Sia-Siakah Kita Bersabar?
Hari ke-27 | 30 Hari Saat Teduh bersama Kitab Yakobus
Baca Pengantar Kitab Yakobus di sini
Baca: Yakobus 5:7-11
5:7 Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.
5:8 Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!
5:9 Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.
5:10 Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.
5:11 Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Aku merasa cukup sudah. Hatiku sangat berat memikirkan hal-hal yang menyakitkan ini. Untuk apa terus membawa rasa sakitku dalam doa jika tidak ada yang akan segera berubah?
Tuhan telah memintaku membawa rasa sakitku kepada-Nya daripada menekannya atau berusaha mengatasinya sendiri dengan cara yang tidak sehat. Saat aku melakukannya, kehadiran Tuhan yang memberi ketenangan terkadang bisa kurasakan begitu nyata. Adakalanya Tuhan juga menunjukkan cara pandang atau pemikiran baru terhadap situasi yang aku hadapi.
Namun malam itu, tidak ada yang terjadi. Aku merasa diliputi oleh kesia-siaan. Rasa sakit itu masih di sana. Aku masih merasa terluka.
Di tengah rasa putus asa dan frustrasi, Tuhan mengingatkanku pada Yakobus 5:7-8 yang berkata, “Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!
Tuhan menunjukkan kepadaku bahwa ketika para petani menabur, hujan tidak langsung datang. Si petani harus menanti turunnya hujan untuk menyirami tanah itu. Hujan musim gugur dan hujan musim semi hanya akan datang pada waktu tertentu, tidak setiap saat.
Pada intinya, kesabaran adalah salah satu karakter yang dibentuk dalam proses menantikan Tuhan dan mempercayai waktu-Nya. Kita belajar untuk tidak menjadi gelisah karena hasil yang tidak segera terlihat.
Yakobus mengingatkan bahwa kita tidak perlu menanti dalam ketidakpastian. Titik akhirnya jelas adalah “kedatangan Tuhan” (ayat 7-8) yang “sudah dekat” (ayat 8). Ada dua pengertian yang aku dapatkan dari ayat ini. Pertama, dalam kedaulatan-Nya, Tuhan berkuasa untuk datang melakukan sesuatu dalam situasi yang sedang kita hadapi di dunia ini. Kedua, bila Tuhan memilih tidak melakukannya, sudah pasti, di akhir sejarah dunia ini Dia akan “menghapus segala air mata” dari mata kita (Wahyu 21:4a). Sebagai orang-orang Kristen, kita semua sangat menantikan waktunya “tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu” (Wahyu 21:4b).
Apa yang kita tabur sekarang dengan air mata itu ibarat benih-benih kecil, tidak ada artinya dibandingkan dengan panen sukacita yang melimpah—karena “hasil yang berharga” dari tanah yang ditabur (ayat 7) Tuhan akan membuat kita menuai hasilnya. Karena di dalam Kristus, Dia akan membawa kita menuai hasil. Di dalam Kristus, “penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal” (2 Korintus 4:17-18).
Bagian Alkitab ini mengakui bahwa menanti-nantikan Tuhan untuk menyembuhkan rasa sakit kita dapat membuat kita gelisah dan tidak bahagia. Namun, bagian ini juga mengingatkan kita: “Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu” (ayat 9).
Ketika diri kita merasa gelisah, takut, atau bergumul dengan cara lain saat menghadapi masalah yang sulit untuk waktu yang lama, kita bisa saja melampiaskan rasa sakit kita dan meluapkan rasa frustrasi kita kepada orang lain. Perasaan itu bisa keluar sebagai rasa iri atau cemburu kepada orang-orang yang menurut kita memiliki hidup lebih baik dari kita. Mungkin juga kita akan tergoda untuk menjadi tidak sabaran atau mudah tersinggung oleh orang lain saat kita berusaha mengatasi perasaan dalam batin kita.
Kita harus menjaga agar cara kita menghadapi situasi sulit tidak menyebabkan kita menaburkan pertikaian dalam hubungan-hubungan kita. Sikap yang “bersungut-sungut” dan menyalahkan saudara-saudara kita, tidaklah menyenangkan Tuhan.
