikan Tuhan yang pernah aku alami.Sehingga mereka yang mendengarnya mendapatkan sukacita seperti yang kualami.
1. Mengingat dan menceritakan kebaikan yg sudah dilakukan orang lain terhadap aku.
2. Aku masih terus belajar mengingatkan diri sendiri bahwa Tuhan menciptakan mulut(lidah) utk “speak blessing dan worship Him”.
3. Minta hikmat Tuhan Yesus dalam setiap doa “Think before you speak”!
1. Dengan melihat dan mengingat sisi baik dari org tsb.
2. Sblum aku berkata2, trlebih dahulu aku mndengar apa yg dibicarakan, sperti yg sdah diingatkan oleh renungan sebelumnya, cepat mndengar tpi lambat untuk berkata2, dlm artian mmhami trlebih dhulu apa yg akan kita sampaikan, apkh itu bisa jdi racun yg “mmbunuh” atau mnjdi “madu” yg mmberkati.
3. Mengingat kmbali apa yg Tuhan firmankan, kasihi sesamamu manusia sprti mngasihi diri sendri, dlm artian setiap apa yg ingin kita prbuat ke org lain, posisikan trlebih dahulu jika org itu diri sndri. Jdi dlm prkataanpun sebaiknya selalu mngatakan hal positif kpd org tsb mskipun org tsb tdak mnerima kita. Ttp kasihi.