Sebaliknya, kita harus bertekun dalam perjalanan kita sama seperti para nabi Perjanjian Lama. Yakobus mengajar kita, “Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan. Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun” (ayat 10-11a). Bisa bertekun melewati penderitaan adalah sebuah berkat, karena pada akhirnya ketekunan itu akan menghasilkan pengharapan yang tahan uji dalam kasih Tuhan kepada kita (Roma 5:3-5).
Terakhir, Yakobus juga memberitahu kita betapa pentingnya mengingat kehadiran Tuhan yang menyertai kita saat kita bertekun. Ia mengingatkan bagaimana Tuhan datang untuk Ayub, dan bahwa Tuhan itu ada di pihak kita: “Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan” (ayat 11).
Karena Tuhan itu penuh belas kasihan dan rahmat, kita dapat sepenuhnya percaya bahwa Dia berkuasa untuk campur tangan dalam kesulitan yang harus kita hadapi dengan cara yang akan membawa kita menuai sukacita.
Yang perlu kita lakukan adalah bertekun mempercayai hati-Nya untuk kita, dan menantikan Dia menolong kita. —Raphael Zhang, Singapura
Handlettering oleh Robby Kurniawan
Photo credit: Ian Tan
Pertanyaan untuk direnungkan
1. Dalam bidang kehidupan mana saja kamu mengalami kesulitan? Apa yang telah menolongmu untuk lebih sabar menantikan Tuhan dalam bidang-bidang kehidupan tersebut?
2. Apakah cara kamu menantikan Tuhan memunculkan ketegangan atau gesekan dalam hubunganmu dengan orang lain? Jika ya, apa saja yang bisa kamu lakukan secara berbeda?
3. Dalam menghadapi penderitaan, apakah kamu percaya bahwa Tuhan itu ada di pihakmu dan Dia akan datang untuk menolong, sama seperti yang dilakukan-Nya untuk Ayub? Jika kamu ragu, apa yang menurutmu dapat menolongmu untuk memahami karakter Tuhan sebagaimana yang diajarkan Kitab Suci?
Bagikan jawaban atas perenunganmu ini di kolom komentar. Kiranya jawaban sobat muda dapat menjadi inspirasi dan berkat bagi orang lain.
Tentang Penulis:
Raphael Zhang, Singapura | Raphael suka membaca dan menulis, dan dua aktivitas ini dia gunakan sebagai sarana untuk terhubung dengan firman Tuhan. Sejak Raphael dipulihkan oleh Tuhan dari kehancurannya, Raphael bersemangat untuk menolong orang lain agar dapat dipulihkan juga oleh Tuhan yang begitu mengasihi manusia. Raphael juga tergila-gila pada keju, tetapi cinta terbesarnya tetaplah Yesus.
aku sabar Tuhan.
tak usah ku takut sbab Kau sertaku
tak usah ku bimbang Kau didalamku
tak usah ku cemas Kau penhiburku
saat ku lemah Kau kuatku
1. salah1nya bidang pkerjaan. caranya adalah dg berulangkali mngucapkan syukur dan mengingat kembali proses swaktu mncari pkerjaan.
2.ya meskipun terkdg dlm penantian membuat emosi dlm jiwa mrasa ketidakadilan itu sgt nyata. cara berbeda yg Tuhan taruh dlm hati Saya adlh dg bersabar mngerjakan sesuai dg porsi/bagian Saya tahap Demi tahap tanpa harus mmikirkan/mmbandingkan yg jd bagian org lain. mencoba melakukan apa yg sdh Tuhan percayakan pada Saya saat ini.
3.amen. Saya percaya Tuhan pasti menolong. JanjiNya ya dan amen.
1. Dalam kisah mewujudkan cinta kasih yang sudah dijalani..begitu sulit untuk menemukan titik akhir perjalanan cinta..
Yang membuat kuat hanya selalu percaya bahwa Tuhan punya waktu yang paling tepat untuk saya.
2. Iyaa..merusak hubungan saya dng pasangan saya..saya selalu berpikir bahwa dia tidak pernah berusaha untuk mewujudkan mimpi kita berdua..
3. Saya percaya..walaupun terkadang emosi yang lebih menguasai saya..tapii teguran Tuhan itu nyata..sampai saat ini pun materi Saat Teduh hari ini sudah mengingatkan saya bahwa tidak ada penantian yang sia sia jika menanti bersama Yesus.
1. Sy sllu mnglami kslitan dlm bidang ekonomi krn kadang hrus rela tidak mendapat kriman dr orang tua slma brbulan2 krn kk sy kliah. Adik sy kliah.
Tp satu hal yg sllu sy syukuri yaitu Tuhan tdk prnh mmbuat sy brkekurangan. Ktika ada dinas pesiar dn sy hrus than lapar seharian krn tdk pnya uang sama skali Tuhan menolong sy lwt org2 di sktar sy tnpa sy mngemis atapun mngluh ke mreka
2. Tidak
3. Ya, saya percaya karena saya telah mengalaminya sndri bhwa Tuham sllu mnyertai sy ketika sy dlm situasi atau keadaan apa apun.
1.Aku mengalami kesulitan saat mau registrasi aku ngk punya uang sama-sama sekali,orang Tuaku berusaha untuk mencari agar aku segera registrasi.mereka selalu menguatkanku.dan disitulah aku sadar bahwa,mungkin saat ini ngk ada uang itu tapi jika aku dan orang tuaku berjalan bersama-sama dengan maka kami bisa mendapatkan uang itu,dan akhirnya dengan Kuasa Tuhan aku bisa registrasi.
2.aku serahkan diriku sepenuh pada Tuhan biarkan kehendaknya yang terjadi bukan kehendakku yang terjadi.
3.Ya.aku sangat percaya karena dia adalah Kasih dia tidak pernah meninggalkanku dan membuatku menderita, hanya waktunya sajalah yang lama karena sesuai rencananya tapi dia tidak pernah terlambat untuk menyelesaikan masalah yang di hadapi oleh anak-anaknya.
Dalam kehidupan saya saat ini mngalami kesulitan dalam mencari pekerjaan sdh setahun yg lalu Saya lulus tapi belum juga mendapatkan pekerjaan yg sesuai dari Tuhan, dan dlam menjalani hubungan LDR yg sdh cukup lama, jarang ketemuan tidak seperti pasangan lainnya. membuat saya down, terkadang iri dgn sesama dan suka bersungut”. lewat hubungan pribadi dgn Tuhan membuat saya harus lebih sabar lagi dalam menantikan waktu Tuhan, krna Tuhan selalu bekerja dalam kehidupan kita
thankyou for Raphael Zhang, ur reflection very inspire me..cause patient in Jesus its so hard, we cant see what His purpose. when we waiting for long time, but we not see the result,its making me afraid to my self, jealous to friend look success..and i feel not happy, my brains always thinking,thinking everytime for finding an answer..but i forget what is dilligent, i have to forward step by step and persevere for what i do. i do mine, and Jesus do his part..thankyou Jesus
#belajarbahasainggris #Thanks:) #nancy
Tuhan bantu lah hamba mu yg lemah ini dalam menempuhi penderitaan dan pencobaan dunia.Amen.
God is so good, everytime.
saat ekonomi saya turun drastis di situ saya sabar untuk menantikan pertolongan Tuhan. terkadang mencoba meminta tolong pd saudara kandung tp mereka hy meremehkan dan mencemooh. saya hy bs menggunakan lutut saya untuk berdoa kepada Tuhan. dan Puji Tuhan 3 tahun penderitaan itu skrg telah berlalu. Tuhan mulai mengangkat ekonomi saya menjd lbh baik. dan ini bs menjd kesaksian saya bahwa mengandalkan Tuhan lbh baik drpd mengandalkan manusia. cm cukup bertekun dan bersabar. Tuhan akan membuka jalan untuk setiap mslh2 kita. saya sudah membuktikannya. skrg tinggal kalian mencoba. God bless u all
Ajar kami ya Tuhan. amin